Telegram Web
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Kalender / Hari Ahad
6 Jumadil Akhir 1446 H
8 Desember 2024 M

“Hadis Hari Ini”
Dari Abdullah bin Ja’far radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Ketika berita wafatnya Ja’far sampai, Rasulullah ﷺ bersabda: (Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena telah datang kepada mereka sesuatu yang menyibukkan mereka).
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

“Masalah”
Disunnahkan bagi tetangga si mayit dan kerabat jauh untuk membuatkan makanan bagi keluarga si mayit yang cukup untuk sehari semalam, dan mereka dianjurkan untuk mendesak keluarga mayit agar makan, karena kesedihan biasanya menghalangi mereka, yang dapat melemahkan tubuh mereka dan menghilangkan nafsu makan.

Tidak sepatutnya keluarga si mayit dibebani untuk menyediakan makanan dan menjamu orang-orang yang datang, seperti yang sering terjadi di masyarakat, terutama jika mereka tidak cukup mampu. Karena mereka telah sibuk dengan kesedihan mereka, maka janganlah kita menyibukkan mereka dengan urusan menjamu tamu. Sebaliknya, lebih dianjurkan bagi orang lain untuk membuatkan makanan bagi mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam hadis di atas (Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far…).

Namun, jika ada tamu yang datang dari tempat jauh, maka mereka harus dijamu sesuai kemampuan. Jika keluarga mayit mampu, mereka dapat menjamu; jika tidak, orang lain yang mampu dianjurkan untuk menjamu tamu tersebut, yang lebih baik agar tidak menyibukkan keluarga mayit. Sebab, menjamu tamu umumnya lebih disyariatkan pada saat kegembiraan, bukan pada kesedihan. Maka, tidak dianjurkan bagi keluarga mayit untuk menyiapkan jamuan.

Bahkan, jika makanan tersebut dibuat dari harta warisan si mayit, sedangkan ada ahli waris yang masih anak-anak, maka haram hukumnya membuat makanan dari harta tersebut. Haram pula bagi siapa saja yang mengetahuinya untuk memakan makanan tersebut. Terdapat banyak hadis dan nash yang mencela kebiasaan membebani keluarga mayit untuk menyediakan makanan.

📋 Disusun oleh: Ribath al-Haddar untuk Ilmu Syariah (di Taiz).
فائدة ((دعاء لسعة الرزق وقضاء الدين))

هٰذا الدُّعاءُ كَتَبَهُ الحَبِيبُ عبدُ اللهِ بنُ عَلوِي الحَدَّادِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، لَمَّا طَلَبَ مِنهُ بَعضُ تَلامِذَتِهِ دُعَاءً لِسَعَةِ الرِّزْقِ وَقَضَاءِ الدَّينِ.
إذَاعَةُ حَاوِي الخَيرَاتِ:
(فَائِدَةٌ) عَن سَيِّدِنَا الحَبِيبِ العَلَّامَةِ الحَبِيبِ عبدِ اللهِ بنِ عَلوِي بنِ مُحَمَّد الحَدَّادِ نَفَعَنَا اللهُ بِهِ، لَمَّا طَلَبَ مِنهُ بَعضُ تَلامِذَتِهِ دُعَاءً لِسَعَةِ الرِّزْقِ وَقَضَاءِ الدَّينِ كَتَبَ لَهُ هٰذَا الوِردَ:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيمِ، حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ، إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، آمَنتُ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَومِ الآخِرِ وَبِالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ اكفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعصِيَتِكَ، وَبِفَضلِكَ عَمَّن سِوَاكَ، أَسْأَلُكَ رِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا صَالِحًا، وَأَسْأَلُكَ العَافِيَةَ فِي الدُّنيَا وَالآخِرَةِ، وَالوَفَاةَ عَلَى الإِسْلَامِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
يُقَالُ صَبَاحًا وَمَسَاءً.
انْتَهَى، وَاللهُ أَعْلَمُ.

Keutamaan (Doa untuk Kelapangan Rezeki dan Pelunasan Utang):

Doa ini ditulis oleh Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad radhiyallahu ’anhu ketika sebagian muridnya memintanya sebuah doa untuk kelapangan rezeki dan pelunasan utang.

Dikutip dari “Iza’ah Hawi Al-Khairat”:

(Keterangan): Dari Sayyiduna Habib Al-Allamah Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad (semoga Allah memberikan manfaat kepada kita melalui beliau), ketika beberapa muridnya meminta doa kelapangan rezeki dan pelunasan utang, beliau menuliskan wirid berikut untuk mereka:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Cukuplah Allah bagiku, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung. Sungguh, kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, tiada kekuatan kecuali dengan Allah. Aku beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, serta takdir yang baik maupun yang buruk. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki yang halal agar aku tidak membutuhkan yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu agar aku tidak bermaksiat kepada-Mu, dan dengan keutamaan-Mu agar aku tidak bergantung pada selain-Mu. Aku memohon kepada-Mu rezeki yang baik dan amal yang saleh, serta aku memohon kepada-Mu kesehatan di dunia dan akhirat, dan wafat dalam Islam, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.

Wirid ini dianjurkan dibaca pada pagi dan sore hari.

Selesai, dan Allah Maha Mengetahui.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
📜 حَدِيثُ كُلِّ يَوْمٍ
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
٧ / ٦ - جُمَادَى الآخِر / ١٤٤٦
الأَحَد ٨ / ١٢ / ٢٠٢٤

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا)
وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى
وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا
رَوَاهُ البُخَارِي

سَنَرْحَلُ وَيَبْقَى الأَثَرُ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
📜 Hadis Harian
Insya Allah
7/6 - Jumadil Akhir, 1446 H
Ahad, 8 Desember 2024

Dari Sahal bin Sa’ad
radhiyallahu ‘anhu, berkata:
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Aku dan orang yang mengasuh anak yatim berada di surga seperti ini.
Lalu beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, serta merenggangkan keduanya.
(Hadis diriwayatkan oleh Bukhari).

Kita akan pergi, tetapi jejak amal akan tetap abadi.
قالَ الإِمامُ النَّوَوِيُّ في شَرْحِهِ على صَحِيحِ مُسْلِمٍ:
(أَجْمَعَ أَهْلُ السُّنَّةِ أَنَّهُ لا يَنْعَزِلُ السُّلْطَانُ بِالْفِسْقِ)،
ذَلِكَ لِأَنَّ ضَرَرَ الْفِتْنَةِ الَّتِي قَدْ تَنْشَأُ عَنْ عَزْلِهِ يُفَاقِ فِي الْغَالِبِ ضَرَرَ بَقَائِهِ مُتَلَبِّسًا بِالْفِسْقِ
Imam An-Nawawi dalam syarahnya atas Shahih Muslim berkata: (“Ahli Sunnah telah sepakat bahwa seorang penguasa tidak dilengserkan karena kefasikannya”), karena kerusakan akibat fitnah yang mungkin timbul dari pelengserannya biasanya lebih besar daripada kerusakan yang disebabkan oleh tetapnya ia dalam keadaan fasik.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
📜 حديث كل يوم
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
8 / 6 - جُمَادَى ٱلثَّانِي / 1446
ٱلْإِثْنَيْنِ 9 / 12 / 2024

عَنْ أَبِي عَبْدِ ٱلرَّحْمٰنِ عَبْدِ ٱللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَىٰ رَسُولِ ٱللَّهِ صَلَّىٰ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُحْكِي نَبِيًّا مِنَ ٱلْأَنْبِيَاءِ، صَلَوَاتُ ٱللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ، ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ ٱلدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، يَقُولُ:
اللَّهُمَّ ٱغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
متفق عليه

سَـنَرْحَلُ وَيَبْقَى ٱلْأَثَرُ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
📜 Hadis Harian
Insya Allah
8/6 –Jumadal Akhir 1446
Senin,9/12/2024

Dari Abi Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra,beliau berkata:
Seolah-olah aku melihat Rasulullah ﷺ sedang menceritakan seorang Nabidari para Nabi,semoga salawat dan salam Allah atas mereka.Nabi itu dipukul oleh kaumnya hingga berdarah,lalu ia mengusap darah dari wajahnya sambil berkata:
‘Ya Allah,ampunilah kaumku,karena mereka tidak mengetahui.’
(Muttafaq ’alaih)

Pesan sederhana dari hadis ini:berlapang dada, bersabar,dan memaafkan meskipun diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

Kita akan pergi, namun jejak akan tetap ada.
Akal manusia, jika tidak diterangi dengan cahaya pengetahuan akan hakikat (kebenaran), yaitu bahwa ia adalah seorang hamba yang diciptakan oleh Sang Pencipta yang membangun langit di atasnya dan menjadikan bumi sebagai hamparan untuknya, maka ia akan kehilangan arah. Ia tidak tahu siapa yang menciptakannya, mengapa ia diciptakan, dari mana ia datang, dan ke mana ia akan kembali.

Tanpa pemahaman ini, akalnya akan menyimpang, mengikuti hawa nafsu dan syahwat, mengejar kesenangan dunia yang fana, kekuasaan yang sementara, dan keluar dari jalan yang lurus. Ia menjadi sombong dan angkuh, sebagaimana firman Allah:

(“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya merasa cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali.”) (QS. Al-‘Alaq: 6–8).

Jika saja manusia mau memahami ini, tidak ada alasan untuk sombong atau angkuh, karena kesombongan tidak akan mengantarkannya ke tempat yang baik.
عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ الدَّارَانِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ قَالَ: إِذَا لَذَّتْ لَكَ الْقِرَاءَةُ فَلَا تَرْكَعْ وَلَا تَسْجُدْ، وَإِذَا لَذَّ لَكَ السُّجُودُ فَلَا تَرْكَعْ وَلَا تَقْرَأْ، الْأَمْرُ الَّذِي يُفْتَحُ لَكَ فِيهِ فَالْزَمْهُ.

📔 حلية الأولياء وطبقات الأصفياء

Abu Sulaiman Ad-Darani,
seorang tokoh sufi besar,
yang memberikan nasihat mengenai kondisi hati dalam beribadah…
Jika bacaan (tilawah atau dzikir)
terasa lezat (mendatangkan khusyuk dan ketenangan),
maka janganlah tergesa-gesa untuk rukuk atau sujud.
Jika sujud terasa lezat,
maka jangan tergesa-gesa untuk rukuk atau membaca.
Apa pun bentuk ibadah yang sedang membukakan pintu (kehadiran hati dan makrifat),
peganglah itu dan tetaplah fokus di sana.

Ini adalah seruan untuk muraqabah (menghadirkan hati sepenuhnya kepada Allah) dalam ibadah.
Setiap bentuk ibadah memiliki momen yang dapat membuka pintu keberkahan dan kedekatan kepada Allah.
Jika seseorang mendapati hatinya khusyuk pada suatu ibadah tertentu,
maka dianjurkan untuk tetap melanjutkan ibadah itu hingga ia merasakan kepuasan hati.

Sumber:
Hilyat al-Awliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’ oleh Abu Nu’aim al-Asbahani.
Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak sekadar melaksanakan ibadah secara ritual,tetapi merasakan kehadiran Allah dalam setiap amal.
جَوْهَرُ الْمَرْءِ فِي ثَلَاثٍ:
1. كَتْمَانُ الْفَقْرِ
حَتَّى يَظُنَّ النَّاسُ مِنْ عِفَّتِكَ أَنَّكَ غَنِيٌّ.
2. كَتْمَانُ الْغَضَبِ
حَتَّى يَظُنَّ النَّاسُ أَنَّكَ رَاضٍ.
3. كَتْمَانُ الشِّدَّةِ
حَتَّى يَظُنَّ النَّاسُ أَنَّكَ مُتَنَعِّمٌ.
مناقب الشافعي للبيهقي

Keutamaan seseorang ada dalam tiga hal:
1.Menyembunyikan kefakiran (kemiskinan):
•Agar orang lain mengira bahwa kamu adalah orang yang kaya karena menjaga kehormatan diri.
2.Menyembunyikan kemarahan:
•Agar orang lain mengira bahwa kamu selalu dalam keadaan ridha (puas).
3.Menyembunyikan kesulitan:
•Agar orang lain mengira bahwa kamu hidup dalam kenikmatan.

Ini adalah nasihat bijak dari Manaqib Imam Syafi’i karya Al-Baihaqi,yang mengajarkan kita untuk tetap menjaga sikap dan kehormatan diri di hadapan orang lain,meskipun sedang dalam keadaan sulit.
فَائِدَةٌ فِي حُسْنِ الْخَاتِمَةِ

الْمُوَاظَبَةُ عَلَى صَلَاةِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ بِنِيَّةِ حِفْظِ الْإِيمَانِ.

وَيَقْرَأُ بَعْدَ الْفَاتِحَةِ آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَالْإِخْلَاصَ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ، فَإِذَا سَلَّمَ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ (عَشْرَ مَرَّاتٍ)، ثُمَّ يَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ إِيمَانِي وَدِينِي، فَاحْفَظْهُمَا فِي حَيَاتِي وَعِنْدَ وَفَاتِي وَبَعْدَ مَمَاتِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ (ثَلَاثًا).

Faidah dalam meraih husnul khatimah:
1. Rutin mengerjakan shalat dua rakaat setelah Maghrib dengan niat menjaga keimanan.
2. Setelah membaca Al-Fatihah, bacalah:
• Ayat Kursi,
• Surat Al-Ikhlas,
• Surat Al-Falaq,
• Surat An-Nas.
3. Setelah salam, bacalah shalawat kepada Nabi sebanyak sepuluh kali.
4. Lalu panjatkan doa berikut:

“Ya Allah, aku menitipkan kepadamu imanku dan agamaku. Maka jagalah keduanya dalam hidupku, saat kematianku, dan setelah kematianku, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”
(Baca doa ini sebanyak tiga kali).

Ini adalah amalan sederhana yang dianjurkan untuk menjaga iman dan meraih husnul khatimah.
مَا قِيلَ فِي مُؤْنَةِ طَلَبِ الْعِلْمِ

يَقُولُ الْحَبِيبُ عُمَرُ بْنُ سَقَّافٍ نَفَعَنَا اللَّهُ بِهِ:

“لَا مَطَرَ إِلَّا بِوَاسِطَةِ سَحَابٍ، وَلَا عِلْمَ إِلَّا بِوَاسِطَةِ كِتَابٍ، وَلَا وِلَايَةَ إِلَّا بِوَاسِطَةِ مِحْرَابٍ.”

كَلَامُ الْحَبِيبِ عَلَوِيِّ بْنِ شِهَابٍ: ٢/٣٣

الْمُخْتَارَاتُ لِلْحَبِيبِ زَيْنِ بْنِ سُمَيْطٍ، نَفَعَنَا اللَّهُ بِهِمْ.

Apa yang dikatakan tentang bekal dalam menuntut ilmu:

Habib Umar bin Saqqaf (semoga Allah memberi manfaat kepada kita melalui beliau) berkata:

“Tidak ada hujan kecuali melalui awan, tidak ada ilmu kecuali melalui kitab, dan tidak ada kewalian kecuali melalui mihrab.”

Kata-kata ini menekankan bahwa:
1. Ilmu harus dicari dengan usaha melalui sumber-sumber yang benar (seperti kitab dan guru).
2. Kewalian (kedekatan dengan Allah) hanya bisa diraih melalui ibadah yang konsisten seperti shalat dan doa.

Kutipan ini berasal dari ucapan Habib Alwi bin Syihab dalam kitab Al-Mukhtarat karya Habib Zain bin Sumait (semoga Allah memberi manfaat kepada kita melalui mereka).

Pesan ini mengajarkan pentingnya jalan perantara dan usaha dalam mencapai tujuan, baik dalam ilmu maupun ibadah.
أَصْحَابُ الْغَفْلَةِ وَالْمَعَاصِي كُلُّهُمْ مُعَرَّضُونَ لِلْمَغْفِرَةِ، مُعَرَّضُونَ لِلتَّوْبَةِ، مُعَرَّضُونَ لِأَنْ يُقَرِّبُوا مِنْ رَبِّهِمْ، مُعَرَّضُونَ لِأَنْ يَتَحَوَّلَ بَعِيدُهُمْ قَرِيبًا وَشَقِيُّهُمْ سَعِيدًا.
فَإِذَا لَا نَقْدِرُ فِيمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ اللَّهِ أَنْ نَجْزِمَ بِالسُّوءِ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ، بَلِ الْكَافِرُ بِعَيْنِهِ مَا نَقْدِرُ نَحْكُمُ عَلَيْهِ بِعَيْنِهِ، لِأَنَّهُ رُبَّمَا أَسْلَمَ فِي أَيِّ وَقْتٍ أَوْ أَيِّ سَاعَةٍ.
إِذًا يَنْتَفِي عَنَّا الْكِبْرُ وَيَنْتَفِي عَنَّا الْعُجْبُ بِأَنْفُسِنَا.

- الحبيب عُمَر بن حَفِيظ (مَتَّعَنَا اللَّهُ بِهِ)

Habib Umar bin Hafidz (semoga Allah memberi manfaat melalui beliau) berkata:

“Orang-orang yang lalai dan ahli maksiat semuanya terbuka untuk menerima ampunan,terbuka untuk bertaubat,dan terbuka untuk mendekat kepada Rabb mereka.Mereka yang jauh bisa menjadi dekat,dan yang sengsara bisa menjadi bahagia.

Oleh karena itu,kita tidak boleh memastikan keburukan bagi mereka dalam hubungan mereka dengan Allah. Bahkan terhadap seorang kafir sekalipun, kita tidak boleh menghukumi dia secara pasti,karena mungkin saja dia masuk Islam kapan saja.

Hal ini menjauhkan kita dari sifat sombong dan membuat kita terhindar dari rasa bangga yang berlebihan terhadap diri sendiri.”

Makna utama:
Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, tidak sombong, dan tidak merasa lebih baik dari orang lain.Semua manusia memiliki peluang untuk berubah menjadi lebih baik dengan rahmat Allah.
“Biasakanlah mata kalian untuk menangis dan hati kalian untuk merenung.”
Nasihat ini mengajarkan pentingnya menangis karena takut kepada Allah dan merenungkan kebesaran-Nya serta kekurangan diri kita dalam menjalani kehidupan ini.
.﷽
📜 حديث كل يوم
ان شاء الله
9 / 6 - جمادي الآخر/ 1446
الثلاثاء 10 / 12 / 2024

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
“عُودُوا الْمَرِيضَ، وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَفُكُّوا الْعَانِيَ.”
(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

(الْعَانِي): الْأَسِيرُ.

Dari Abu Musa ra,beliau berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jenguklah orang sakit,berilah makan orang yang lapar,dan bebaskanlah tawanan.”
(HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama sebagai bagian dari ajaran Islam.
2025/02/24 01:40:15
Back to Top
HTML Embed Code: