Warning: Undefined array key 0 in /var/www/tgoop/function.php on line 65

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /var/www/tgoop/function.php on line 65
- Telegram Web
Telegram Web
Mendengar cerita itu, Ajisaka pun terdiam sejenak dan memikirkan bagaimana caranya agar desa itu terhindar dari cengkeraman Prabu Dewata Cengkar.

Malam pun tiba, dan ketika itu ramai sekali penduduk desa berlari kesana-kemari karena ketakutan oleh para prajurit kerajaan Medang Kamulan yang sedang mencari penduduk desa yang bisa dijadikan santapan sang Prabu.

Saat itu, Ajisaka dan Dora menginap di rumah Nyai Sengkaren, dia mendengar ada keributan di luar yang ternyata para prajurit Prabu Dewata Cengkar yang sedang mencari penduduk untuk menjadi santapan sang raja.

Kemudian mereka dihadang oleh Ajisaka, Ajisaka meminta kepada prajurit untuk ditangkap dan diserahkan kepada raja mereka Prabu Dewata Cengkar.
Ajisaka menjadi raja di Medang Kamulan

Setelah berhasil mengalahkan sang Prabu, Ajisaka diangkat menjadi raja di Medang Kamulan. Kemudian, Ajisaka tiba-tiba teringat dengan keris pusaka miliknya yang ia titipkan kepada Sembada.

Ia lantas menemui Dora dan memintanya agar mengambil keris pusaka yang masih dijaga oleh Sembada. Lalu Dora segera berangkat menemui sahabatnya, di pegunungan Kendeng.

Setelah bertemu dengan Sembada dan bercengkerama melepas kerinduan, Dora kemudian menyatakan maksud kedatangannya untuk menjemput keris pusaka Ajisaka.

Sembada memahami niat Dora untuk menjalankan pesan Ajisaka. Namun, dia juga mengingat pesan junjungannya itu dan menolak untuk memberikan keris pusaka tersebut.

Dora dan Sembada beradu mulut dan bersikeras menjelaskan apa yang telah diperintahkan oleh Ajisaka. Hal itu membuat perselisihan diantara keduanya tak terhindarkan dan terjadilah pertarungan.

Tiba-tiba Ajisaka yang khawatir karena Dora tidak kunjung kembali, akhirnya ia pun memutuskan untuk menyusulnya.
Lahirnya Aksara Jawa

Sampai ditempat yang dituju, Ajisaka sungguh terkejut melihat dua pengawal setianya telah tewas setelah saling beradu kesaktian.

Tak lama kemudian Ajisaka lantas teringat oleh pesannya pada Sembada yang menjadi awal mula tragedi perkelahian ini yang membuatnya merasa bersalah.

Karena rasa sedih sekaligus terharu melihat betapa setianya dua pengawalnya ini dalam melaksanakan perintah hingga harus beradu nyawa, Ajisaka lalu memberikan penghormatannya.

Ajisaka menuliskan beberapa baris puisi diatas sebuah batu, yang berbunyi

HANACARAKA = Ada dua utusan
DATASAWALA = Yang saling berselisih
PADHAJAYANYA = Mereka sama kuatnya
MAGABATHANGA = Inilah mayat mereka

Maka dari itu jadilah bangkai semuanya, keduanya mati karena sama kuatnya.
OkeeE gaiss udah di ujung banget nih ya ceritanya, mari kita sudahi konten malam ini 🫰

semoga konten malam ini sangat bermanfaat bagi kalian semua yaa, apabila ada kesalahan info mohon untuk di koreksi ya teman-teman kuu πŸ₯°

aku kafa pamit untuk undur diri, jangan sampai lupa tersenyum ya temann dan sampai jumpa di konten ku selanjutnya πŸ˜‰

have a nice day and bye bye mwa ~ πŸ‘‹πŸ»

#π—₯π—’π—•π—•π—˜π—₯𝗦
Wadaw, kita akan mengacc ya ges gelombang 1 😊 jangan lupa atb nya dilengkapi dulu yeah πŸ₯Ί
Please open Telegram to view this post
VIEW IN TELEGRAM
2024/11/18 11:29:22
Back to Top
HTML Embed Code: