Telegram Web
📘 #Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu [1]

🔖Rintangan-Rintangan Yang Menghalangi Penuntut Ilmu dalam Perjalanannya Mendapatkan Ilmu Yang Bermanfaat

🔷Penghalang yang Pertama: Menuntut Ilmu untuk mengharapkan selain wajah Allah Ta'ala.

🖋️Syaikh 'Abdussalam bin Barjas bin Nashir Alu 'Abdul Karim rahimahullāh berkata,

"Sesungguhnya hal yang paling penting untuk diperhatikan bagi seorang penuntut ilmu adalah memperbaiki niat, dan senantiasa memperbaikinya dan menjaganya dari kerusakan niat, karena sesungguhnya keutamaan ilmu hanyalah bisa didapatkan apabila penuntutnya ikhlas hanya untuk mengharapkan wajah Allah Ta'ala, apabila ia mengharap selain wajah Allah maka tidak ada faidah darinya, bahkan ilmu tersebut menjadi ujian dan petaka baginya.

Dan telah diketahui bahwasanya diterimanya amalan itu tergantung kepada keikhlasan dan baiknya amalan tersebut, sebagaimana Firman Allah Ta'ala,

{ وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ .. }

"Padahal mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas memurnikan seluruh agama semata-mata untukNya,.." [Surat Al-Bayyinah: 5]

Maka apabila penuntut ilmu tujuannya untuk mendapatkan dunia, sungguh ia telah bermaksiat kepada Rabb-Nya, membuat lelah dirinya, kembali dengan dosanya, dan tidaklah dunia akan datang kepadanya kecuali sebatas yang telah ditakdirkan untuknya.

Al-Hasan rahimahullāh berkata,
"Barangsiapa yang menuntut ilmu karena mengharapkan akhirat maka ia akan mendapatkannya, dan barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendapatkan dunia maka itulah jatah bagian yang dia dapatkan dari ilmunya."

Imam Az-Zuhri berkata,
"(maksudnya) Maka itulah bagian untuknya dari dunia."

Dan dalil yang lebih jelas dari hal tersebut adalah dari sabda Nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu,

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya dia cari dengannya untuk mengharapkan wajah Allah, namun ia tidaklah menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mendapatkan bagian dari dunia, maka ia tidak akan mencium bau wangi surga di hari kiamat."

📘['Awaiq Ath-Tholab karya Syaikh 'Abdussalam bin Barjas rahimahullāh halaman 10-11].


————— 

• *Channel Al-Wasiyyah*
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
#Bidah_dan_Perkara_Baru_dalam_Agama [3]

🟢 Apakah benar Nabi ﷺ lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal?

💡 Asy-Syaikh Ibn Utsaimin -رحمه الله- menjelaskan,

♻️ “Dari segi sejarah, tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa Nabi ﷺ lahir pada malam tanggal 12 Rabiul Awal, atau pada siang hari tanggal 12 Rabiul Awal. Bahkan, beberapa ahli astronomi kontemporer menyatakan bahwa Nabi ﷺ sebenarnya lahir pada tanggal 9 Rabiul Awal. Oleh karena itu, dari segi sejarah tidak benar bahwa kelahiran Nabi pada tanggal 12 atau malam 12 Rabiul Awal.”

📗 [Fatāwā Nūr 'Ala Ad-Darb (375)]

💡Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -رحمه الله- juga menambahkan,

♻️ “Jika mereka berkata: kami mengadakan perayaan ini untuk mengenang Nabi ﷺ, maka:

🔘 Pertama, tidak ada bukti shahih yang menyebutkan bahwa Nabi ﷺ lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.

🔘 Kedua, bahkan jika (tanggal) itu benar, mengenang Nabi ﷺ dilakukan berulang kali setiap hari. Bukankah kaum Muslimin setiap hari mengucapkan kalimat,

'أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله'

(Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) dalam adzan?

Tentu saja, dan setiap kali seseorang shalat, ia membaca tasyahud dan mengucapkan,

'السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ الله الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ’

(Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurahkan atasmu, wahai Nabi. Semoga keselamatan juga atas kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).

↩️ Jadi, mengingat (Nabi ﷺ) selalu ada dalam hati seorang mukmin, dan tidak terbatas pada malam tertentu. Namun, karena banyak orang tidak mengetahui hal ini dan tidak memahami bahaya bid'ah, maka merekapun terus melakukannya. Meskipun begitu, saya optimis -walhamdulillah- bahwa banyak orang saat ini, terutama kalangan pemuda, telah mengetahui bahwa bid'ah ini tidak memiliki dasar atau kebenaran/fakta.”

📗 [Al-Liqā' Al-Syahri (66)]

————— 

• Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
#Silsilah_Fatāwā_Aqidah [13]

🔸 Apa Saja Rukun Iman?

✍🏻 Asy-Syaikh Ibn Utsaimin -رحمه الله- menjelaskan:

"Rukun iman yang dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ ada enam, seperti yang telah diketahui. Beliau ﷺ menjawab pertanyaan Jibril: ‘Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir, baik dan buruknya.’ Kami akan membahas keenam rukun ini karena hal ini merupakan perkara yang penting:

1️⃣ Iman kepada Allah
Iman kepada Allah mencakup empat hal: beriman akan keberadaan-Nya, beriman kepada rububiyah-Nya, beriman kepada uluhiyah-Nya, dan beriman kepada nama-nama serta sifat-sifat-Nya.

🔸 Beriman dengan keberadaan Allah:
Ini adalah keyakinan sepenuhnya bahwa Allah Ta’ala itu ada. Tidak ada seorang pun yang mengingkari keberadaan Allah -'Azza wa Jalla- kecuali karena sombong (keras kepala). Sebab, setiap orang yang berakal tidak mungkin mengklaim bahwa alam semesta ini muncul begitu saja, atau tercipta tanpa adanya pencipta. Karena ini mustahil secara akal. Jadi, beriman dengan keberadaan-Nya, atau dengan ungkapan yang lebih tepat, keberadaan Allah -‘Azza wa Jalla-, hal ditunjukkan (didukung) oleh semua bukti: akal, fitrah, inderawi, dan bukti syariat. Keempat bukti tersebut semuanya menunjukkan akan keberadaan Allah -‘Azza wa Jalla-."

▪️Adapun bukti dari akal: kita menyaksikan keberadaan alam semesta ini dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya, yang tidak mungkin dapat diciptakan oleh makhluk mana pun. Keberadaaan alam semesta ini, langit, bumi, bintang-bintang, gunung-gunung, sungai-sungai, pohon-pohon, makhluk hidup yang berbicara, hewan-hewan, dan lain-lain, dari mana semua itu berasal? Apakah alam ini tercipta secara kebetulan? Apakah muncul tanpa pencipta? Ataukah ia menciptakan dirinya sendiri? Ini tiga kemungkinan, dan tidak ada lagi kemungkinan yang lain dan semuanya batil kecuali yang kemungkinan keempat, yaitu al haq (yakni, bahwa alam ini diciptakan oleh pencipta, dan Dia adalah Allah, -pent)

• Adapun anggapan bahwa alam semesta ini muncul secara kebetulan, hal ini ditolak oleh akal dan kenyataan, Sebab, makhluk-makhluk besar (dan luar biasa, -pent) ini tidak mungkin muncul begitu saja secara kebetulan. Setiap jejak pasti ada yang membuat jejak tersebut, dan keberadaan makhluk-makhluk yang luar biasa ini dengan keteraturan dan keharmonisan yang sempurna tanpa adanya benturan, tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Karena pada umumnya, sesuatu yang terjadi secara kebetulan cenderung memiliki perubahan-perubahan yang tidak teratur, sebab semuanya terjadi tanpa perencanaan.

•Adapun anggapan bahwa alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri, jelas merupakan hal yang mustahil. Sebab, sebelum alam semesta ini ada, ia bukanlah sesuatu, melainkan ketiadaan. Dan ketiadaan tidak mungkin menciptakan apapun.

• Adapun anggapan bahwa alam semesta ini tercipta tanpa pencipta, itu sama saja dengan mengklaim bahwa alam semesta muncul secara kebetulan, dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini mustahil.

⏩️ Kemungkinan yang tersisa adalah bahwa alam semesta ini pasti diciptakan oleh Pencipta, yaitu Allah -'Azza wa Jalla-, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:

{أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ * أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لا يُوقِنُونَ} [الطور: ٣٥-٣٦].
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah mereka yang menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak yakin (dengan apa yang mereka katakan).” [QS. At-Thūr: 35-36]

Dengan demikian, akal sehat menunjukkan bahwa alam semesta ini adalah bukti keberadaan Allah -'Azza wa Jalla-.

▪️ Adapun bukti dari fitrah tentang keberadaan Allah lebih jelas daripada memerlukan bukti tambahan, karena manusia secara fitrahnya beriman kepada Rabb-nya. Nabi ﷺ bersabda:

«كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه»

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Oleh karena itu, jika seseorang di dunia ini tiba-tiba mengalami suatu kejadian yang berbahaya bagi dirinya, dia akan spontan mengucapkan 'Ya Allah' atau 'Ya Rabb,' atau kata-kata serupa. Ini menunjukkan bahwa secara naluriah, manusia diciptakan dengan fitrah yang meyakini keberadaan Allah -'Azza wa Jalla-."

▪️ Adapun bukti konkrit tentang keberadaan Allah, betapa sering kita mendengar tentang pengabulan doa oleh Allah -Ta’ala-, dan betapa sering doa seseorang dikabulkan. Betapa banyak orang yang berdoa kepada Allah dan berkata: ‘Ya Rabb,’ lalu dia melihat jawabannya tepat di depan matanya. Dalam Al-Qur’an, ada banyak contoh dari hal ini, seperti firman-Nya -Ta’ala-:

{وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ * فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ} [الأنبياء: ٨٣-٨٤]

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya: ‘Sungguh, aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang dari semua penyayang. Maka Kami pun mengabulkan (doanya) dan Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya.” [QS. Al-Anbiya: 83-84]

Di dalam sunnah terdapat banyak contoh serupa. Berapa banyak orang yang berdoa kepada Rabbnya dan kemudian dia mendapatkan jawabannya. Ini adalah bukti nyata tentang keberadaan Allah -'Azza wa Jalla-.

▪️ Adapun bukti dari syariat, terlalu banyak untuk dihitung. Seluruh Al-Qur'an dan semua hadis yang shahih dari Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, baik yang berisi hukum maupun berita, semuanya menunjukkan keberadaan Allah -'Azza wa Jalla-. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an yang mulia:

{أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً}

“Apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an? Sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari Allah, mereka pasti akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya.” [QS. An-Nisa: 82].

Ini adalah salah satu bukti yang terkandung dalam iman kepada Allah, yaitu beriman kepada keberadaan-Nya. Sedangkan untuk iman kepada rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya, penjelasan terperinci tentang hal ini sudah kita bahas saat menjelaskan tiga jenis tauhid.

📚 [Fiqh Al-Ibādāt (hal: 28-31)]

—————

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
#Silsilah_Penting_Untuk_Diketahui [3]

🔖 Wajib menggerakkan cincin saat berwudhu jika cincin tersebut sempit (melekat kuat, -pent)

✍🏻 Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -رحمه الله- berkata:

“Jika cincin itu sempit, maka harus digerakkan, karena jika tidak digerakkan, air tidak akan mencapai bagian yang tertutup cincin…”

📚 [Liqā’ Al-Bāb Al-Maftūḥ (232)]

—————

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
🌴#Silsilah_Sirah_Nabawiyah [18]

Pada tahun ketiga Hijriyah, terjadi beberapa pertempuran penting, di antaranya: Pertempuran Bani Qainuqa’ dan Pertempuran Uhud, serta ditetapkannya beberapa hukum, seperti tidak dilaksanakan shalat jenazah untuk para syuhada dan dibolehkannya tipu daya dalam perang.

——————
🌴Soal 46/ Apa yang terjadi pada tahun ketiga hijriyah dari peperangan (ghazwah)?

Jawab/
“Pada tahun itu terjadi Pertempuran Dzu Amr, beliau tinggal selama bulan Safar, kemudian Pertempuran Fur’ pada akhir Rabiul Awal, Pertempuran Bani Qainuqa’ di mana beliau berhasil mengalahkan mereka. Namun, sekutu mereka, Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin kaum munafik, menghalanginya, lalu mereka dibebaskan atas permintaannya. Pada tahun itu juga terjadi Pertempuran Uhud di pertengahan bulan Syawal, dan beberapa hukum ditetapkan, seperti ditinggalkannya shalat jenazah untuk para syuhada, penguburan mereka dengan pakaian dan darah mereka, diperbolehkannya mengubur lebih dari satu orang dalam satu kubur karena kondisi darurat, serta penguburan mereka di tempat mereka terbunuh. Setelah itu terjadi Pertempuran Hamra’ al-Asad, dan terkait hal itu diturunkan ayat dari Surat Ali Imran dari firman Allah:

﴿وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ﴾

“Dan (ingatlah) ketika kamu berangkat pada pagi hari dari rumah keluargamu untuk menempatkan orang-orang mukmin pada posisinya untuk berperang’

hingga firman-Nya:

﴿مَّا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنتُمْ عَلَيْهِ﴾

‘Allah tidak akan membiarkan orang-orang beriman dalam keadaan yang kalian berada padanya’ [Ali Imran: 121-179].”

🌴Soal 47/ Apa saja yang terjadi pada tahun itu dari segi ekspedisi militer(Sariyah)?

Jawab/
“Pada tahun itu terjadi ekspedisi Zaid bin Haritsah untuk menghadang kafilah dagang Quraisy dan ia berhasil merampas harta kafilah tersebut pada bulan Jumadil Akhir. Juga terjadi ekspedisi Muhammad bin Maslamah bersama empat orang lainnya untuk membunuh Ka’b bin Al-Asyraf, dan mereka berhasil membunuhnya. Pada tahun itu juga ditetapkan hukum dibolehkannya tipu daya dalam perang.”


📗[Amaliy fi Sirah Nabawiyah - oleh Sheikh Hafiz Al-Hakami -rahimahullah-].

——————
•Al-Wasiyyah INA
http://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
#Silsilah_Sedekah_yang_Tidak_Berupa_Harta [10]

🎗 Berjalan Menuju Shalat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap langkah yang engkau tempuh menuju shalat adalah sedekah.”

📚 [Muttafaqun ‘Alaih]

—————

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
#Silsilah_Penting_Untuk_Diketahui [4]

🔖 Allah Ta’ala memberikan keutamaan besar terhadap pengasuhan anak perempuan

✍🏻 Rasulullah ﷺ bersabda:

“Siapa yang memiliki tiga anak perempuan dan bersabar merawat mereka, memberikan makan, minum, serta pakaian dari hasil usahanya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka di hari kiamat.”

Dan dalam riwayat lain disebutkan: “Atau dua anak perempuan.”

📚 [HR. Ibnu Majah (3669)]

————— 

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
📘#Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu (2)

🔹Penghalang Kedua: Meninggalkan Amalan

🖋️Dikatakan oleh Syaikh Abdus Salam bin Barjas bin Nashir Alu 'Abdul Karim rahimahullah:

"Meninggalkan amalan terhadap ilmu terbagi menjadi dua macam:

1. Pertama: Meninggalkan kewajiban-kewajiban syari'at dan tidak meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan. Ini merupakan dosa besar, dan pelakunya terancam dengan ayat-ayat dan hadis-hadis yang mengancam akibat meninggalkan beramal dengan ilmu.

2. Kedua: Meninggalkan amalan-amalan yang sunnah dan tidak menghindari hal-hal yang makruh. Perbuatan seperti ini terkadang dicela, tetapi tidak termasuk dalam hadis-hadis ancaman. Namun, seorang alim dan penuntut ilmu seharusnya menjaga amalan-amalan sunnah dan menghindari hal-hal yang makruh, Wallahu a'lam.

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Orang yang paling merugi adalah yang menyia-nyiakan umurnya dalam ilmu yang tidak diamalkan, sehingga ia kehilangan kenikmatan-kenikmatan dunia dan kebaikan-kebaikan akhirat; dan ia datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut dengan kuatnya hujjah/argumentasi yang menjatuhkannya."

📘 ['Awaiq Ath-Tholab karya Syaikh Abdus Salam bin Barjas rahimahullah, hlm.(23-24)].

—————

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
📘#Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu [3]

🔹Penghalang Ketiga: Mengandalkan Buku Tanpa Merujuk kepada Para 'Ulama

Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas bin Nashir Alu 'Abdil Karim rahimahullah berkata:

"Beberapa penuntut ilmu memandang dirinya mampu mengambil ilmu dari buku tanpa merujuk kepada para ulama untuk menjelaskan ungkapan-ungkapan di dalamnya dan mencari sendiri jawaban untuk hal-hal yang samar bagi mereka. Kepercayaan diri ini adalah penyakit, dan kita sering melihat mereka yang terjangkit hal ini menjadi korban yang tersungkur dan jauh dari para ulama. Betapa banyak kesalahan mereka, dan betapa jauh mereka dari keberhasilan memahami, serta betapa jelek kontradiksi mereka .

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: ''Siapa yang mempelajari secara dalam hanya dari isi buku saja niscaya akan banyak menyia-nyiakan hukum-hukum.'' Sebagian dari para 'ulama juga berkata: ''Salah satu bencana terbesar adalah menjadikan lembaran-lambaran sebagai guru'', yaitu mereka yang belajar hanya dari buku."

📘['Awaiq Ath-Tholab karya Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas rahimahullah hlm.(25)]

—————

*Channel Al-Wasiyyah*
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
#Silsilah_Fatāwā_Aqidah [14]

🔸 Siapakah Para Malaikat Itu?

✍🏻 Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- berkata:

"Adapun iman kepada para malaikat maka mereka adalah alam gaib yang Allah ‘Azza wa Jalla ciptakan dari cahaya, dan Allah jadikan mereka selalu patuh pada perintah-Nya, Allah Ta’ala berfirman:

 {يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ} [الأنبياء: ٢٠]

“Mereka bertasbih siang dan malam tanpa henti.” [Al-Anbiya: 20]

{لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}  [التحريم: ٦]

“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim: 6]

Dan mereka terdiri dari berbagai macam golongan dalam pekerjaan, tugas, dan tingkatan yang berbeda-beda.

↪️ Adapun Jibril -عليه السلام- ditugaskan untuk menyampaikan wahyu, ia turun dengan membawa wahyu dari Allah -Ta'ala- kepada para rasul Allah, sebagaimana firman Allah Ta'ala:

 {نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ * عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ * بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ} [الشعراء: ١٩٣-١٩٥]

“Ruh yang terpercaya itu membawa (wahyu) ke dalam hatimu agar engkau menjadi salah satu pemberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.” [Asy-Syu’ara: 193-195],

dan juga firman-Nya:
 {قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ}  [النحل: ١٠٢]

{Katakanlah, ‘Ruhul Qudus menurunkannya dari Rabb-mu dengan membawa kebenaran} [An-Nahl: 102].

Nabi ﷺpernah melihat Jibril dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali; beliau melihatnya sekali dalam bentuk aslinya dengan enam ratus sayap yang membentang memenuhi ufuk.”

🔸 Mikail adalah salah satu malaikat yang agung, yang Allah ‘Azza wa Jalla memberinya tugas untuk mengatur al-qathr dan an-nabāt. Al-qathr adalah al mathar (air hujan), sedangkan an-nabāt adalah tanaman yang tumbuh di bumi berkat air hujan.

🔸 Israfil juga termasuk malaikat yang agung, dan Allah ‘Azza wa Jalla memberi tugas kepadanya untuk meniup sangkakala, dan dia juga salah satu dari para pemikul 'Arsy yang agung.

Ketiga malaikat ini selalu disebut oleh Nabi ﷺ dalam pembukaan shalat malam. Beliau ﷺ mengucapkan dalam doa iftitah pada shalat malam:

اللَّهمَّ ربَّ جبريلَ وميكائيلَ وإسرافيلَ فاطرَ السَّمواتِ والأرضِ عالِمَ الغيبِ والشَّهادةِ أنتَ تحكُمُ بينَ عبادِكَ فيما كانوا فيهِ يختلِفونَ اهدِني لما اختُلِفَ فيهِ منَ الحقِّ بإذنِكَ إنَّكَ تهدي من تشاءُ إلى صِراطٍ مستقيمٍ

“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Engkau-lah yang memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Mu dalam apa yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk pada kebenaran dalam perkara yang diperselisihkan, dengan izin-Mu, karena Engkau-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.”

Ketiga malaikat ini disebutkan karena masing-masing ditugaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan, dan bangun dari tidur juga dianggap sebagai bentuk kehidupan. Maka, sejauh yang kita ketahui, ketiganya adalah yang paling utama di antara para malaikat.

🔸 Di antara para malaikat juga terdapat Malaikat Maut, yang ditugaskan mencabut nyawa makhluk hidup, serta dua malaikat lainnya yang selalu mendampingi manusia, mencatat amal perbuatan mereka, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Ada juga para malaikat yang ditugaskan untuk mencari majelis-majelis dzikir. Bagi yang ingin mempelajari lebih jauh, maka hendaklah merujuk pada apa yang telah dijelaskan oleh para ulama terkait hal ini.”

📚 [Fiqh Al-'Ibādāt (hal: 33-34)]

—————

Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
📮 بــــــــــــشــــــــــــرى📮


    هـــلــمّـــي يــا طـــالــبـــة الــعــلــم

↩️ يسر إدارة الوصية للبناء العلمي وتحت إشراف الأستاذة هيفاء عبد الله الرشيد -حفظها الله-، أن تعلن عن إقامة مدارسةٍ في شرح العقيدة الواسطية، وهو كتابٌ من أنفس وأفضل الكتب التي صنفت في عقيدة أهل السنة والجماعة، حتى سماها جمعٌ من أهل العلم بزبدة عقيدة أهل السنة والجماعة.


🔴آلـــــيــــــة الـــبـــرنـــامــــج:

١- تتم دراسة هذا المتن من خلال شرح الشيخ سليمان الرحيلي حفظه الله.

٢- يتم إرسال درس واحد أسبوعياً، ونظام كل أسبوع كالآتي:

🔺 أ- يوم الأحد: يتم إرسال الدرس للشيخ سليمان الرحيلي حفظه الله.

🔻 ب- يومي الإثنين والثلاثاء:
للاستماع، ستكون فرصةٌ للاستماع إلى الدرس.

🔺 ج- يوم الأربعاء:
للمراجعة، سيتم نشر خمسة أسئلة بالقناة عن طريق الإستفتاء، والتصحيح ذاتي.

🔻 د- يوم الخميس:
للاختبار، بحيث يتم إرسال رابط لاختبار إلكتروني، والتصحيح ذاتي.

٣- يشترط المواظبة على سماع الدروس، والإجابة على جميع أسئلة الاختبارات.

🔴مـــمـــيــزات الــبــرنـــامــج:

🗞منح إجازة من الشيخ سليمان الرحيلي -حفظه الله- لمن اجتازت جميع الاختبارات، وذلك في نهاية البرنامج إن شاء الله.

🗓تنطلق الدورة الأحد القادم الموافق لـ (١٥ جمادى الأولى ١٤٤٦ هـ) إن شاء الله.

•نسأل الله التوفيق والسداد، والهداية والرشاد.

📮انشرن الإعلان بارك الله فيكن، فالدال على الخير كفاعله.


↩️الوصيَّة للبناء العلمي:
https://www.tgoop.com/AlWasiyyah1

═══ ❁❁❁ ═══
•لمتابعة الدروس المباشرة والمعادة للأستاذة هيفاء عبد الله الرشيد -حفظها الله- على قناة الوصيّة للعلوم الشّرعيّة:
https://www.tgoop.com/AlWasiyyah
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
🎉بشــــــــــرى ســــــــــــارة🎉

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
يسر قناة الوصية للبراعم تحت إشراف الأستاذة هيفاء بنت عبد الله الرشيد
أن تقدم لكم:

📖بَــرْنَـامَــج المُتفــقّــه الصَّغِيــــر📖

ويَتَضمَّنُ هذا البَرنامج، بعض المُتُونِ العلمية؛ ومنها:

🏖مَتْن: المَنْظُومَةُ اللاَّمِيَّةُ في الأُصُولِ الاعتِقَادِيَّةِ لِشَيْخِ الإسْلامِ ابْنِ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ ﷲ

🏖مَتْن: شُرُوطُ لَا إلَهَ إلَّا ﷲ وَأدِلَّتُهَا للشَّيْخِ مُحَمَّدٍ بنِ عَبْدِ الوَهَّاب رَحِمَهُ ﷲ

🏖مَتْن: عِشْرُونَ حَدِيثًا مِنَ الأرْبَعِين النّوَوِيّة
للإمَامِ ابنِ رَجَبٍ رَحِمَهُ ﷲ


🏖مَتْن: نَوَاقِضُ الإسْلامِ للشَّيْخِ مُحَمَّدٍ بنِ عَبْدِ الوَهَّاب رَحِمَهُ ﷲ

ويَكفِي طالِبَ العِلْمِ شرَفًا أنّه يَسِيرُ في الطرِيق، المُؤدِّي إلى الجنّة.
عَنْ أَبي الدَّرْداءِ، -رضي الله عنه-، قَال: سمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -ﷺ-، يقولُ: "منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَريقًا إِلَى الجنةِ، وَإنَّ الملائِكَةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتَهَا لِطالبِ الْعِلْمِ رِضًا بِما يَصْنَعُ".
📚 [رواه أبو داود والترمذيُّ].

▫️الفئة العمرية:
🚗 الأبطال: من ٧ سنوات إلى ١٢ سنة
🌸 الأميرات: من ٧ سنوات إلى ١٥ سنة

⭐️ مميــــــزات البرنــامــــــج:

📝 التــفقــــه في أمــور الديــــن

📝 شهادة شكر لمن يجتاز المتون المقررة

✈️ لمزيد من التفاصيل يرجى الاشتراك في القناة
••┈••┈••┈••┈••┈••
⬅️الوصية للبراعم الصغار
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahBR
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
📘#Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu[4]

🔹Penghalang Keempat: Mengambil Ilmu dari yang Muda

🖋️ Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas bin Nashir Ālu 'Abdil Karim rahimahullah berkata:

"Wahai para penuntut ilmu, apabila kalian ingin mendapatkan ilmu dari sumbernya, maka ambillah dari 'ulama-'ulama besar yang jenggot mereka telah memutih, tubuh dan kekuatan mereka telah melemah karena menuntut ilmu dan mengajarkannya. Bersamailah mereka terus sebelum kalian kehilangan mereka, dan galilah perbendaharaan mereka (yakni ilmu mereka, pent) sebelum terkubur bersama mereka, karena sungguh pada malam yang gelap-gulita bulan purnama itu dicari."

📘['Awaiq Ath-Thalab karya Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas rahimahullah hal.(23)].

————— 

*Channel Al-Wasiyyah*
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
📘 #Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu[5]

🔷 Penghalang Kelima: Tidak Bertahap dalam Menuntut Ilmu

🖋 Syaikh 'Abdussalam bin Barjas bin Nashir Alu 'Abdulkarim rahimahullah berkata:

“Az-Zubaidi menukil sebuah pernyataan dari kitab Adz-Dzari'ah, tentang beberapa usaha ikhtiar dan tugas yang harus dilakukan oleh seorang pelajar: Wajib bagi setiap pencari ilmu, untuk tidak terjun dalam suatu disiplin ilmu sampai dia memahami terlebih dahulu disiplin ilmu yang sebelumnya secara berurutan, sehingga ia bisa memenuhi kebutuhannya, karena bertumpuknya ilmu dalam pendengaran itu menyesatkan dalam pemahaman.
Oleh karenanya, Allah Ta'ala berfirman:

﴿ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦۤ ﴾
Orang-orang yang telah Kami beri kitab terhadap mereka, mereka membaca kitab ini dengan sebenar-benarnya bacaan. [QS.Al-Baqarah: 121]

"Membaca kitab dengan sebenar-benarnya" maknanya adalah tidak meninggalkan suatu disiplin ilmu sampai ia menguasai ilmu tersebut dengan benar baik secara teori (pemahaman) maupun praktik (pengamalan). Oleh karenanya sesuatu yang lebih penting harus didahulukan kemudian yang kadar pentingnya di bawah itu tanpa mengabaikan urutan-urutannya.

Sungguh kebanyakan orang terhalang/ gagal untuk sampai pada tujuan karena mengabaikan dasar-dasar ilmu (kaidah ini). Padahal seharusnya ia memiliki tujuan dalam setiap ilmu yang ia pelajari untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, hingga sampai kepada puncaknya. Dan tadarruj (bertahap dalam belajar) ada 2 hal:
🔹 Pertama: Bertahap antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu
yang lainnya.
🔹 Kedua: Bertahap dalam satu disiplin ilmu itu sendiri.
Dan kedua hal ini bergantung pada kesungguhan guru dan kondisi tempat belajar."

📘 ['Awaiq Ath-Thalab karya Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas rahimahullah hal.(35-36) ]

—————

*Channel Al-Wasiyyah*
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
📘 #Silsilah_Penghalang_dalam_Menuntut_Ilmu [6]

🔷 Penghalang Keenam: Tertipu (dengan Diri Sendiri), 'Ujub (Bangga Diri), dan Takabbur (Sombong)

🖋 Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas bin Nashir Alu 'Abdil Karim rahimahullah berkata:

"Maksiat kepada Allah Ta'ala adalah penghalang untuk memperoleh ilmu syar'i, karena ilmu adalah cahaya dari Allah yang Dia anugerahkan ke dalam hati siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan tidaklah cahaya dan kegelapan dapat bersatu dalam satu hati. Oleh karena itu, Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata, “Sesungguhnya aku benar-benar mengira bahwasanya seseorang lupa atas ilmu yang telah ia pelajari adalah akibat dari dosa yang ia perbuat.”
Dan semoga Allah merahmati Imam Syafi'i yang berkata,

“Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku,
Maka dia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat,
Dan dia memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya,
Dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada orang yang bermaksiat."

Dan sesungguhnya salah satu hal yang paling buruk yang terdapat pada diri seorang penuntut ilmu dari maksiat —dan semua maksiat itu buruk— adalah takabbur (sombong), merasa lebih tinggi, dan 'ujub (bangga diri). Sehingga ia merendahkan orang lain, meninggikan dirinya di atas mereka, berjalan dengan angkuh, berbicara dengan sombong, dan semisalnya dari sifat-sifat 'ujub yang telah Allah Ta'ala larang dalam firman-Nya,

﴿ وَ لَا تَمۡشِ فِی ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالࣲ فَخُورࣲ ﴾
"Maka janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman : 18)

Makna Al-Marah adalah sombong atau angkuh.

📘 ['Awa'iq Ath-Thalab karya Syaikh 'Abdus Salam bin Barjas rahimahullah (hal. 49-50).

—————

• *Channel Al-Wasiyyah*
@AlWasiyyahINA
https://www.tgoop.com/AlWasiyyahINA
2025/01/03 05:12:59
Back to Top
HTML Embed Code: