Telegram Web
Tadabbur Diri 7

Manusia jadi sombong, angkuh dan takabbur banyak sebabnya. Di antaranya ialah :

1. Rupa kejadian ( kecantikan, ketampanan, imej dan keterampilan ) . Ini akibat mewarisi sikap dan perangai Iblis laknatullah 'alaih.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".(12)

(Al A'raaf : 12)

2. Ilmu dan pengetahuan

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ(٧٨)

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". (78)

(Al Qasas : 78)

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahulloh ta'aala:

"التفاخر بالعلم أسوأ حالاً عند الله من التفاخر بالمال والجاه "
[عدة الصابرين : (صـ197)]

" Berbangga- bangga dengan ilmu adalah keadaan yang paling jahat disisi Allah dari pada berbangga- bangga dengan harta dan kedudukan.”
(‘Iddatush Shobirin : 197)

Al Imam Az Dzahabi rahimahullah berkata,

“Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu bermuhasabah dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohkan dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.”

(Al Kabaa’ir liz Zahabi)

3. Ibadat dan amalan

Ibnu Athaillah Al Iskandari Rahimahullahu ta'ala berkata :

رُبَّ معصية اورثت ذلاً وانكساراً خير من طاعة اورثت عزاً واستكباراً.

“ Kadangkala perbuatan dosa yang melahirkan perasaan hina dan kerendahan hati itu lebih baik dari ketaatan yang melahirkan rasa mulia dan kesombongan.”

( Kitab Al Hikam )



Ibnul Qayyim berkata:

إنك إن تبيت نائماً وتصبح نادماً؛ خير من أن تبيت قائماً وتصبح معجباً، فإن المعجب لا يصعد له عمل.

"Sungguh jika kamu tidur di malam hari dan berpagi hari dalam keadaan menyesal (karena tidak qiyamul lail), itu jauh lebih baik daripada kamu bermalam lalu bangun untuk melaksanakan qiyamul lail namun berpagi hari dalam keadaan berbangga diri. Karena sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak diangkat (tidak diterima) atasnya."

(Madarijus Salikin 1/177)

4. Harta dan pengikut

وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا ﴿٣٤﴾

dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"(34)

(Al Kahfi : 34)

فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ (١٥)

Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?"(15)

(Fussilat :15)

4. Pangkat, kedudukan dan kekuasaan

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ ﴿٣٩﴾

dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.(39)

(Al Qasas : 39)

5. Nasab dan keturunan

Sedangkan berbangga-bangga dengan keturunan itu termasuk perilaku jahiliyah.

Daripada Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَفَخْرَهَا بِالْآبَاءِ مُؤْمِنٌ تَقِيٌّ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ أَنْتُمْ بَنُو آدَمَ وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ لَيَدَعَنَّ رِجَالٌ فَخْرَهُمْ بِأَقْوَامٍ إِنَّمَا هُمْ فَحْمٌ مِنْ فَحْمِ جَهَنَّمَ أَوْ لَيَكُونُنَّ أَهْوَنَ عَلَى اللَّهِ مِنْ الْجِعْلَانِ الَّتِي تَدْفَعُ بِأَنْفِهَا النَّتِنَ

Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian kesombongan ala Jahilliyah dan kebanggaan kalian dengan nenek moyang. (Yang ada adalah) orang beriman yang bertakwa dan orang yang jahat yang sengsara. Kalian adalah anak cucu Adam, dan Adam tercipta dari tanah. Maka, hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan mereka terhadap kaumnya; sebab mereka hanya (akan) menjadi arang jahannam, atau di sisi Allah mereka akan menjadi lebih hina dari serangga yang mendorong kotoran dengan hidungnya."

(HR Abu Daud)

Sabda Rasulullah ‎ﷺ ,

أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ وَقَالَ النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

"Ada empat perkara yang masih ada pada umatku yang termasuk perilaku Jahiliyah yang tidak akan mereka tinggalkan, yaitu membanggakan nenek moyang, mencela kerabat, meminta hujan dengan bintang dan meratapi kematian. Dan baginda bersabda: Orang yang meratapi mayit, jika ia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai baju panjang yang berwarna hitam dan memakai perisai dari pedang yang sudah karat.”

(HR Muslim)


وقال: {كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ} [غافر: 35]

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.(35)

(Ghafir :35)

Justeru, berhati-hatilah mungkin sebab-sebab itu boleh menjangkiti hatimu. Perhalusilah suluhan di hati agar jangan ada kesombongan keangkuhan takabbur dalam dirimu.


ABi
Tadabbur Diri 8



Kenalilah HATI ( القلب ) dalam dirimu.

1. HATI ( القلب ) tempat bertapak dan suburnya keimanan dan hidayah.

وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿الحجرات: ٧﴾

tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

(Al Hujurat : 7)

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿التغابن: ١١﴾

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(At Taghabun: 11)

2. HATI ( القلب ) tempat terbinanya ketakwaan.

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴿الحج: ٣٢﴾

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

(Al Hajj : 32)

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّـهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿الحجرات: ٣﴾

Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

(Al Hujurat : 3)

3. HATI ( القلب ) tempat timbulnya perasaan KHAUF (خوف) dan KHASYAH (خشية)

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿الأنفال: ٢﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

(Al Anfal : 2)

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ﴿النور: ٣٧﴾

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

(An Nur : 37)

وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ ﴿غافر: ١٨﴾

Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan ( terdiam ) menahan kesedihan.

(Ghafir : 18)

اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَرَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿الزمر: ٢٣﴾

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (iaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

(Az Zumar: 23)

4. HATI ( القلب ) tempat di mana Allah Azza wa Jalla diingati dan tempat ketenangan ( السكينة )dan ketenteram ( الاطمئنان ).

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّـهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّـهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ﴿الفتح: ٤﴾

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

(Al Fath : 4)
‎الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
﴿الرعد: ٢٨﴾

(iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

(Ar Ra'du : 28)

وَمَا جَعَلَهُ اللَّـهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّـهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ﴿آل عمران: ١٢٦﴾

Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(Ali 'Imran : 126)

5. HATI ( القلب ) tempat bersemainya dan berkumpulnya kasih sayang.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّـهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿آل عمران: ١٠٣﴾

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

(Ali 'Imran : 103)

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿الأنفال: ٦٣﴾

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.

(Al Anfal : 23)

6. HATI ( القلب ) juga tempat munculnya berbagai sangkaan buruk

إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّـهِ الظُّنُونَا ﴿الأحزاب: ١٠﴾

(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.

(Al Ahzab : 10)

7. HATI ( القلب ) tempat punca sebenar BUTA dari mengenal Allah Azza wa Jalla dan dari mengenal kebenaran.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿الحج: ٤٦﴾

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

(Al Hajj : 42)

8. Bahkan HATI ( القلب ) lah jua tempat tapak tumbuhnya penyakit-penyakit syubhat yang membinasakan.

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ ﴿البقرة: ١٠﴾

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

(Al Baqarah : 10)

إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ ﴿التوبة: ٤٥﴾

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.

(At Taubah : 45)

وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿التوبة: ١٢٥﴾
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

(At Taubah : 125)


Alangkah hebatnya HATI ( القلب ) mu, justeru kenalilah HATI ( القلب ) mu sendiri.




ABi
Tadabbur Diri 9


Menuntut dan merebut RAHMAT kasih sayang Allah ta’ala melalui jalan :

1 Menjunjung ketaatan kepadaNya.

وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴿١٣٢

Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.(132)

(Ali 'Imran : 132)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴿٥٦

Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.(56)

(An Nur : 56)

1 Mengikut ajaran kitabNya dan memuliakannya serta menjunjung ketaqwaan terhadapNya.
وَهَـٰذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿١٥٥

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.(155)

(Al An'am : 155)

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴿٢٠٤

Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.(204)

(Al A'raf : 204)

1 Menuntut keampunanNya.

قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ ۖ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٤٦

Dia berkata: "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat".(46)

(An Naml : 46)

1 Memelihara ukhuwwah, mengislah hubungan antara manusia.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿١٠

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(10)

(Al Hujurat : 10)

1 Sentiasa berdoa memohon kebaikan daripadaNya..
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٢٣

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.(23)
(Al A'raf : 23)
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَـٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٥٦

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".(156)

(Al A'raf : 156)
Daripada Abu Hurairah RA, Nabi ‎ﷺ bersabda :

إن لله مائة رحمة ، أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام ، فبها يتعاطفون ، وبها يتراحمون ، وبها تعطف الوحش على ولدها ، وأخر الله تسعا وتسعين رحمة ، يرحم بها عباده يوم القيامة

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai satu ratus ( bahagian ) rahmat dan Ia turunkan satu (bahagian) di antara 100 rahmat itu untuk semua jin, manusia, binatang dan serangga di mana dengan satu rahmat itulah mereka saling berkasih-sayang, dan dengan satu rahmat itulah binatang buas mempunyai rasa kasih-sayang terhadap anaknya. Adapun rahmat yang sembilan puluh sembilan itu Allah simpan untuk diberi nanti pada hari kiamat sebagai rasa kasih-sayang terhadap hamba-hambaNya”.

(HR Muslim)

Justeru, usah putus asa daripada rahmat dan kasih sayangNya. Gunakanlah usiamu yang berbaki untuk merebutnya.




ABi
Tadabbur Diri 10

Apabila suatu ketentuan takdir Allah itu telah berlaku, manusia tidak akan dapat mengubahnya.

Manusia juga tidak ada pilihan untuk mengelaknya kerana ianya adalah sebuah TAKDIR.

Berkata oleh Syeikh Ibnu ‘Athaillah As Sakandari,

سَوابِقُ الهِمَمِ لا تُخرِقُ أسوَارَ الأَقدَار

Keras kemahuan hati tidak dapat menembusi benteng takdir.

( Al Hikam - Ibnu ‘Athaillah )

Namun, manusia ada pilihan bagaimana untuk menghadapi dan melaluinya.

Justeru, pilihlah untuk menjadi seorang HAMBA ALLAH.

Seorang HAMBA itu, apabila menghadapi takdir, dia

1. Memahami makna takdir yang sebenarnya. Takdir adalah ketentuan Allah ‘Azza wa Jalla dan bukan pilihan manusia.

2. Tidak buruk sangka pada Allah ‘Azza wa Jalla dan pada orang lain.

3. Tidak menyalahkan orang lain. Apatah lagi untuk menyalahkan Allah ‘Azza wa Jalla .

3. Sewajarnya bermuhasabah dengan diri dan perilaku diri. Juga hubungannya dengan Allah ta’ala. Lantas berusaha memperelokkannya.

4. Merenung hikmah pada sisi kehidupan dengan pandangan mata hati.

5. Menerima apa yang menimpa dengan lapang dada, dan redha untuk meneruskan kehidupan yang berbaki.

6. Meyakini selalu ada jalan untuk bersyukur sebagai seorang HAMBA.

وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ﴿الأنبياء: ٣٥﴾

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

(Al-Anbiya’: 35)

Kata Imam Ibnu Katsir rahimahullah ta’ala:

“Kami (Allah) menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”.


Justeru, jadilah seorang HAMBA Allah ta’ala yang sebenarnya yang sentiasa redha jiwanya pada qadha’ ketentuan Tuhannya.




ABi
Tadabbur Diri 11

Yang nama manusiaitu memanglah sentiasa ada kelemahan. Ada kesilapan. Ada keaiban.

Namun, usahlah menjadi seorang yang suka memperaga dan menghina kelemahan, kesilapan dan keaiban orang lain.

Kerana kalaulah kelemahan, kesilapan dan keaibanmu diperlakukan sama, nescaya mungkin lebih besar dan buruk kesannya pada dirimu.

Justeru, sebagaimana engkau tidak suka kelemahan, kesilapan dan keaibanmu diperaga orang lain, maka usahlah kau lakukan terhadap orang lain.

Dari Anas bin Malik bahawa
Rasulullah ‎ bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Kesemua anak Adam itu melakukan kesilapan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesilapan itu adalah mereka yang bertaubat.

(HR Ibn Majah, 4392)

Rasulullah juga bersabda,

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dan barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.

(HR Tirmizi, 1346)



ABi
Tadabbur Diri 12

Bila HIDAYAH menyentuh RUH,

Hanya Allah ‘Azza wa Jalla yang dapat mengembalikan ruh kepada fitrahnya kerana ruh memang sudah mengenali dan bersaksi terhadap Tuhannya sejak dulu lagi sebelum ditiup masuk ke dalam jasad manusia.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا﴿الإسراء: ٨٥﴾

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (85)

(Al Isra’ : 85)

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَىٰ شَهِدْنَا أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَافِلِينَ﴿الأعراف: ١٧٢﴾

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (172)

(Al A’raf : 172)

Bila HIDAYAH menyentuh HATI,

Keimanan jadi subur dan menguasai hati.

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴿التغابن: ١١﴾

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (11)

(At Taghabun: 11)

وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ﴿الحجرات: ٧﴾

tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (7)

(Al Hujurat: 7)

Hati jadi tenang dan tenteram dengan keimanan.

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ﴿الفتح: ٤﴾

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).

(Al Fath: 4)

Bila HIDAYAH menyentuh AQAL,

Aqal dapat mentadabbur dan merenung ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla ..

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ‎﴿آل عمران: ١٩٠﴾‏

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (190)

(Ali ‘Imran: 190)

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ‎﴿الزمر: ٢١﴾‏

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (21)

(Az Zumar: 21)

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ ‎﴿ص: ٢٩﴾‏

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (29)

(Shaad: 29)

Bila HIDAYAH menyentuh NAFSU,

Nafsu jadi tenang dalam tunduk dan patuh kepadaNya.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ‎﴿٢٧﴾‏ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ‎﴿٢٨﴾‏ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ‎﴿٢٩﴾‏ وَادْخُلِي جَنَّتِي ‎﴿٣٠﴾‏
‌‎﴿الفجر: ٢٧-٣٠﴾‏

Hai jiwa (nafsu) yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, (29) masuklah ke dalam surga-Ku. (30)

(Al Fajr: 27-30)

Justeru, bersungguhlah memohon HIDAYAH dariNYA, kerana hanya DIA lah sahaja yang memilikki HIDAYAH.

قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ
‌‎﴿البقرة: ١٢٠﴾‏

Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".

(Al Baqarah: 120)

وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ‎﴿البقرة: ٢١٣﴾‏
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (213)

(Al Baqarah: 213)

مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ﴿الأعراف: ١٧٨﴾

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk;

(Al A’raf: 178)






ABi
Tadabbur Diri 13


Bila engkau rasa jauh dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Sebenarnya engkaulah yang sering lupakan Allah, maka Dia melupakan kau.

Sedangkan Dia akan sentiasa ingat hambaNya yang sentiasa ingatkannya.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ﴿البقرة: ١٥٢﴾

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (152)

(Al Baqarah: 152)

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴿الحشر: ١٩﴾

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (19)

(Al Hasyr: 19)

Justeru, usahlah lalai dan cuai dari mengingatiNya, sehingga engkau dibiar mengurus dirimu sendiri.

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah, hanya rahmatMu yang kuharapkan! Maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri meski pun sekelip mata, dan perbaikilah urusanku seluruhnya. (Sungguh) tidak ada Tuhan selain Engkau.

(HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).





ABi
Tadabbur Diri 14


Perjalanan Ruhiyyah Seorang HAMBA


Menurut Imam Al-Ghazali, manusia akan menempuhi tujuh aqabah ( pendakian) di sepanjang jalan sebagai seorang hamba ( ‘abid ) menuju keredhaan Allah SWT :

1) Aqabah ilmu dan Makrifat
‎(عقبة العلم والمعرفة)

Untuk menjalani jalan ibadah, seorang hamba wajib ( fardhu ‘ain) berbekalkan dengan ilmu-ilmu berikut :

a. Usuluddin atau aqidah iaitu Ilmu untuk mengenal Allah dan RasulNYA.

b. Feqah iaitu Ilmu untuk mengetahui hukum-hukum Allah (taklifi) khususnya pada persoalan ibadah.

c. Tasauf iaitu Ilmu untuk mengetahui hukum-hukum Allah pada amalan batinnya yakni kelakuan di dalam hati.

2) Aqabah Taubat
‎(عقبة التوبة )

Membersihkan jiwa daripada segala dosa melalui jalan taubat. Dosa yang sering merosakkan jiwa :

a. Dosa kepada Allah, disebabkan meninggalkan yang wajib dan mengerjakan yang haram.

b. Dosa pada makhluk. Manusia sering menganiaya dan menzalimi diri mereka, harta,ahli keluarga bahkan juga agama mereka sendiri.

Rukun taubat :

a. Menyesal daripada segala perbuatan maksiat dan mungkar.

b. Berazam untuk tidak mengulanginya.

c. Menunaikan semula segala kefardhuan yang ditinggalkan seperti solat dan yang lainnya.

d. Memohon keampunan dan kemaafan kepada semua pihak yang pernah dizalimi.

3) Aqabah Penghalang Ibadah
‎(عقبة العوائق )

a. Dunia , dihadapi dengan zuhud.
b. Manusia, hendaklah beruzlah daripada manusia yang merosakkan.
c. Syaitan hendaklah diperangi.
d. Nafsu , mestilah dikekang dengan takwa kepada Allah.

4) Aqabah Perintang Ibadah
‎( عقبة العوارض )

a. Rezeki , maka hendaklah tawakal yakni tetap yakin dengan janji rezeki dari Allah.

b. Khawathir (bahaya) ertinya lintasan-lintasan hati yang di takuti atau dibimbangi, maka hendaklah hendaklah berserah kepada Allah.

c. Qadha' ketentuan Allah, hendaklah redha dengan ketentuanNya.

d. Bala' ujian Allah, maka hendaklah bersabar.

5) Aqabah Pembangkit Ibadah
‎(عقبة البواعث )

iaitu dengan khauf dan raja’.

Khauf ( takut pada Allah ) dengan mengingatkan azab seksaNYA di dalam neraka.

Raja' ( harap kepada Allah) dengan menginginkan rahmat dan nikmatNya di dalam syurga.

6) Aqabah Pencacat Ibadah
‎(عقبة القوادح )

iaitu dua yang paling utama,

Riya' dihadapi melalui beramal ikhlas semata-mata kerana Allah.

‘Ujub dihadapi dengan ingat bahawa segala nikmat dan ibadah adalah dari petunjuk Allah dan pertolongan Nya semata-mata.

7) Aqabah Puji dan Syukur
‎(عقبة الحمد والشكر)

Hendaklah memalingkan segala nikmat yang dikurniakan menjurus kepada mentaati Allah yang mengurniakannya.

( Ringkasan kitab Minhajul Abidin )

Justeru, laluilah aqabah-aqabah ini sungguh-sungguh, bermujahadah tanpa rasa jemu dan malas, dan mohonlah pertolonganNya semoga jiwa jadi tenang ( muthmainnah ) ketika bertemuNya.

‎يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾

Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.

(Al Fajr : 27-30)


Sesungguhnya menjadi seorang HAMBA yang BERSYUKUR itulah kemuncak pengabdian seorang HAMBA.





ABi
Tadabbur Diri 15

Imam Al Ghazali menyarankan satu modul tadabbur diri sebagai satu muhasabah yang perlu dilakukan setiap hari. Masa terbaik ialah waktu selepas solat subuh.

Katanya:

“Maka hendaklah engkau memikirkan betapa banyak dosa-
dosa dan ketaksiranmu (kecuaian) di dalam berbuat ibadat terhadap
Tuhanmu”

“dan engkau fikirkan pula betapa engkau berani mendedahkan dirimu menghadapi seksaan Tuhanmu yang pedih dan kemurkaanNya yang sangat besar.”

“Dan hendaklah pula engkau fikirkan susunan waktumu (seharian) dengan menentukan wirid yang akan engkau baca di sepanjang hari nanti supaya engkau dapat menyempurnakan wirid-wirid yang luput dari sebab ketaksiranmu”.

“dan hendaklah engkau
fikirkan bagaimana engkau boleh menjaga diri di sepanjang hari”

“dan hendaklah pula engkau berniat untuk membuat apa sahaja kebaikan kepada orang-orang Islam”

“dan hendaklah engkau ber-
azam bahawa engkau di sepanjang hari nanti tidak akan membuat sesuatu kecuali hanya taat kepada Alah ta’ala semata-mata”

“ dan hendaklah engkau niatkan untuk membuat ketaatan yang termampu engkau membuatnya “

dan hendaklah engkau pilih yang terlebih afdhal (utama) di antara
segala ketaatan”

“ dan hendaklah engkau fikirkan dengan teliti bagaimana cara mempersiapkan kemudahan pelaksanaan ketaatan tersebut”

“dan jangan lupa engkau memikirkan bahawa ajalmu itu sangat dekat kepadamu dan bahawa kematian itu bila-bila masa boleh datang memutuskan segala rancanganmu dan
bahawa kematian itu di luar daripada ikhtiarmu “

“dan engkau fikirkan juga betapa besarnya kerugian dan penyesalan bagi seseorang yang tidak membuat persiapan untuk matinya.”

Justeru, wahai diri!

حَاسِبُوا أنفُسَكم قَبلَ أن تُحَاسَبوا
Hisablah dirimu sebelum kamu akan dihisab

(Kata-kata Sayyidina Umar Al Khattab)




ABi
Tadabbur Diri 16


Manusia sering …,

Berbangga dengan kebaikan diri sendiri, berbangga merendahkan keburukan dan keaiban diri orang lain.

Benci bila keaiban diri sendiri diperkatakan oleh orang, benci bila mendengar kebaikan orang lain disebut orang.

Gemar menyebut-nyebut keaiban orang lain, benci mendengar orang sebut keaiban diri sendiri.

Merasa mulia diri sendiri, sehingga nampak yang buruk pun baik dan mulia.

Memandang hina kepada orang lain, sehingga kebaikan mereka pun di pandang.

Gemar dipuji, benci bila dicela.

Inilah pakej TAKABBUR, ‘UJUB dan RIYA’.

Pakej PEROSAK hati dan amalan.

SYIRIK TERSEMBUNYI yang membinasakan.

Rasulullah ‎ bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.

[HR. Muslim, no. 2749]

أتخوف على أمتي الشرك والشهوة الخفية قال قلت يا رسول الله أتشرك أمتك من بعدك قال نعم أما إنهم لا يعبدون شمسا ولا قمرا ولا حجرا ولا وثنا ولكن يراءون بأعمالهم والشهوة الخفية أن يصبح أحدهم صائما فتعرض له شهوة من شهواته فيترك صومه

"Aku sangat takut kepada umatku tertimpa kesyirikan dan syahwat yang tersembunyi." (Syaddad bin Aus radhiallahu'anhu periwayat hadis) berkata; saya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelah ketiadaanmu?." Baginda ‎ menjawab, "Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu atau berhala tapi mereka melakukan riya' dengan amalan-amalan mereka. Adapun syahwat yang tersembunyi iaitu seorang yang di pagi hari dalam keadaan puasa, lalu ada satu syahwat yang datang, sehingga ia meninggalkan puasanya."

(HR Ahmad, 16498)

ثلاث مهلكات: شح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه
(رواه البزار والطبراني).

“Tiga perkara yang merosakkan: Sikap kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan rasa kagum dengan diri sendiri.”

(HR Bazzar dan At Thabarani)

Justeru, cukuplah ! Usah lah dibiarkan lagi dirimu dihinggapi dan dikuasai oleh penyakit-penyakit ini.

Sesungguhnya tiada pilihan bagi mu melainkan sungguh-sungguh merawat dan mengubatinya dengan ILMU dan AMAL dengan bimbingan ilmu dari Ar Rasul ‎ .

Di antara penawar yang diajar oleh Rasulullah ‎ﷺ, dalam sebuah hadis dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu anhu berkata,

“Aku bertolak bersama Abu Bakar As Siddiq radhiyallahu anhu menuju Nabi ‎ , lalu Baginda ‎ bersabda: “Wahai Abu Bakar! Sesungguhnya, syirik di tengah kalangan kamu itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap.” Lalu Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata, “Bukankah makna syirik adalah ketika seseorang menjadikan ada sembahan lain selain Allâh?” Nabi ‎ menjawab, “Demi Zat yang jiwaku ada di tanganNya! Sesungguhnya, syirik itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap. Mahukah aku tunjukkan sesuatu kepadamu, yang bila mana engkau mengucapkannya, maka kesyirikan pun akan lenyap darimu, baik syirik yang sedikit (yang kecil) mahupun banyak (besar)? Katakanlah: (lalu Rasulullah ‎ menyebutkan doa )

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukanMu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui

[HR. Al-Bukhâri dalam al-Adabul Mufrad]


Justeru, jadikanlah doa ini amalan wirid setiap harimu.



ABi
Tadabbur Diri 17


Bila sakit …

Ingatlah kata-kata Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ﴿الشعراء: ٨٠﴾

"Dan apabila aku sakit, maka Dia lah yang menyembuhkan penyakitku; (80)

(As Syu’ara : 80)

Berdoalah dengan doa Nabi Ayyub ‘alaihis salam,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ﴿الأنبياء: ٨٣﴾

Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Ayub, ketika ia berdoa merayu kepada Tuhannya dengan berkata: "Sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sedang Engkaulah sahaja yang lebih mengasihani daripada segala (yang lain) yang mengasihani". (83)

(Al Anbiya’: 83)

Bertasbihlah dengan tasbih Nabi Yunus ‘alaihis salam,

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ﴿الأنبياء: ٨٧﴾

Dan (sebutkanlah peristiwa) Zun-Nun, ketika ia pergi (meninggalkan kaumnya) dalam keadaan marah, yang menyebabkan ia menyangka bahawa Kami tidak akan mengenakannya kesusahan atau cubaan; (setelah berlaku kepadanya apa yang berlaku) maka ia pun menyeru dalam keadaan yang gelap-gelita dengan berkata: "Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri". (87)

(Al Anbiya’: 87)

Ambillah bahasa hati Nabi Yaakub ketika mengadu kepada TuhanNya,

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
﴿يوسف: ٨٦﴾

(Nabi Yaakub) menjawab: "Sesungguhnya aku hanyalah mengadukan kesusahan dan dukacitaku kepada Allah”

(Yusuf : 86)

Lazimilah istighfar, sebagaimana yang diajar oleh Junjungan Besar Nabi Muhammad ‎ﷺ .

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
(رواه أبو داود، ١٢٩٧؛وابن ماجه، ٣٨٠٩ أحمد،٢١٢٣)

Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata; Rasulullah bersabda, "Barangsiapa memperbanyak istighfar niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar pada setiap kesulitan, dan kelapangan untuk setiap kesempitan serta memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

(HR Abu Daud,1297; Ibnu Majah ,3809;Ahmad,2123)


Juga doakanlah dirimu sendiri,

عن عثمان بن أبي العاص رضي الله عنه، أنه شكا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعا يجده في جسده، فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم ضَعْ يَدَك عَلَى الَّذِي تَأْلَمُ مِنْ جَسَدِك، وَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاَللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Dari Utsman bin Abil 'Ash RA bahwa ia mengadu kepada Rasulullah ‎ﷺ perihal penyakit yang ia rasakan pada tubuhnya. Rasulullah ‎ﷺ lalu mengatakan kepadanya, 'Letakkan tanganmu pada bahagian tubuhmu yang dirasa sakit. Bacalah tiga kali, 'Bismillāh.' Lalu bacalah tujuh kali, 'A'ūdzu billāhi wa qudratihī min syarri mā ajidu wa uhādziru (Aku berlindung kepada keagungan dan kekuasaan Allah dari segala keburukan apa yang aku dapatkan dan apa yang aku takutkan."

Semoga diangkat sakit dan penyakitmu dan semakin dekat pula hatimu padaNYA.




ABi
Tadabbur Diri 18

Ada ketikanya bila terasa ditinggalkan,

Tiada tempat berpaut,

Terasa dibenci,

Kembalikanlah hatimu kepadaNya,

Dia tidak meninggalkan hamba-hambaNya,

Dia sentiasa menjadi tempat berpautnya hati hamba-hambaNya,

Yakinilah akan ada pengakhiran yang terlebih baik,

Maka saat itu akan hilang segala kedukaan dan kekecewaan,

Gelap malam akan menemui fajarnya,

Sinar kehidupan akan terus memancar masa depanmu,

Ingatilah bahawa sepanjang hidupmu Dia sentiasa mengiringimu,

Ketika susah dan senang,


Justeru,

Teruskanlah berbuat baik dan sebarkan kebaikan,

Jadikanlah kemuncak ketinggian jiwamu ialah puji dan syukurmu padaNya.



وَالضُّحَىٰ ﴿١
Demi waktu dhuha,

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ ﴿٢
Dan malam apabila ia sunyi-sepi -

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ﴿٣
(Bahawa) Tuhanmu (wahai Muhammad) tidak meninggalkanmu, dan Ia tidak benci (kepadamu, sebagaimana yang dituduh oleh kaum musyrik).

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ ﴿٤
Dan sesungguhnya kesudahan keaadaanmu adalah lebih baik bagimu daripada permulaannya.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ ﴿٥
Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberikanmu (kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat) sehingga engkau reda - berpuas hati.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ ﴿٦
Bukankah dia mendapati engkau yatim piatu, lalu la memberikan perlindungan?

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ﴿٧
Dan didapatiNya engkau mencari-cari (jalan yang benar), lalu Ia memberikan hidayah petunjuk (dengan wahyu - Al-Quran)?

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ ﴿٨
Dan didapatiNya engkau miskin, lalu Ia memberikan kekayaan?

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿٩
Oleh itu, adapun anak yatim maka janganlah engkau berlaku kasar terhadapnya,

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ ﴿١٠﴾
Adapun orang yang meminta (bantuan pimpinan) maka janganlah engkau tengking herdik;

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴿١١﴾
Adapun nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau sebut-sebutkan (dan zahirkan) sebagai bersyukur kepadaNya.




ABi
Tadabbur Diri 19


Jalan dakwah adalah jalan pengabdian sebenar untuk sampai kepada keredhaanNya. Pengabdian yang dipenuhi ujian dan perjuangan.

Imam Ibnul Qayyim menggambarkannya dengan katanya:

الطريق طريق تعب فيه آدم ،
وناح لأجله نوح ،
ورمي في النَّار الخليل ،
وأضجع للذبح إسْمَاعِيل ،
وبيع يُوسُف بثمن بخس ولبث في السجن بضع سنين ،
ونشر بِالْمِنْشَارِ زَكَرِيَّا ،
وَذبح السَّيِّد الحصور يحيى ،
وزاد على المقدار بكاء دَاوُد ،
وقاسي الضّر أيوب ،
وَسَارِ مَعَ الْوَحْشَ عِيسَى ،
وعالج الفقر وأنواع الْأَذَى مُحَمَّد ،
تزهى أنت باللهو واللعب؟؟

(ابن القيم ، الفوائد ص (٤٢)

Jalan ini adalah jalan yang telah
membuat Adam merasa lelah,
Membuat Nuh bersedih,
Menyebabkan Ibrahim Al-Khalil dilempar ke dalam api,
Membaringkan Ismail di pembaringan untuk disembelih,
Menjadikan Yusuf telah dijual dengan harga yang sangat murah dan dipenjara bertahun-tahun,
Zakaria digergaji,
Dibunuh Sayyidul Hushur (penghulu yang menahan diri) Yahya,
Daud telah menangis di luar batas kewajarannya,
Ayyub ditimpa penyakit berat,
Isa berjalan penuh takut bersama binatang buas,
Muhammad ‎ﷺ telah diliputi kefakiran dan berbagai gangguan,

Sedangkan engkau, ingin menempuhnya dengan senda gurau dan bermain-main?

(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid p.42)

Justeru, apa yang engkau rasai bila engkau mahu berjalan di atas jalan dakwah adalah tabiat dan sunnah perjuangan yang pasti lalui. Bersabarlah dan bertahanlah. Dunia hanyalah tempat ujian.



ABi
Tadabbur Diri 20


Manusia kini banyak ilmu dan info. Semuanya di hujung jari. Tapi tidak banyak yang masuk ke hati, yang dapat membina kepercayaan dan keyakinan. Dan manusia tidak menyedarinya, bahkan sering diperdaya.

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ﴿الإنفطار: ٦﴾

Wahai manusia! Apakah yang memperdayakanmu - (berlaku derhaka) kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah? - (6)

(Al Infhitar: 6)

Sebabnya, manusia sering lebih cenderung dan percaya cakap-cakap manusia lain yang tidak berdasarkan ilmu yang benar. Diwahamkan dengan maklumat tidak tersaring dan emosi prejudis yang membaluti pemikiran. Lebih suka membanding orang lain dengan diri sendiri daripada berkongsi ilmu, pengalaman dan kasih sayang.

Manusia lebih cenderung dan seronok dengan keinginan dan kemahuan nafsunya sendiri. Walaupun tahu halal dan haram, namun ketundukan kepada keinginan nafsu mengatasi.

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ﴿القصص: ٥٠﴾

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (50)

(Al Qasas: 50)

Manusia juga sering dikhayalkan dengan keindahan dunia. Angan-angan duniawi mengatasi usia yang ada. Sehingga lebih berusaha untuk memperbanyakkan harta dunia dari mengumpul bekalan akhirat.

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ﴿٦﴾وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ﴿٧﴾وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ﴿٨﴾‏ ‎﴿العاديات: ٦-٨﴾

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (6) dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, (7) dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.(8)

(Al ‘Adiyat: 6-8)

Manusia juga sering jadi hamba kepada hiasan indah dan bisikan syaitan yang sentiasa menipu.

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ قَالُوا بَلَىٰ وَلَـٰكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ﴿الحديد: ١٤﴾

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. (14)

(Al Hadid: 14)

Manusia, nafsu, dunia dan syaitan jadi punca sukarnya untuk istiqamah di jalan Allah ta’ala.

Oleh itulah, perlunya manusia kepada peringatan dan rawatan terhadap jiwanya. Manusia perlukan panduan dan sentuhan dari Tuhannya.

Justeru, ambillah Al Quran sebagai pemberi ingatan. Dalamnya ada petunjuk dan penawar untuk dapat istiqamah di atas jalan Islam dan Iman.

إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ﴿٢٧﴾لِمَن شَاءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ﴿٢٨﴾
﴿التكوير: ٢٧-٢٨﴾

Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh penduduk alam: (27) Iaitu bagi sesiapa dari kamu yang mahu tetap teguh di atas jalan (Islam) yang betul. (28)

(At Takwir: 27-28)

Al Quran adalah penasihat, penawar, petunjuk dan rahmat dari Allah ta’ala.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ‎﴿يونس: ٥٧﴾‏

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (57)

(Yunus: 57)

الر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ‎﴿ابراهيم: ١﴾‏


Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (1)

(Ibrahim: 1)



ABi
Tadabbur Diri 21

Bila lagi HATImu mahu tunduk patuh takut apabila ingat kebesaran dan keagunganNya sehingga engkau merasa ringan untuk beribadah kepadaNya.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّـهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ


“Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik – derhaka “

(Al Hadid: 16)

Bila lagi HATI mahu tenang tenteram bila berzikir mengingati Nya

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ ﴿٢٨

(iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

(Ar Ra'd: 28)

Bila lagi HATI mahu rasa jijik pada dosa dan maksiat sehingga engkau merasa mudah menjauhinya.

Daripada Abdullah Ibnu Mas'ud RAhumma, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

   إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا

(رواه البخاري)

" Dosa dilihat oleh seorang beriman bagaikan bukit yang besar yang dibimbangi akan menghempap dirinya. Namun bagi seorang fajir ( pendosa ) dosa hanya bagaikan lalat kecil yang kecil yang hinggap di batang hidungnya lalu ia menepis-nepis.

(HR Bukhari)

Ibnu Abbas dan Anas berkata :

إن للحسنة نورا في القلب ، وزينا في الوجه ، وقوة في البدن ، وسعة في الرزق ، ومحبة في قلوب الخلق . وإن للسيئة ظلمة في القلب ، وشينا في الوجه ، ووهنا في البدن ، ونقصا في الرزق ، وبغضة في قلوب الخلق .

“Sesungguhnya bagi kebaikan itu cahaya di dalam hati, hiasan pada wajahnya, kekuatan pada tubuhnya, keluasan pada rezekinya, kecintaan pada hati-hati makhluq Allah, manakala bagi kejahatan itu kegelapan pada hati, kesuraman pada wajah, kelesuan pada tubuh, kekurangan pada rezeki, dan kebencian pada hati-hati makhluq Allah.”


Bilakah lagi HATI mahu rasa malu pada Nya sehingga engkau rasa malu untuk melakukan dosa dan mengengkari perintah-perintahNya. Sedangkan Dia sentiasa mengawai perilakumu.

وَأَسِرُّوا۟ قَوْلَكُمْ أَوِ ٱجْهَرُوا۟ بِهِۦٓ ۖ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿١٣

Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

(Al Mulk : 13)

Dari Abu Mas'ud; Nabi ‎ﷺ bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya di antara apa yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah; Jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu".

(HR Bukhari)


Justeru, Wahai HATI perhatikan dan awasilah dirimu sendiri.



ABi
Tadabbur Diri 22

Bila syaitan menghiaskan indah amalan manusia.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴿الحجر: ٣٩﴾

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39)

(Al Hijr: 39)


Dan syaitan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. (43)

(Al An’am: 43)


Manusia menyangka dirinya seorang yang alim berilmu,

Sedangkan dia bukannya ‘alim berilmu,

Maka dia berpura-pura dan bergaya sebagai seorang ‘alim berilmu,

Lalu orang memanggilnya seorang yang ‘alim berilmu.

Manusia mahu dilihat baik walaupun di belakang pandangan manusia dia bukanlah seorang yang baik.

Maka dia berpura-pura melakukan dan memperagakan kebaikan di depan manusia.

Lalu dia menyangka orang memujinya.

Begitu juga,

Manusia menyangka dirinya banyak beramal,

Lalu dia menuntut dari Allah ta’ala kehendak dunianya sebagai balasan.

Justeru, berjaga dan beringatlah. Tipu daya syaitan dan dunia sentiasa ada di sepanjang hidup kita.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ﴿لقمان: ٣٣﴾

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (33)

(Luqman: 33)




ABi
2024/11/14 07:56:20
Back to Top
HTML Embed Code: