Prabu Baka pun tewas. Sebagai hadiah, Raja Pengging mengizinkan Bandung Bondowoso untuk mengurus Kerajaan Prambanan.
Ternyata Kerajaan Prambanan memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun memanggil Roro Jonggrang untuk menghadap.
Ternyata Kerajaan Prambanan memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun memanggil Roro Jonggrang untuk menghadap.
Tentu saja, Roro Jonggrang kaget. Ia tak menyangka Bandung Bondowoso akan melamarnya. Padahal, Roro Jonggrang tak suka dengan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah orang yang kejam. Ia telah membunuh ayahnya, dan membuat rakyat Kerajaan Prambanan sengsara. Dengan tegas, Roro Jonggrang menolak pinangan Bandung Bondowoso.
Mendengar penolakan itu, Bandung Bondowoso tidak terima. Ia pun mengancam Roro Jonggrang.
Mendengar penolakan itu, Bandung Bondowoso tidak terima. Ia pun mengancam Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang kembali memiliki sebuah ide. Ia memanggil semua dayang di istana, dan menyuruh mereka untuk membakar jerami di sebelah timur. Sebagian lain membunyikan lesung, dan menebarkan bunga yang wangi. Tujuannya agar ayam - ayam lekas bangun dan berkokok.
Tanpa membuang waktu, para dayang segera melakukan perintah itu. Benar saja, ayam-ayam jantan terbangun dan mulai berkokok. Mendapati langit di timur berwarna merah, bunyi lesung, aroma wangi bunga, dan kokokan ayam, bala tentara Bandung Bondowoso bergegas pergi.
Ya! Mereka mengira hari sudah pagi. Mendapati bala tentaranya pergi, Bandung Bondowoso menghentikan mereka.
Tanpa membuang waktu, para dayang segera melakukan perintah itu. Benar saja, ayam-ayam jantan terbangun dan mulai berkokok. Mendapati langit di timur berwarna merah, bunyi lesung, aroma wangi bunga, dan kokokan ayam, bala tentara Bandung Bondowoso bergegas pergi.
Ya! Mereka mengira hari sudah pagi. Mendapati bala tentaranya pergi, Bandung Bondowoso menghentikan mereka.