_Berdoa Menggunakan Selain Bahasa Arab_
Asy Syaikh Muhammad bin Salih Al Utsaimin pernah ditanya :
Apa hukumnya berdoa di dalam salat menggunakan bahasa, bukan bahasa Arab. Apalagi dia memang tidak pandai berbahasa Arab?
Beliau menjawab (Fatawa Al Haram Al Makki 1418-15b)
" Berdoa menggunakan bahasa bukan bahasa Arab oleh seseorang yang tidak mengerti bahasa Arab, boleh hukumnya. Sama saja apakah di dalam salat atau di luar salat"
" Sebab, orang tersebut karena tidak mengerti bahasa Arab, andaikan dibebani berdoa menggunakan bahasa Arab, maka artinya membebani sesuatu di luar batas kemampuannya. Padahal Allah berfirman:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
" Allah tidaklah membebani suatu jiwa kecuali sebatas kemampuannya "
Al Utsaimin menambahkan, " Andaikan ada yang berkata: Ya sudah, kita ajari saja dia ", kami menjawab: Jika engkau ajari dia lafal-lafalnya saja, sementara makna-maknanya tidak ia mengerti, apa manfaatnya?"
"Intinya; seseorang diperbolehkan berdoa kepada Allah menggunakan bahasanya sendiri, baik bahasa Arab atau bukan bahasa Arab"
Asy Syaikh Muhammad bin Salih Al Utsaimin pernah ditanya :
Apa hukumnya berdoa di dalam salat menggunakan bahasa, bukan bahasa Arab. Apalagi dia memang tidak pandai berbahasa Arab?
Beliau menjawab (Fatawa Al Haram Al Makki 1418-15b)
" Berdoa menggunakan bahasa bukan bahasa Arab oleh seseorang yang tidak mengerti bahasa Arab, boleh hukumnya. Sama saja apakah di dalam salat atau di luar salat"
" Sebab, orang tersebut karena tidak mengerti bahasa Arab, andaikan dibebani berdoa menggunakan bahasa Arab, maka artinya membebani sesuatu di luar batas kemampuannya. Padahal Allah berfirman:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
" Allah tidaklah membebani suatu jiwa kecuali sebatas kemampuannya "
Al Utsaimin menambahkan, " Andaikan ada yang berkata: Ya sudah, kita ajari saja dia ", kami menjawab: Jika engkau ajari dia lafal-lafalnya saja, sementara makna-maknanya tidak ia mengerti, apa manfaatnya?"
"Intinya; seseorang diperbolehkan berdoa kepada Allah menggunakan bahasanya sendiri, baik bahasa Arab atau bukan bahasa Arab"
(Seri Ibnul Qayyim - 07)
Sahabat Anas bin Malik sering mendengar Rasulullah ﷺ berdoa :
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بكَ مِنَ الهَمِّ والحَزَنِ، والعَجْزِ والكَسَلِ، والبُخْلِ والجُبْنِ، وضَلَعِ الدَّيْنِ، وغَلَبَةِ الرِّجَالِ
" Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada- Mu dari kecemasan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan sifat kikir, dari terlilit utang dan pemaksaan orang lain " HR Bukhari 2894 Muslim 1365 .
Kata Ibnul Qayyim, " Perbuatan dosa akan mengakibatkan hati mati, atau hati mengalami sakit yang menakutkan, atau melemahkan kekuatan hati "
" Itu pasti! Sampai (parahnya) hati benar-benar lemah hingga mengalami 8 hal buruk yang Rasulullah ﷺ telah memohon kepada Allah agar dilindungi darinya " (Al Jawabul Kaafi, hal.91)
Jika seseorang mengalami:
Kecemasan tentang hal-hal yang akan ia hadapi, hingga muncul ketakutan-ketakutan.
Kesedihan disebabkan hal-hal yang sudah terjadi dan telah berlalu, hingga ia kesulitan untuk melupakan.
Kelemahan untuk melakukan hal-hal yang baik.
Kemalasan untuk berbuat positif, padahal ia mampu.
Dihinggapi sifat penakut dan watak pengecut, hingga ia menghindari kenyataan dan lari dari tanggungjawab.
Diliputi sifat kikir, sampai-sampai ia tidak mau berbagi dan hanya berfikir tentang kepentingan dirinya. Egois!
Ia terlilit hutang kesana kemari. Bahkan, ia dihadapkan orang-orang kasar yang melakukan intimidasi dan kekerasan.
Maka, semua itu disebabkan dosa.
Solusinya?
Kembalilah kepada Allah Ta'ala! Tempuhlah jalan- Nya! Beristighfar, memohon ampun, mencari teman-teman yang baik, tinggalkan lingkungan dan sirkel yang buruk.
PLI, Jum'at 24 Januari 2025
Sahabat Anas bin Malik sering mendengar Rasulullah ﷺ berdoa :
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بكَ مِنَ الهَمِّ والحَزَنِ، والعَجْزِ والكَسَلِ، والبُخْلِ والجُبْنِ، وضَلَعِ الدَّيْنِ، وغَلَبَةِ الرِّجَالِ
" Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada- Mu dari kecemasan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan sifat kikir, dari terlilit utang dan pemaksaan orang lain " HR Bukhari 2894 Muslim 1365 .
Kata Ibnul Qayyim, " Perbuatan dosa akan mengakibatkan hati mati, atau hati mengalami sakit yang menakutkan, atau melemahkan kekuatan hati "
" Itu pasti! Sampai (parahnya) hati benar-benar lemah hingga mengalami 8 hal buruk yang Rasulullah ﷺ telah memohon kepada Allah agar dilindungi darinya " (Al Jawabul Kaafi, hal.91)
Jika seseorang mengalami:
Kecemasan tentang hal-hal yang akan ia hadapi, hingga muncul ketakutan-ketakutan.
Kesedihan disebabkan hal-hal yang sudah terjadi dan telah berlalu, hingga ia kesulitan untuk melupakan.
Kelemahan untuk melakukan hal-hal yang baik.
Kemalasan untuk berbuat positif, padahal ia mampu.
Dihinggapi sifat penakut dan watak pengecut, hingga ia menghindari kenyataan dan lari dari tanggungjawab.
Diliputi sifat kikir, sampai-sampai ia tidak mau berbagi dan hanya berfikir tentang kepentingan dirinya. Egois!
Ia terlilit hutang kesana kemari. Bahkan, ia dihadapkan orang-orang kasar yang melakukan intimidasi dan kekerasan.
Maka, semua itu disebabkan dosa.
Solusinya?
Kembalilah kepada Allah Ta'ala! Tempuhlah jalan- Nya! Beristighfar, memohon ampun, mencari teman-teman yang baik, tinggalkan lingkungan dan sirkel yang buruk.
PLI, Jum'at 24 Januari 2025
(311)
Agar Dakwah Salaf Tegak di Bumi Sasak
Ustadz Ayip Syafruddin menekankan, " Harus memilih momentum yang tepat untuk memberikan nasihat ".
Hal itu Beliau sampaikan sebagai jawaban pada sesi tanya jawab ketika ditanya, " Apa nasihat Ustadz jika ada yang baper ketika diberi nasihat ".
Kajian dipusatkan di Masjid Al Haddadi, Suralaga Lombok Timur. Nama masjidnya yang bermakna pandai besi memang menggambarkan nama kampung, sejarah, dan profesi penduduknya.
Walau sekarang dengan perkembangan zaman, dari pandai besi beralih ke produk-produk alumunium.
Rangkaian Kajian di Pulau Lombok dimulai dari Kamis malam 23 Januari 2025 hingga Sabtu malam 25 Januari.
Beberapa masjid digunakan sebagai lokasi kajian. Mulai dari Lombok Barat, kota Mataram, Lombok Tengah, hingga Lombok Timur.
Antusiasme peserta cukup menggembirakan. Selain dari Lombok sendiri, kurang lebih 30 peserta datang dari Denpasar. Masyarakat setempat pun aktif berpartisipasi.
Menurut atlas maritim zaman dahulu, pulau-pulau besar di sebelah barat yaitu Jawa, Sumatera, dan Kalimantan disebut Sunda Besar.
Sementara gugusan pulau di sebelah timur Jawa, meliputi Bali, Lombok, Sumbawa, hingga pulau Timor, bahkan Tanimbar, dinamakan Sunda Kecil. Sebelum tahun 1954, Bali, NTB, dan NTT menjadi satu propinsi bernama propinsi Sunda Kecil.
Lombok memang indah. Dari kampung Pande Besi, di pagi hari, gunung Rinjani gagah berdiri. Hari sebelumnya, kami diajak menikmati indahnya desa Sembalun yang berada di area Taman Nasional Gunung Rinjani.
Relief pegunungan dan lanskap perbukitan yang mengepung gunung Rinjani membuat tak jemu memandang. Lebih-lebih saat melintasi Puncak Pusuk, hanya kata Subhanallah yang dapat diucapkan.
Alhamdulillah dakwah Salaf di Bumi Sasak terus berkembang. Titik-titik kajian terus bertambah. 4 Ustadz asli Sasak bergantian menyampaikan dakwah yang tersebar di pulau Lombok.
Ada hal menarik yang membuat tersadar bahwa kemampuan berbahasa menjadi faktor yang membantu perkembangan dakwah.
Ustadz Juwaini terhitung memiliki kemampuan berbahasa Sasak dengan aktif. Dengan bekal bahasa Sasak, dakwah Salaf bisa menyentuh masyarakat setempat secara langsung. Walhamdulillah.
Maka, kiranya penting bahkan bisa dipertimbangkan bahwa kurikulum bahasa untuk lebih ditambah porsi dan jam pelajarannya.
Bahasa yang dimaksud, adalah bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan tentu bahasa daerah. Bahasa seharusnya ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Bukan hanya kosakata, kesantunan, tatabahasa, dan etika berbicara pun harusnya diprioritaskan.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ
" Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka" QS Ibrahim: 4
Mengenai ayat di atas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Al Jawabus Sahih 2/71) menyatakan bahwa mula-mula Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk kaumnya, berdakwah dan memperingatkan mereka.
" Hal ini, bukan berarti Beliau tidak diutus untuk selain kaumnya ", terang Syaikhul Islam.
Beliau melanjutkan, " Namun, setelah jelas bagi kaumnya karena menggunakan bahasa kaumnya (bahasa Arab), maka setelahnya dimungkinkan untuk diterangkan kepada selain kaumnya"
" Hal itu bisa dengan cara mempelajari bahasa mereka (selain Arab), atau menjelaskan dengan bahasa yang dapat dipahami ", tutup Syaikhul Islam.
Saudara-saudaraku di Pulau Lombok, bersemangatlah berdakwah! Jangan ragu melangkah. Kumpulkan pundi-pundi pahala dengan mengajarkan ilmu agama.
Ajari anak-anak pandai berbahasa yang baik. Termasuk, ajarkan bahasa Sasak. Semoga dengan berdakwah menggunakan bahasa Sasak, besar harapan dakwah Salaf dapat tegak di Bumi Sasak.
Pelabuhan Kayangan, 25 Januari 2025.
Agar Dakwah Salaf Tegak di Bumi Sasak
Ustadz Ayip Syafruddin menekankan, " Harus memilih momentum yang tepat untuk memberikan nasihat ".
Hal itu Beliau sampaikan sebagai jawaban pada sesi tanya jawab ketika ditanya, " Apa nasihat Ustadz jika ada yang baper ketika diberi nasihat ".
Kajian dipusatkan di Masjid Al Haddadi, Suralaga Lombok Timur. Nama masjidnya yang bermakna pandai besi memang menggambarkan nama kampung, sejarah, dan profesi penduduknya.
Walau sekarang dengan perkembangan zaman, dari pandai besi beralih ke produk-produk alumunium.
Rangkaian Kajian di Pulau Lombok dimulai dari Kamis malam 23 Januari 2025 hingga Sabtu malam 25 Januari.
Beberapa masjid digunakan sebagai lokasi kajian. Mulai dari Lombok Barat, kota Mataram, Lombok Tengah, hingga Lombok Timur.
Antusiasme peserta cukup menggembirakan. Selain dari Lombok sendiri, kurang lebih 30 peserta datang dari Denpasar. Masyarakat setempat pun aktif berpartisipasi.
Menurut atlas maritim zaman dahulu, pulau-pulau besar di sebelah barat yaitu Jawa, Sumatera, dan Kalimantan disebut Sunda Besar.
Sementara gugusan pulau di sebelah timur Jawa, meliputi Bali, Lombok, Sumbawa, hingga pulau Timor, bahkan Tanimbar, dinamakan Sunda Kecil. Sebelum tahun 1954, Bali, NTB, dan NTT menjadi satu propinsi bernama propinsi Sunda Kecil.
Lombok memang indah. Dari kampung Pande Besi, di pagi hari, gunung Rinjani gagah berdiri. Hari sebelumnya, kami diajak menikmati indahnya desa Sembalun yang berada di area Taman Nasional Gunung Rinjani.
Relief pegunungan dan lanskap perbukitan yang mengepung gunung Rinjani membuat tak jemu memandang. Lebih-lebih saat melintasi Puncak Pusuk, hanya kata Subhanallah yang dapat diucapkan.
Alhamdulillah dakwah Salaf di Bumi Sasak terus berkembang. Titik-titik kajian terus bertambah. 4 Ustadz asli Sasak bergantian menyampaikan dakwah yang tersebar di pulau Lombok.
Ada hal menarik yang membuat tersadar bahwa kemampuan berbahasa menjadi faktor yang membantu perkembangan dakwah.
Ustadz Juwaini terhitung memiliki kemampuan berbahasa Sasak dengan aktif. Dengan bekal bahasa Sasak, dakwah Salaf bisa menyentuh masyarakat setempat secara langsung. Walhamdulillah.
Maka, kiranya penting bahkan bisa dipertimbangkan bahwa kurikulum bahasa untuk lebih ditambah porsi dan jam pelajarannya.
Bahasa yang dimaksud, adalah bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan tentu bahasa daerah. Bahasa seharusnya ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Bukan hanya kosakata, kesantunan, tatabahasa, dan etika berbicara pun harusnya diprioritaskan.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ
" Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka" QS Ibrahim: 4
Mengenai ayat di atas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Al Jawabus Sahih 2/71) menyatakan bahwa mula-mula Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk kaumnya, berdakwah dan memperingatkan mereka.
" Hal ini, bukan berarti Beliau tidak diutus untuk selain kaumnya ", terang Syaikhul Islam.
Beliau melanjutkan, " Namun, setelah jelas bagi kaumnya karena menggunakan bahasa kaumnya (bahasa Arab), maka setelahnya dimungkinkan untuk diterangkan kepada selain kaumnya"
" Hal itu bisa dengan cara mempelajari bahasa mereka (selain Arab), atau menjelaskan dengan bahasa yang dapat dipahami ", tutup Syaikhul Islam.
Saudara-saudaraku di Pulau Lombok, bersemangatlah berdakwah! Jangan ragu melangkah. Kumpulkan pundi-pundi pahala dengan mengajarkan ilmu agama.
Ajari anak-anak pandai berbahasa yang baik. Termasuk, ajarkan bahasa Sasak. Semoga dengan berdakwah menggunakan bahasa Sasak, besar harapan dakwah Salaf dapat tegak di Bumi Sasak.
Pelabuhan Kayangan, 25 Januari 2025.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Desa Sembalun. Taman Nasional Gunung Rinjani
(312)
Membawa Kisah Dari Sumbawa
Dari Ponpes Imam Syafi'i di desa Pungka Sumbawa menuju pelabuhan Poto Tano, kami harus menempuh perjalanan 95 km.
Jalur yang memanjang di sisi utara pulau Sumbawa itu berbatasan langsung dengan laut Flores. Di sebelah kanan, terhampar lautan biru. Di sebelah kiri, ladang-ladang jagung terbentang dengan latar belakang gunung Olet Sangenges.
Ponpes Imam Asy Syafi'i yang diasuh oleh Ustadz Abdurrahman Lombok sudah dirintis sejak tahun 2005, yang kemudian tahun 2007 secara operasional dijalankan.
Lokasinya sejuk dan menyenangkan. Dekat dengan jalan By Pass Selatan, jaraknya tidak terlalu jauh dengan kota Sumbawa. Ponpes yang recomended untuk belajar agama Islam.
Berdiri di atas lahan seluas hampir dari 3 hektar, Ponpes menempati kurang lebih 1 hektar. Lainnya digunakan sebagai pemukiman.
Ada 98 kepala keluarga dengan jumlah jiwa hampir menyentuh angka 500 yang memakmurkan kegiatan beragama di Ponpes Imam Asy Syafi'i. Itu belum terhitung ratusan santri santriwati yang menginap dan berasal dari luar daerah.
Saat berkesempatan interaksi secara langsung dengan santri-santri, saya meminta mereka untuk menulis 3 hal yang mereka suka di pesantren. Selain 3 hal yang tidak disuka.
Rata-rata, para santri menyebut aktivitas bertanam di ladang sebagai 1 dari 3 hal yang menyenangkan.
Iya, selain ilmu-ilmu agama, ponpes Imam Asy Syafi'i memang menanamkan nilai-nilai kemandirian kepada santri-santri nya. Mereka juga dididik untuk memiliki karakter yang tangguh dan pekerja keras. Sebuah metode yang saya suka.
Jangan heran jika santri-santri Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa terbiasa dalam bercocok tanam. Selain itu, beternak sapi juga menjadi salah satu kegiatan di sana. Saat ini 40-an ekor sapi digembalakan secara terbuka di lahan milik pesantren seluas 8 hektar.
Walau hanya 2 hari berada di Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa, nuansa kekeluargaan dan suasana kehangatan begitu terasa. Meski banyak yang baru pertama kali berjumpa, rasa-rasanya sudah seperti sahabat lama.
Kajian 2 hari itu dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa, DGH Faisal S.Ag. Beliau mendukung penuh kajian yang diselenggarakan dengan tema problematika remaja dan solusinya.
Beliau sangat prihatin dengan kondisi remaja di zaman sekarang. " Perkawinannya terciderai", ungkap Kakakemenag sebagai contoh. Sebabnya, 70% dispensasi menikah di bawah umur disebabkan hamil di luar nikah.
Sementara Kapolres Sumbawa yang diwakili Kapolsek Sumbawa Iptu Eko Riyono menyatakan, " Pendidikan anak adalah tanggung jawab pemerintah, orang tua, dan pendidik ".
Selaku pemerintah, Beliau menyampaikan program kepolisian Sumbawa bersama seluruh kepala sekolah dan kepala dinas terkait, bahwa patroli rutin terus dilakukan di jam-jam sekolah untuk merazia pelajar yang berada di luar area sekolah.
Polisi patroli yang mendapati pelajar di luar sekolah di jam sekolah akan didokumentasi agar pihak sekolah langsung melakukan pembinaan. Jika tidak direspon, kepala sekolah akan dilaporkan polisi kepada kepala dinas.
" Alhamdulillah, program ini berhasil menekan kasus-kasus kenakalan pelajar di jam-jam belajar ", Beliau menerangkan.
Ustadz Ayip Syafruddin di akhir sesi Pembukaan, juga menyebutkan beberapa bentuk kenakalan remaja dan secara ringkas menerangkan pola pencegahan dan pola penanganannya.
Alhamdulillah, pengalaman selama di Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa sangatlah berkesan. Sebagaimana berkesannya saat di Puncak Pulau Kenawa, di Selat Alas antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, menikmati gunung Rinjani sesaat sebelum matahari terbenam.
Selasa, 28 Januari 2025
Membawa Kisah Dari Sumbawa
Dari Ponpes Imam Syafi'i di desa Pungka Sumbawa menuju pelabuhan Poto Tano, kami harus menempuh perjalanan 95 km.
Jalur yang memanjang di sisi utara pulau Sumbawa itu berbatasan langsung dengan laut Flores. Di sebelah kanan, terhampar lautan biru. Di sebelah kiri, ladang-ladang jagung terbentang dengan latar belakang gunung Olet Sangenges.
Ponpes Imam Asy Syafi'i yang diasuh oleh Ustadz Abdurrahman Lombok sudah dirintis sejak tahun 2005, yang kemudian tahun 2007 secara operasional dijalankan.
Lokasinya sejuk dan menyenangkan. Dekat dengan jalan By Pass Selatan, jaraknya tidak terlalu jauh dengan kota Sumbawa. Ponpes yang recomended untuk belajar agama Islam.
Berdiri di atas lahan seluas hampir dari 3 hektar, Ponpes menempati kurang lebih 1 hektar. Lainnya digunakan sebagai pemukiman.
Ada 98 kepala keluarga dengan jumlah jiwa hampir menyentuh angka 500 yang memakmurkan kegiatan beragama di Ponpes Imam Asy Syafi'i. Itu belum terhitung ratusan santri santriwati yang menginap dan berasal dari luar daerah.
Saat berkesempatan interaksi secara langsung dengan santri-santri, saya meminta mereka untuk menulis 3 hal yang mereka suka di pesantren. Selain 3 hal yang tidak disuka.
Rata-rata, para santri menyebut aktivitas bertanam di ladang sebagai 1 dari 3 hal yang menyenangkan.
Iya, selain ilmu-ilmu agama, ponpes Imam Asy Syafi'i memang menanamkan nilai-nilai kemandirian kepada santri-santri nya. Mereka juga dididik untuk memiliki karakter yang tangguh dan pekerja keras. Sebuah metode yang saya suka.
Jangan heran jika santri-santri Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa terbiasa dalam bercocok tanam. Selain itu, beternak sapi juga menjadi salah satu kegiatan di sana. Saat ini 40-an ekor sapi digembalakan secara terbuka di lahan milik pesantren seluas 8 hektar.
Walau hanya 2 hari berada di Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa, nuansa kekeluargaan dan suasana kehangatan begitu terasa. Meski banyak yang baru pertama kali berjumpa, rasa-rasanya sudah seperti sahabat lama.
Kajian 2 hari itu dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa, DGH Faisal S.Ag. Beliau mendukung penuh kajian yang diselenggarakan dengan tema problematika remaja dan solusinya.
Beliau sangat prihatin dengan kondisi remaja di zaman sekarang. " Perkawinannya terciderai", ungkap Kakakemenag sebagai contoh. Sebabnya, 70% dispensasi menikah di bawah umur disebabkan hamil di luar nikah.
Sementara Kapolres Sumbawa yang diwakili Kapolsek Sumbawa Iptu Eko Riyono menyatakan, " Pendidikan anak adalah tanggung jawab pemerintah, orang tua, dan pendidik ".
Selaku pemerintah, Beliau menyampaikan program kepolisian Sumbawa bersama seluruh kepala sekolah dan kepala dinas terkait, bahwa patroli rutin terus dilakukan di jam-jam sekolah untuk merazia pelajar yang berada di luar area sekolah.
Polisi patroli yang mendapati pelajar di luar sekolah di jam sekolah akan didokumentasi agar pihak sekolah langsung melakukan pembinaan. Jika tidak direspon, kepala sekolah akan dilaporkan polisi kepada kepala dinas.
" Alhamdulillah, program ini berhasil menekan kasus-kasus kenakalan pelajar di jam-jam belajar ", Beliau menerangkan.
Ustadz Ayip Syafruddin di akhir sesi Pembukaan, juga menyebutkan beberapa bentuk kenakalan remaja dan secara ringkas menerangkan pola pencegahan dan pola penanganannya.
Alhamdulillah, pengalaman selama di Ponpes Imam Asy Syafi'i Sumbawa sangatlah berkesan. Sebagaimana berkesannya saat di Puncak Pulau Kenawa, di Selat Alas antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, menikmati gunung Rinjani sesaat sebelum matahari terbenam.
Selasa, 28 Januari 2025
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Gunung Rinjani tertutup awan. (Dokumentasi Panitia).
Forwarded from Ma'had Darul Atsar
📢 ᴅᴀᴜʀᴀʜ ᴊᴜʀɴᴀʟɪꜱᴛɪᴋ ɪɪ 📢
Bismillah…
Bagi para penulis dan pecinta dunia literasi, hadirilah Daurah Jurnalistik II yang akan membahas ilmu kepenulisan dari dasar hingga kesalahan-kesalahan yang harus dihindari!
🕌 Lokasi: Masjid Umar Bin Al-Khaththab, Mahad Darul Atsar, Temanggung, Jawa Tengah
📅 Hari/Tanggal: Ahad, 3 Sya'ban 1446 H / 02 Februari 2025 M
👤 Terbuka untuk laki-laki
🔹 Sesi-Sesi Menarik 🔹
📖 Motivasi Menulis – Al-Ustadz Qomar Z.A. Lc حفظه الله
⏰ 08:30 - 09:30
📖 Mengapa Harus Menulis? – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ 10:00 - 11:10
📖 Teknik Dasar Menulis – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ Dzuhur - Selesai
📖 Kesalahan-Kesalahan dalam Menulis – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ Ashar - Selesai
📚 Jangan lewatkan juga!
📢 Bazar Buku akan turut meramaikan acara ini!
🎯 Segera catat tanggalnya dan ajak teman-temanmu!
Semoga Allah memberkahi ilmu dan langkah kita.
📩 Info lebih lanjut: https://wa.me/0882008201090
🤝 Penyelenggara:
1. Redaktur Majalah Uswah
2. Qism Shihafah
3. Qism Ibadah
4. Lajnah Thalabah 2024-2025
🌐 Didukung oleh:
1. Radio Tashfiyah Temanggung
2. Kajian Islam Temanggung
https://www.tgoop.com/KajianIslamTemanggung
3. Toko Buku Pena Hikmah
4. Toko Buku At-Tuqa
📻 LIVE STREAMING
>> *RADIO TASHFIYAH TEMANGGUNG*
klik http://radio.salafytemanggung.com
>> *Radio Syariah* _pada saluran Radio Tashfiyah Temanggung_
#daurah #jurnalistik #lajnahthalabah #pelatihanmenulis #belajarnulis
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
https://www.tgoop.com/DarulAtsarkedu
Bismillah…
Bagi para penulis dan pecinta dunia literasi, hadirilah Daurah Jurnalistik II yang akan membahas ilmu kepenulisan dari dasar hingga kesalahan-kesalahan yang harus dihindari!
🕌 Lokasi: Masjid Umar Bin Al-Khaththab, Mahad Darul Atsar, Temanggung, Jawa Tengah
📅 Hari/Tanggal: Ahad, 3 Sya'ban 1446 H / 02 Februari 2025 M
👤 Terbuka untuk laki-laki
🔹 Sesi-Sesi Menarik 🔹
📖 Motivasi Menulis – Al-Ustadz Qomar Z.A. Lc حفظه الله
⏰ 08:30 - 09:30
📖 Mengapa Harus Menulis? – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ 10:00 - 11:10
📖 Teknik Dasar Menulis – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ Dzuhur - Selesai
📖 Kesalahan-Kesalahan dalam Menulis – Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar حفظه الله
⏰ Ashar - Selesai
📚 Jangan lewatkan juga!
📢 Bazar Buku akan turut meramaikan acara ini!
🎯 Segera catat tanggalnya dan ajak teman-temanmu!
Semoga Allah memberkahi ilmu dan langkah kita.
📩 Info lebih lanjut: https://wa.me/0882008201090
🤝 Penyelenggara:
1. Redaktur Majalah Uswah
2. Qism Shihafah
3. Qism Ibadah
4. Lajnah Thalabah 2024-2025
🌐 Didukung oleh:
1. Radio Tashfiyah Temanggung
2. Kajian Islam Temanggung
https://www.tgoop.com/KajianIslamTemanggung
3. Toko Buku Pena Hikmah
4. Toko Buku At-Tuqa
📻 LIVE STREAMING
>> *RADIO TASHFIYAH TEMANGGUNG*
klik http://radio.salafytemanggung.com
>> *Radio Syariah* _pada saluran Radio Tashfiyah Temanggung_
#daurah #jurnalistik #lajnahthalabah #pelatihanmenulis #belajarnulis
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
https://www.tgoop.com/DarulAtsarkedu
Forwarded from Pusdiklatmu Media
Bismillah
Insya Allah Pusdiklatmu Media, hadir di Bazaar Daurah Jurnalistik II - Ma'had Darul Atsar, Kec. Kedu, Kab. Temanggung, Jawa Tengah. Kami akan menyajikan buku-buku dari Pemateri Daurah, Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafidzahullah ta'ala.
📞 Untuk informasi dan pemesanan, hubungi:
https://wa.me/+62 823-2566-6656
Barakallahu fiikum
Insya Allah Pusdiklatmu Media, hadir di Bazaar Daurah Jurnalistik II - Ma'had Darul Atsar, Kec. Kedu, Kab. Temanggung, Jawa Tengah. Kami akan menyajikan buku-buku dari Pemateri Daurah, Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafidzahullah ta'ala.
📞 Untuk informasi dan pemesanan, hubungi:
https://wa.me/+62 823-2566-6656
Barakallahu fiikum
(313)
Kembalilah!
Sekadar analog tentang pendaki gunung.
Mereka yang mencapai puncak dengan aman, lancar, dan menyenangkan, adalah yang mendaki dengan mengikuti semua aturan. Mulai dari preparing, sampai pulang kembali ke basecamp.
Pernah mendengar pendaki tersesat? Apa sebabnya?
Banyak pendaki tidak sampai ke puncak, bahkan tersesat, dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Sebab terbesar adalah si pendaki itu sendiri.
Kondisi fisik tidak fit dipaksa mendaki, kurang konsentrasi, tidak memiliki wawasan atau informasi terkini, kurangnya persiapan, adalah faktor-faktor yang sering menyebabkan tersesat.
Ego yang diikuti juga menjadi faktor tersesat. Percaya diri berlebihan, bahkan arogan, membuatnya tidak menghormati aturan. Meremehkan dan mengarah ke sikap sombong, mendorongnya bersikap semau-maunya.
Sebenarnya rute sudah dibuat pasti. Jalur pendakian diberi rambu-rambu lengkap. Kondisi cuaca telah dipelajari. Perkiraan waktu disepakati. Namun, ego dan arogan merusaknya.
Karena tergoda gemericik air, ia tinggalkan jalur. Karena ingin jalan pintas, ia tinggalkan rombongan. Karena tertarik suara burung, ia masuk ke daerah yang masih asing. Karena mengejar hewan langka, ia tidak peduli arah. Akhirnya? Tersesat.
Maka, jangan tergoda dengan hal-hal yang membuatmu lupa dari tujuan sesungguhnya! Jika terlanjur keluar jalur, kembalilah! Segeralah berhenti, kemudian kembalilah ke rute pendakian!
Begitulah perjalanan manusia ke surga. Banyak sekali godaan yang merayu-rayu. Di setiap langkah, ada setan yang memanggil-manggil. Setiap panggilan setan, terlihat indah dan terdengar merdu.
Jangan tergoda! Kalaupun sempat salah langkah, sempat keluar jalur, maka kembalilah!
Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kalian tidak dapat ditolong lagi" QS Az Zumar; 54
Ibnul Qayyim dalam Thariqul Hijratain mendefinisikan al Inabah, " Kembali kepada Allah. Daya dorong dan daya tarik hati, seluruhnya kepada Allah. Hal ini, berlandaskan kekuatan cinta dan rasa takut ".
Al Inabah bertingkat-tingkat. Tingkat tertinggi, menurut Ibnul Qayyim, " Kembalinya ruh secara totalitas kepada Allah, yang didasarkan cinta murni yang sangat, sehingga meniadakan cinta kepada yang lain "
Contoh aplikatifnya adalah sirkel atau pertemanan yang buruk. Tidak semua teman mau mendukung untuk baik. Bahkan, banyak teman yang justru menjadi penghambat kebaikan.
Seringkali karena alasan pertemanan, salat jamaah terlambat diikuti. Karena alasan teman, rencana ikut kajian ilmu dibatalkan. Karena alasan menjaga pertemanan, kebiasaan buruk yang sudah ditinggalkan, dilakukan lagi.
Kalau memang merasa tidak enak dengan teman, malu atau sungkan, tidak sampai hati atau alasan-alasan lainnya membuat seseorang meninggalkan kewajiban sebagai hamba atau menjerumuskan kepada kejelekan, putus saja pertemanan itu!
Kembalilah kepada Allah secara totalitas!
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ
"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya! "
Memang benar, godaan syahwat dan syubhat tidak pernah berhenti bergulir. Selalu saja mengalir. Kadang manusia terbawa arus, terseret, dan terjebak hingga hampir tenggelam. Ada juga yang benar-benar tenggelam.
Ada yang kemudian selamat karena berjuang untuk menepi dan meminggir.
Kenapa sampai terjadi? Karena, ia mengikuti nafsu dengan berspekulasi atau coba-coba bermain dengan arus. Kadang ia berfikir, kalau pun terbawa arus, ia akan cepat-cepat kembali menepi. Berinabah!
Padahal berinabah itu, kembali kepada Allah tingkat tertinggi bukan kalau berbuat dosa lalu bertaubat. Inabah tertinggi itu ketika berusaha memutus semua hal yang bisa membuatnya jauh dari Allah Ta'ala.
Lendah, 05 Februari 2025
Kembalilah!
Sekadar analog tentang pendaki gunung.
Mereka yang mencapai puncak dengan aman, lancar, dan menyenangkan, adalah yang mendaki dengan mengikuti semua aturan. Mulai dari preparing, sampai pulang kembali ke basecamp.
Pernah mendengar pendaki tersesat? Apa sebabnya?
Banyak pendaki tidak sampai ke puncak, bahkan tersesat, dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Sebab terbesar adalah si pendaki itu sendiri.
Kondisi fisik tidak fit dipaksa mendaki, kurang konsentrasi, tidak memiliki wawasan atau informasi terkini, kurangnya persiapan, adalah faktor-faktor yang sering menyebabkan tersesat.
Ego yang diikuti juga menjadi faktor tersesat. Percaya diri berlebihan, bahkan arogan, membuatnya tidak menghormati aturan. Meremehkan dan mengarah ke sikap sombong, mendorongnya bersikap semau-maunya.
Sebenarnya rute sudah dibuat pasti. Jalur pendakian diberi rambu-rambu lengkap. Kondisi cuaca telah dipelajari. Perkiraan waktu disepakati. Namun, ego dan arogan merusaknya.
Karena tergoda gemericik air, ia tinggalkan jalur. Karena ingin jalan pintas, ia tinggalkan rombongan. Karena tertarik suara burung, ia masuk ke daerah yang masih asing. Karena mengejar hewan langka, ia tidak peduli arah. Akhirnya? Tersesat.
Maka, jangan tergoda dengan hal-hal yang membuatmu lupa dari tujuan sesungguhnya! Jika terlanjur keluar jalur, kembalilah! Segeralah berhenti, kemudian kembalilah ke rute pendakian!
Begitulah perjalanan manusia ke surga. Banyak sekali godaan yang merayu-rayu. Di setiap langkah, ada setan yang memanggil-manggil. Setiap panggilan setan, terlihat indah dan terdengar merdu.
Jangan tergoda! Kalaupun sempat salah langkah, sempat keluar jalur, maka kembalilah!
Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kalian tidak dapat ditolong lagi" QS Az Zumar; 54
Ibnul Qayyim dalam Thariqul Hijratain mendefinisikan al Inabah, " Kembali kepada Allah. Daya dorong dan daya tarik hati, seluruhnya kepada Allah. Hal ini, berlandaskan kekuatan cinta dan rasa takut ".
Al Inabah bertingkat-tingkat. Tingkat tertinggi, menurut Ibnul Qayyim, " Kembalinya ruh secara totalitas kepada Allah, yang didasarkan cinta murni yang sangat, sehingga meniadakan cinta kepada yang lain "
Contoh aplikatifnya adalah sirkel atau pertemanan yang buruk. Tidak semua teman mau mendukung untuk baik. Bahkan, banyak teman yang justru menjadi penghambat kebaikan.
Seringkali karena alasan pertemanan, salat jamaah terlambat diikuti. Karena alasan teman, rencana ikut kajian ilmu dibatalkan. Karena alasan menjaga pertemanan, kebiasaan buruk yang sudah ditinggalkan, dilakukan lagi.
Kalau memang merasa tidak enak dengan teman, malu atau sungkan, tidak sampai hati atau alasan-alasan lainnya membuat seseorang meninggalkan kewajiban sebagai hamba atau menjerumuskan kepada kejelekan, putus saja pertemanan itu!
Kembalilah kepada Allah secara totalitas!
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ
"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya! "
Memang benar, godaan syahwat dan syubhat tidak pernah berhenti bergulir. Selalu saja mengalir. Kadang manusia terbawa arus, terseret, dan terjebak hingga hampir tenggelam. Ada juga yang benar-benar tenggelam.
Ada yang kemudian selamat karena berjuang untuk menepi dan meminggir.
Kenapa sampai terjadi? Karena, ia mengikuti nafsu dengan berspekulasi atau coba-coba bermain dengan arus. Kadang ia berfikir, kalau pun terbawa arus, ia akan cepat-cepat kembali menepi. Berinabah!
Padahal berinabah itu, kembali kepada Allah tingkat tertinggi bukan kalau berbuat dosa lalu bertaubat. Inabah tertinggi itu ketika berusaha memutus semua hal yang bisa membuatnya jauh dari Allah Ta'ala.
Lendah, 05 Februari 2025
(314)
Ingin Seperti Mereka, Hanya Saja...
Saya sering berbincang dan berdiskusi dengan rekan-rekan muda yang memiliki respek terhadap dunia pendidikan agama.
Kami dipertemukan oleh kesadaran bahwa mendidik anak-anak di atas ajaran Islam adalah tanggungjawab bersama.
Selalu ada hambatan. Diri sendiri justru kendala terbesar. Rasa malas di satu sisi, minder di sisi lain. Takut tidak ikhlas di sebelah, sebelahnya takut tidak bersyukur. Khawatir salah mendidik, juga khawatir jika ilmu tidak diajarkan.
Hambatan besar juga ketika muncul pikiran, " Aku juga ingin seperti mereka ". Mereka siapa? Apa yang mereka lakukan?
Ringkasnya begini. Izinkan mewakili rekan-rekan muda menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu saya.
Saya ingin mempersiapkan diri untuk menikah, punya tanah, dan bangun rumah. Tapi, kapan? Saya ingin bertaawun membantu Pondok di program pendidikan.
Saya ingin fokus bekerja dan memulai usaha. Tapi, kapan? Jadwal mengajar padat.
Saya mau juga jalan-jalan dan menjelajahi lokasi baru. Tapi, kapan? Pelajaran hampir tidak ada liburnya.
Saya tertarik kalau diajak muncak di berbagai tujuan pendakian gunung. Tapi, kapan? Bahkan, di akhir pekan pun, Pondok tidak libur.
Saya senang olahraga. Dan saya juga ingin ikut kompetisi di kalangan ikhwan-ikhwan. Tapi, kapan? Izin sulit didapatkan.
Saya kadang-kadang "gemes" ketika mendengar orang-orang meluangkan waktu untuk hobinya, seperti memancing, berburu, atau utak-atik mesin. Tapi, kapan? Sudah terlanjur capek masuk kelas.
Saya merasa bagaimana ketika mendengar percakapan tentang berbagai hal kulineran. Saya ingin. Tapi, kapan? Siang padat, malam untuk istirahat.
Apalagi jika mengikuti perbincangan tentang gaya hidup, perkembangan teknologi, atau yang viral-viral. Kok saya tidak tahu?
Kepada rekan-rekan muda itu, saya hanya bisa menghibur dan membesarkan hati mereka, bahwa tiap-tiap orang memiliki pilihan hidup sendiri-sendiri.
Tidak usah dan jangan sampai memikirkan orang lain. Fokuslah pada jalan hidup yang engkau pilih, yaitu jalan ilmu. Belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Tidak mengapa jika tidak bisa sebagaimana mereka. Jangan kecil hati, jangan pesimis, karena tidak mampu seperti mereka.
Pokoknya, tidak usah melihat dan menilai orang lain!
Satu hal yang sangat menyejukkan adalah saat membaca nasihat berikut.
Al Imam Al Ajurri menyatakan dalam karya beliau berjudul Akhalaqul Ulama,
" ...sampai-sampai semua yang kering dan basah memohonkan ampunan untuk mereka. Ikan-ikan di lautan dan serangga-serangga tak ketinggalan. Binatang-binatang buas dan hewan-hewan ternak, bahkan langit dan bintang gemintangnya, semua turut memohonkan ampunan untuknya..."
Kemudian Beliau membawakan sabda Nabi Muhammad ﷺ dari sahabat Abu Darda dengan sanad lengkap :
إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ كُلُّ شَيْءٍ, حَتَّى الْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْبَحْرِ
" Sungguh, segala yang ada memohonkan ampunan untuk orang yang berilmu. Bahkan, ikan di dasar lautan pun turut memohonkan "
Untukmu, anak muda yang mengambil jalan ilmu, kurang indah di mana hidup jika semua makhluk hidup di sekitarmu selalu memohonkan ampunan untukmu? Tanpa engkau tahu.
Untukmu, anak muda yang melawan lelah dan bosan mengajari anak-anak kecil melafalkan huruf-huruf hijaiyah, apakah tidak memotivasimu ketika hewan dan binatang memohon kepada Allah agar engkau diampuni? Meskipun engkau tak pernah mendengarnya langsung.
Untukmu, anak muda yang berjuang melepaskan belengggu kesenangan duniawi karena mendampingi anak-anak belajar Al Qur'an, sadarilah bahwa langit yang engkau lihat dan bintang gemintang yang engkau pandang, pun memohon kepada Allah agar engkau diampuni.
Sungguh berbahagialah hamba yang diampuni Allah Ta’ala.
Musholla Al Ilmu, Lendah, 08 Februari 2025
Ingin Seperti Mereka, Hanya Saja...
Saya sering berbincang dan berdiskusi dengan rekan-rekan muda yang memiliki respek terhadap dunia pendidikan agama.
Kami dipertemukan oleh kesadaran bahwa mendidik anak-anak di atas ajaran Islam adalah tanggungjawab bersama.
Selalu ada hambatan. Diri sendiri justru kendala terbesar. Rasa malas di satu sisi, minder di sisi lain. Takut tidak ikhlas di sebelah, sebelahnya takut tidak bersyukur. Khawatir salah mendidik, juga khawatir jika ilmu tidak diajarkan.
Hambatan besar juga ketika muncul pikiran, " Aku juga ingin seperti mereka ". Mereka siapa? Apa yang mereka lakukan?
Ringkasnya begini. Izinkan mewakili rekan-rekan muda menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu saya.
Saya ingin mempersiapkan diri untuk menikah, punya tanah, dan bangun rumah. Tapi, kapan? Saya ingin bertaawun membantu Pondok di program pendidikan.
Saya ingin fokus bekerja dan memulai usaha. Tapi, kapan? Jadwal mengajar padat.
Saya mau juga jalan-jalan dan menjelajahi lokasi baru. Tapi, kapan? Pelajaran hampir tidak ada liburnya.
Saya tertarik kalau diajak muncak di berbagai tujuan pendakian gunung. Tapi, kapan? Bahkan, di akhir pekan pun, Pondok tidak libur.
Saya senang olahraga. Dan saya juga ingin ikut kompetisi di kalangan ikhwan-ikhwan. Tapi, kapan? Izin sulit didapatkan.
Saya kadang-kadang "gemes" ketika mendengar orang-orang meluangkan waktu untuk hobinya, seperti memancing, berburu, atau utak-atik mesin. Tapi, kapan? Sudah terlanjur capek masuk kelas.
Saya merasa bagaimana ketika mendengar percakapan tentang berbagai hal kulineran. Saya ingin. Tapi, kapan? Siang padat, malam untuk istirahat.
Apalagi jika mengikuti perbincangan tentang gaya hidup, perkembangan teknologi, atau yang viral-viral. Kok saya tidak tahu?
Kepada rekan-rekan muda itu, saya hanya bisa menghibur dan membesarkan hati mereka, bahwa tiap-tiap orang memiliki pilihan hidup sendiri-sendiri.
Tidak usah dan jangan sampai memikirkan orang lain. Fokuslah pada jalan hidup yang engkau pilih, yaitu jalan ilmu. Belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Tidak mengapa jika tidak bisa sebagaimana mereka. Jangan kecil hati, jangan pesimis, karena tidak mampu seperti mereka.
Pokoknya, tidak usah melihat dan menilai orang lain!
Satu hal yang sangat menyejukkan adalah saat membaca nasihat berikut.
Al Imam Al Ajurri menyatakan dalam karya beliau berjudul Akhalaqul Ulama,
" ...sampai-sampai semua yang kering dan basah memohonkan ampunan untuk mereka. Ikan-ikan di lautan dan serangga-serangga tak ketinggalan. Binatang-binatang buas dan hewan-hewan ternak, bahkan langit dan bintang gemintangnya, semua turut memohonkan ampunan untuknya..."
Kemudian Beliau membawakan sabda Nabi Muhammad ﷺ dari sahabat Abu Darda dengan sanad lengkap :
إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ كُلُّ شَيْءٍ, حَتَّى الْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْبَحْرِ
" Sungguh, segala yang ada memohonkan ampunan untuk orang yang berilmu. Bahkan, ikan di dasar lautan pun turut memohonkan "
Untukmu, anak muda yang mengambil jalan ilmu, kurang indah di mana hidup jika semua makhluk hidup di sekitarmu selalu memohonkan ampunan untukmu? Tanpa engkau tahu.
Untukmu, anak muda yang melawan lelah dan bosan mengajari anak-anak kecil melafalkan huruf-huruf hijaiyah, apakah tidak memotivasimu ketika hewan dan binatang memohon kepada Allah agar engkau diampuni? Meskipun engkau tak pernah mendengarnya langsung.
Untukmu, anak muda yang berjuang melepaskan belengggu kesenangan duniawi karena mendampingi anak-anak belajar Al Qur'an, sadarilah bahwa langit yang engkau lihat dan bintang gemintang yang engkau pandang, pun memohon kepada Allah agar engkau diampuni.
Sungguh berbahagialah hamba yang diampuni Allah Ta’ala.
Musholla Al Ilmu, Lendah, 08 Februari 2025
(Seri Ibnul Qayyim - 08)
Istighfar Berkualitas Tinggi
" Tanda amal ibadahmu diterima; ketika engkau menilainya tidak berharga, sedikit, dan kecil di hatimu. Sampai-sampai hamba yang arif, sesaat setelah berbuat taat langsung beristighfar kepada Allah "
" Siapa saja yang menyadari kewajiban-kewajiban nya sebagai hamba kepada Rabb-nya, kadar amalnya, dan cacat dirinya, maka tidak ada alasan untuk tidak beristighfar kepada Rabb-nya, ia merasa tidak berharga, dan menyadari betapa kecil dirinya " (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin 2/62)
Istighfar Berkualitas Tinggi
" Tanda amal ibadahmu diterima; ketika engkau menilainya tidak berharga, sedikit, dan kecil di hatimu. Sampai-sampai hamba yang arif, sesaat setelah berbuat taat langsung beristighfar kepada Allah "
" Siapa saja yang menyadari kewajiban-kewajiban nya sebagai hamba kepada Rabb-nya, kadar amalnya, dan cacat dirinya, maka tidak ada alasan untuk tidak beristighfar kepada Rabb-nya, ia merasa tidak berharga, dan menyadari betapa kecil dirinya " (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin 2/62)
Forwarded from Info Santri & Mahad Salafy
📑 DAFTAR MA'HAD YANG TELAH MEMBUKA PENDAFTARAN SANTRI BARU
https://www.tgoop.com/mahadsalafy/804
Berdasarkan lokasi dan diurutkan sesuai update terakhir,
Kirimkan data PSB via email : [email protected]
================
PULAU JAWA
JAWA TENGAH
Ma'had Daar El Abror Boyolali
Ma'had Manarus Sunnah Purwojati
Ma'had Ittiba'us Sunnah Klaten
Ma'had Al Ghuroba Kendal
Ma'had Darul Qur'an Sragen
Ma'had An Nashihah Cepu
Ma'had Umar bin Khotthob Pekalongan
Ma'had Minhajus Sunnah Magelang
Ma'had Darul Atsar Temanggung
Ma'had Anwarussunnah Kebumen
Ma'had Minhajul Anbiya Bumiayu
MTA Utsman bin Affan Batang
Ma'had Nurul Huda Brebes
Ma'had Nurus Sunnah Pemalang
Ma'had Al Ittiba' Sumpiuh
Ma'had Ibnu Abbas Banjarnegara
Ma'had Al Manshurah Cilacap
Ma'had Al Ausath Sukoharjo
Ma'had Darussalaf Pandem, Sragen
Ma'had As Salaam Kebumen
Ma'had Darussalam Wonogiri
Ma'had Ta'dzimus Sunnah Ngawi
Ma'had Al Ausath Karanganyar
Ma'had Al Faruq Cilongok
Ma'had Al Manshurah Purbalingga
Ma'had Darussalaf Sukoharjo
Ma'had Al Faruq Somagede
Ma'had Nurus Sunnah Tegal
Ma'had Ibnul Mubarak Margasari Tegal
Rumbel Ibnu Abbas Banjarnegara
Ma'had Darul Hikmah 2 Sendangmulyo
Ma'had An Najiyah Banjarnegara
Ma'had Al Faruq Kalibagor Purwokerto
Ma'had Ta'dhimus Sunnah Wonosobo
Ma'had Ibnul Qoyyim Cireong
Ma'had Al Manshurah Mujur
RTQ Delanggu Klaten
Ma'had Darul Hikmah Semarang
Rumah Belajar An Najwa Tegal
JAWA BARAT
Ma'had Al Hijrah Cileunyi Bandung
Ma'had An Najiyah Cikarang
Ma'had Daarus Sunnah Kuningan
Ma'had Ar Royyan Tambun
Ma'had Dzunnuroin Parung
Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon
Ma'had Imam Mujaddid Asy Syafi'i Indramayu
Ma'had Miftah Daaris Sa'adah Sukabumi
Ma'had Daarul Atsaar Purwakarta
Ma'had An Najiyah Setu Bekasi
Ma'had Tamaamul Minnah Karawang
JAWA TIMUR
Ma'had Al Husna As Salafiyyah Kediri
Rumbel Al Ukhuwah Jember
Ma'had Adhwaus Sunnah Lamongan
Ma'had Adhwaus Sunnah Lamongan
Ma'had Manhajul Anbiya Tuban
Ma'had Al Qudwah Nganjuk
Ma'had Al Furqan Lumajang
Ma'had Ibnu Katsir Sidoarjo
Ma'had Al Hunafa Ponorogo
Ma'had Darul Ihsan Madiun
Ma'had As Sunnah Ngawi
Ma'had Ulul Albab Situbondo
TA & MTM Assunnah Malang
Ma'had Al Bayyinah Gresik
Ma'had Al Ishlah Lawang, Malang
Ma'had Assunnah Batu
Ma'had Anshorussunnah Mantingan Ngawi
YOGYAKARTA
Ma'had Al Anshar Sleman
Ma'had Darussunnah Al Khoriyyah Dlingo
Ma'had Ar Ridha Sewon Bantul
BANTEN
Ma'had Al Ajurumiyyah Tangerang
BALI
Ma'had Ittiba'us Sunnah Singaraja
PULAU SUMATRA
Ma'had Dhiyaus Salaf Riau
Ma'had Al Hijrah Tsabat
Ma'had At Tibyan Sigli Aceh
Ma'had Al Ghuroba Asahan
Ma'had Darul Hadits Al Ibanah Palembang
Ma'had Imam Asy Syafi'i Tapanuli Selatan
PULAU KALIMANTAN
Ma'had Ibnul Mubarok Samarinda
Ma'had Al Manshuroh Tabalong
Ma'had Darussalaf Teluk Pandan
Ma'had Al Manshuroh Banjarbaru
Ma'had Adz Dzahabi Balikpapan
PULAU SULAWESI
RA Al Kautsar Manado
Ma'had Darus Salaf Sengkang
Rumbel Daarul Hadits Palopo
Ma'had Daarul Atsar Konda
Ma'had Al Manshuroh Kendari
Madrasah Ibnu Abbas Makassar
Ma'had Darussunnah Pangkep
Ma'had Daarul Hikmah Bau-bau
Rumbel Al Faruq Pare-pare
PULAU MALUKU & PAPUA
Ma'had Tarbiyatul Abna As Salafy Gemba
Ma'had Al Manshurah Ambon
Yang tidak tercantum kemungkinan belum buka pendaftaran.
Insyaallah akan terus di update.
🔎 www.tgoop.com/mahadsalafy
https://www.tgoop.com/mahadsalafy/804
Berdasarkan lokasi dan diurutkan sesuai update terakhir,
Kirimkan data PSB via email : [email protected]
================
PULAU JAWA
JAWA TENGAH
Ma'had Daar El Abror Boyolali
Ma'had Manarus Sunnah Purwojati
Ma'had Ittiba'us Sunnah Klaten
Ma'had Al Ghuroba Kendal
Ma'had Darul Qur'an Sragen
Ma'had An Nashihah Cepu
Ma'had Umar bin Khotthob Pekalongan
Ma'had Minhajus Sunnah Magelang
Ma'had Darul Atsar Temanggung
Ma'had Anwarussunnah Kebumen
Ma'had Minhajul Anbiya Bumiayu
MTA Utsman bin Affan Batang
Ma'had Nurul Huda Brebes
Ma'had Nurus Sunnah Pemalang
Ma'had Al Ittiba' Sumpiuh
Ma'had Ibnu Abbas Banjarnegara
Ma'had Al Manshurah Cilacap
Ma'had Al Ausath Sukoharjo
Ma'had Darussalaf Pandem, Sragen
Ma'had As Salaam Kebumen
Ma'had Darussalam Wonogiri
Ma'had Ta'dzimus Sunnah Ngawi
Ma'had Al Ausath Karanganyar
Ma'had Al Faruq Cilongok
Ma'had Al Manshurah Purbalingga
Ma'had Darussalaf Sukoharjo
Ma'had Al Faruq Somagede
Ma'had Nurus Sunnah Tegal
Ma'had Ibnul Mubarak Margasari Tegal
Rumbel Ibnu Abbas Banjarnegara
Ma'had Darul Hikmah 2 Sendangmulyo
Ma'had An Najiyah Banjarnegara
Ma'had Al Faruq Kalibagor Purwokerto
Ma'had Ta'dhimus Sunnah Wonosobo
Ma'had Ibnul Qoyyim Cireong
Ma'had Al Manshurah Mujur
RTQ Delanggu Klaten
Ma'had Darul Hikmah Semarang
Rumah Belajar An Najwa Tegal
JAWA BARAT
Ma'had Al Hijrah Cileunyi Bandung
Ma'had An Najiyah Cikarang
Ma'had Daarus Sunnah Kuningan
Ma'had Ar Royyan Tambun
Ma'had Dzunnuroin Parung
Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon
Ma'had Imam Mujaddid Asy Syafi'i Indramayu
Ma'had Miftah Daaris Sa'adah Sukabumi
Ma'had Daarul Atsaar Purwakarta
Ma'had An Najiyah Setu Bekasi
Ma'had Tamaamul Minnah Karawang
JAWA TIMUR
Ma'had Al Husna As Salafiyyah Kediri
Rumbel Al Ukhuwah Jember
Ma'had Adhwaus Sunnah Lamongan
Ma'had Adhwaus Sunnah Lamongan
Ma'had Manhajul Anbiya Tuban
Ma'had Al Qudwah Nganjuk
Ma'had Al Furqan Lumajang
Ma'had Ibnu Katsir Sidoarjo
Ma'had Al Hunafa Ponorogo
Ma'had Darul Ihsan Madiun
Ma'had As Sunnah Ngawi
Ma'had Ulul Albab Situbondo
TA & MTM Assunnah Malang
Ma'had Al Bayyinah Gresik
Ma'had Al Ishlah Lawang, Malang
Ma'had Assunnah Batu
Ma'had Anshorussunnah Mantingan Ngawi
YOGYAKARTA
Ma'had Al Anshar Sleman
Ma'had Darussunnah Al Khoriyyah Dlingo
Ma'had Ar Ridha Sewon Bantul
BANTEN
Ma'had Al Ajurumiyyah Tangerang
BALI
Ma'had Ittiba'us Sunnah Singaraja
PULAU SUMATRA
Ma'had Dhiyaus Salaf Riau
Ma'had Al Hijrah Tsabat
Ma'had At Tibyan Sigli Aceh
Ma'had Al Ghuroba Asahan
Ma'had Darul Hadits Al Ibanah Palembang
Ma'had Imam Asy Syafi'i Tapanuli Selatan
PULAU KALIMANTAN
Ma'had Ibnul Mubarok Samarinda
Ma'had Al Manshuroh Tabalong
Ma'had Darussalaf Teluk Pandan
Ma'had Al Manshuroh Banjarbaru
Ma'had Adz Dzahabi Balikpapan
PULAU SULAWESI
RA Al Kautsar Manado
Ma'had Darus Salaf Sengkang
Rumbel Daarul Hadits Palopo
Ma'had Daarul Atsar Konda
Ma'had Al Manshuroh Kendari
Madrasah Ibnu Abbas Makassar
Ma'had Darussunnah Pangkep
Ma'had Daarul Hikmah Bau-bau
Rumbel Al Faruq Pare-pare
PULAU MALUKU & PAPUA
Ma'had Tarbiyatul Abna As Salafy Gemba
Ma'had Al Manshurah Ambon
Yang tidak tercantum kemungkinan belum buka pendaftaran.
Insyaallah akan terus di update.
🔎 www.tgoop.com/mahadsalafy
(315)
Keadilan Hakiki
Tidak jauh dari Masjid Nabawi, dulu ada lapangan yang dipergunakan untuk inspeksi pasukan yang akan berangkat ke Badar.
Saat ini, lapangan tersebut masuk area stasiun lama Madinah yang dibangun abad 19. Sempat digunakan 9 tahun, lalu ditutup karena perang dunia II. Masih ada sisa-sisa gerbongnya.
Lokasi itu dikenal dengan kompleks perumahan Sa'ad bin Abi Waqqash.
Di tempat itulah, Rasulullah ﷺ memeriksa siapa-siapa saja yang akan berangkat ke Badar.
Ibnu Hisyam dan Ibnu Katsir menyebutkan sebuah peristiwa di lokasi itu, yaitu peristiwa sahabat Sawad bin Ghaziyyah Al Anshari.
Riwayat yang dihasankan Al Albani , menceritakan tentang Rasulullah ﷺ yang sedang membariskan para sahabat dan merapikan.
Rupanya, Sawad terlihat tidak rapi dan tidak lurus. Badannya condong ke depan. Rasulullah ﷺ datang dan meluruskan. Dengan menggunakan anak panah, Rasulullah ﷺ menekan pinggang Sawad dan bersabda, " Luruskan, he Sawad!"
Sawad kemudian menyatakan dirinya merasa tersakiti sehingga meminta izin untuk qishas (membalas). Rasulullah ﷺ mengizinkan.
Ketika, Rasulullah ﷺ mengangkat baju dan mempersilahkan Sawad membalas, bukannya membalas menusuk, Sawad justru memeluk erat Rasulullah ﷺ.
Ketika ditanyakan kenapa, Sawad menjawab, " Wahai Rasulullah, Anda telah melihat apa yang terjadi. Saya ingin, kulitku bersentuhan dengan kulit Anda menjadi hal terakhir dengan Anda ".
Rasulullah ﷺ lalu mendoakan kebaikan untuk Sawad.
Apa yang diucapkan Sawad ketika menyampaikan ingin membalas?
يا رسول الله! أوجعتني، وقد بعثك الله بالحق والعدل فأقدني
" Wahai Rasulullah, Anda telah menyakiti saya. Sungguh, Allah mengutus Anda dengan kebenaran dan keadilan, maka izinkan saya untuk membalas ".
Ya, atas nilai kebenaran dan keadilan! Inilah Islam.
Ada percakapan seorang kawan dengan rekan kerjanya yang kurang percaya dengan hari kiamat. Rekan kerjanya memang bukan seorang muslim.
" Kamu percaya dengan konsep keadilan?", tanya kawan saya.
Rekan kerjanya mengiyakan.
" Misalnya seorang penjahat tidak tertangkap di dunia, sehingga tidak dihukum, lalu dia mati. Konsep keadilannya di mana? Betapa enaknya orang yang berbuat jahat karena sampai mati tidak dihukum ", terang kawan saya.
" Maka, percayalah bahwa hari kiamat benar-benar ada. Di sana keadilan pasti ditegakkan. Yang benar akan dibela dan diberi hak-haknya. Yang salah tentu diadili dan dihukum sesuai kejahatannya"
Kata kawan saya, " Mudah-mudahan rekan kerja saya itu masuk Islam ".
Aamiiiin, yaa Rabb.
Demikianlah Islam! Ajaran yang menyerukan asas keadilan seadil-adilnya.
Barangsiapa berbuat kebaikan, ia akan diberi pahala berlipat-lipat. Sementara yang berlaku jahat, tidak ada yang bisa ia salahkan kecuali dirinya sendiri karena akan diberi hukuman yang setimpal.
Islam adalah agama yang adil.
Siapapun yang salah, tetap dikenakan sanksi. Mau rakyat, mau pejabat. Dia bangsawan ataukah orang keumuman. Miskin kaya sama saja.
Rasulullah bersabda:
وايْمُ اللَّهِ لو أنَّ فَاطِمَةَ بنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
" Demi Allah! Andaikan Fathimah, anak perempuan Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya " HR Bukhari 3475 Muslim 1668
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
" Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" QS Al Maidah: 8
Menurut Ibnu Katsir, maksud ayat ini adalah, " Jangan sekali-kali karena alasan membenci suatu kaum, kamu tidak bersikap adil kepada mereka. Bersikaplah adil kepada siapapun. Kawan ataukah lawan "
Maka, asas keadilan yang diajarkan Islam akan membantu untuk hidup tenang dan damai. Jauh dari sakit hati dan dendam. Sebab, ia yakin Allah pasti memberikan keadilan.
Sekaligus menyadarkan agar menjauhi sikap jahat, apapun bentuknya. Karena, tidak ada kejahatan yang bisa disembunyikan dari Allah. Kalau tidak di dunia, kelak di akhirat akan ditegakkan keadilan.
Kota Nabi, 17 Februari 2025
Keadilan Hakiki
Tidak jauh dari Masjid Nabawi, dulu ada lapangan yang dipergunakan untuk inspeksi pasukan yang akan berangkat ke Badar.
Saat ini, lapangan tersebut masuk area stasiun lama Madinah yang dibangun abad 19. Sempat digunakan 9 tahun, lalu ditutup karena perang dunia II. Masih ada sisa-sisa gerbongnya.
Lokasi itu dikenal dengan kompleks perumahan Sa'ad bin Abi Waqqash.
Di tempat itulah, Rasulullah ﷺ memeriksa siapa-siapa saja yang akan berangkat ke Badar.
Ibnu Hisyam dan Ibnu Katsir menyebutkan sebuah peristiwa di lokasi itu, yaitu peristiwa sahabat Sawad bin Ghaziyyah Al Anshari.
Riwayat yang dihasankan Al Albani , menceritakan tentang Rasulullah ﷺ yang sedang membariskan para sahabat dan merapikan.
Rupanya, Sawad terlihat tidak rapi dan tidak lurus. Badannya condong ke depan. Rasulullah ﷺ datang dan meluruskan. Dengan menggunakan anak panah, Rasulullah ﷺ menekan pinggang Sawad dan bersabda, " Luruskan, he Sawad!"
Sawad kemudian menyatakan dirinya merasa tersakiti sehingga meminta izin untuk qishas (membalas). Rasulullah ﷺ mengizinkan.
Ketika, Rasulullah ﷺ mengangkat baju dan mempersilahkan Sawad membalas, bukannya membalas menusuk, Sawad justru memeluk erat Rasulullah ﷺ.
Ketika ditanyakan kenapa, Sawad menjawab, " Wahai Rasulullah, Anda telah melihat apa yang terjadi. Saya ingin, kulitku bersentuhan dengan kulit Anda menjadi hal terakhir dengan Anda ".
Rasulullah ﷺ lalu mendoakan kebaikan untuk Sawad.
Apa yang diucapkan Sawad ketika menyampaikan ingin membalas?
يا رسول الله! أوجعتني، وقد بعثك الله بالحق والعدل فأقدني
" Wahai Rasulullah, Anda telah menyakiti saya. Sungguh, Allah mengutus Anda dengan kebenaran dan keadilan, maka izinkan saya untuk membalas ".
Ya, atas nilai kebenaran dan keadilan! Inilah Islam.
Ada percakapan seorang kawan dengan rekan kerjanya yang kurang percaya dengan hari kiamat. Rekan kerjanya memang bukan seorang muslim.
" Kamu percaya dengan konsep keadilan?", tanya kawan saya.
Rekan kerjanya mengiyakan.
" Misalnya seorang penjahat tidak tertangkap di dunia, sehingga tidak dihukum, lalu dia mati. Konsep keadilannya di mana? Betapa enaknya orang yang berbuat jahat karena sampai mati tidak dihukum ", terang kawan saya.
" Maka, percayalah bahwa hari kiamat benar-benar ada. Di sana keadilan pasti ditegakkan. Yang benar akan dibela dan diberi hak-haknya. Yang salah tentu diadili dan dihukum sesuai kejahatannya"
Kata kawan saya, " Mudah-mudahan rekan kerja saya itu masuk Islam ".
Aamiiiin, yaa Rabb.
Demikianlah Islam! Ajaran yang menyerukan asas keadilan seadil-adilnya.
Barangsiapa berbuat kebaikan, ia akan diberi pahala berlipat-lipat. Sementara yang berlaku jahat, tidak ada yang bisa ia salahkan kecuali dirinya sendiri karena akan diberi hukuman yang setimpal.
Islam adalah agama yang adil.
Siapapun yang salah, tetap dikenakan sanksi. Mau rakyat, mau pejabat. Dia bangsawan ataukah orang keumuman. Miskin kaya sama saja.
Rasulullah bersabda:
وايْمُ اللَّهِ لو أنَّ فَاطِمَةَ بنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
" Demi Allah! Andaikan Fathimah, anak perempuan Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya " HR Bukhari 3475 Muslim 1668
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
" Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" QS Al Maidah: 8
Menurut Ibnu Katsir, maksud ayat ini adalah, " Jangan sekali-kali karena alasan membenci suatu kaum, kamu tidak bersikap adil kepada mereka. Bersikaplah adil kepada siapapun. Kawan ataukah lawan "
Maka, asas keadilan yang diajarkan Islam akan membantu untuk hidup tenang dan damai. Jauh dari sakit hati dan dendam. Sebab, ia yakin Allah pasti memberikan keadilan.
Sekaligus menyadarkan agar menjauhi sikap jahat, apapun bentuknya. Karena, tidak ada kejahatan yang bisa disembunyikan dari Allah. Kalau tidak di dunia, kelak di akhirat akan ditegakkan keadilan.
Kota Nabi, 17 Februari 2025
(316)
Antara Dicintai dan Mencintai
Bisa saja seseorang mencintai. Mudah dan semau inginnya. Sebab, memberikan cinta tergantung pilihannya.
Memperoleh cinta dari orang yang dicintai, itu yang tak gampang. Karena, intinya bukan bagaimana bisa mencintai, namun seperti apa engkau bisa memperoleh cinta.
Setiap istri ingin dicintai suami. Itupun suami ideal yang diharapkan cintanya. Suami yang sabar, lemah lembut, setia, penyayang, perhatian, dan saleh tentunya.
Tak beda dengan suami. Ia ingin memperoleh cinta tulus dari istri. Tentu istri yang ideal, yaitu istri yang penurut, tak suka menuntut, hadir dalam suka duka, hati senang saat memandang, dan selalu membesarkan hati.
Kaum suami berharap istrinya seperti Ibunda Khadijah, yang menyerahkan cinta luar biasa. Para istri inginnya bersuami seperti Rasulullah ﷺ, yang cintanya sangat mendalam.
Tahukah, Istri? Kenapa Rasulullah ﷺ sangat mendalam cintanya kepada Ibunda Khadijah? Sebab, Ibunda Khadijah adalah wanita utama.
Ibunda Khadijah sejak masa jahiliah sudah dikenal dengan sebutan wanita suci. Beliau memiliki sifat-sifat mulia.
Setiap kali teringat Ibunda Khadijah, Rasulullah ﷺ selalu memuji dan menyanjung. Bahkan, setelah wafatnya. Bahkan, di depan istri-istri yang lain.
Al Bukhari (3821) Muslim (2437) meriwayatkan hadis Aisyah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
قد آمَنَتْ بي إذ كفَرَ بي الناسُ، وصدَّقَتْني إذ كذَّبَني الناسُ، وواسَتْني بمالِها إذ حرَمَني الناسُ، ورزَقَني اللهُ عزَّ وجلَّ ولَدَها إذ حرَمَني أولادَ النِّساءِ
"Sungguh, Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang menentangku. Khadijah membenarkanku saat orang-orang mendustakanku. Khadijah mengorbankan hartanya untukku di waktu orang-orang tak mau membantu. Allah memberi rezeki anak-anak darinya, ketika istri-istri yang lain Allah halangi "
Khadijah adalah wanita agung. Semua yang Ibunda Khadijah punya, diberikan untuk suaminya. Tenaga, pikiran, perhatian, harta, dan semua-semuanya. Maka, Rasulullah ﷺ pun memberikan cintanya.
Engkau, wahai Istri, jika ingin mendapatkan cinta suami, maka berkorbanlah semampu-mampumu. Cinta itu akan datang.
Tahukah, Suami, kenapa Ibunda Khadijah cintanya luar biasa kepada Rasulullah ﷺ? Karena, Rasulullah begitu istimewa.
Ketika Rasulullah ﷺ pertama kali memperoleh wahyu dari Allah dan pulang menggigil dingin karena cemas, Ibunda Khadijah menghibur:
كَلَّا، أبْشِرْ، فَوَاللَّهِ لا يُخْزِيكَ اللَّهُ أبَدًا؛ إنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وتَصْدُقُ الحَدِيثَ، وتَحْمِلُ الكَلَّ، وتَقْرِي الضَّيْفَ، وتُعِينُ علَى نَوَائِبِ الحَقِّ
" Sekali-kali tidak! Bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan mungkin membuat Anda terhina. Sungguh, Anda menyambung silaturahmi, berbicara selalu jujur, membantu yang lemah, memuliakan tamu, dan menolong orang yang kesulitan " HR Al Bukhari 6982 Muslim 160
Rasulullah ﷺ memang memiliki sifat-sifat utama. Sejak kecilnya memang sudah jauh berbeda dengan yang lain. Jujur, senang membantu, perhatian kepada keluarga, dan terpercaya. Maka, Ibunda Khadijah pun menyerahkan cintanya.
Engkau, wahai Suami, bila hendak mendapatkan cinta istri, maka jadilah laki-laki yang baik. Cinta itu akan datang.
Iya, cinta itu sulit untuk dirumuskan. Menurut Ibnul Qayyim (Madarijus Salikin 3/11), " Cinta sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata yang lebih jelas dari cinta itu sendiri. Jika cinta didefinisikan, malah semakin kabur dan kaku. Definisi cinta itu ya adanya cinta itu "
Maka, cinta tidak bisa dicopypaste, tidak mungkin ditiru, tidak dapat dipaksa atau direkayasa. Cinta bukan untuk dibuat-buat.
Kalau hanya dipamer-pamerkan, diviral-viralkan, apalagi justru berakhir dengan perpisahan, itu bukanlah cinta.
Cinta itu dengan melimpahkan cinta, dan memperoleh cinta dari yang dicintai. Saling mencintai satu sama lain. Bukan bertepuk sebelah tangan.
Dan itu hanya dapat diraih jika dibangun di atas cintanya kepada Allah Ta'ala. Jika cintanya karena Allah, maka kata Ibnul Qayyim, " Itulah cinta yang memutus was-was, melahirkan kelezatan saat melayani, dan sekalipun bertumpuk-tumpuk musibah, tetap ia terhibur".
Kota Mekkah, 21 Februari 2025
Antara Dicintai dan Mencintai
Bisa saja seseorang mencintai. Mudah dan semau inginnya. Sebab, memberikan cinta tergantung pilihannya.
Memperoleh cinta dari orang yang dicintai, itu yang tak gampang. Karena, intinya bukan bagaimana bisa mencintai, namun seperti apa engkau bisa memperoleh cinta.
Setiap istri ingin dicintai suami. Itupun suami ideal yang diharapkan cintanya. Suami yang sabar, lemah lembut, setia, penyayang, perhatian, dan saleh tentunya.
Tak beda dengan suami. Ia ingin memperoleh cinta tulus dari istri. Tentu istri yang ideal, yaitu istri yang penurut, tak suka menuntut, hadir dalam suka duka, hati senang saat memandang, dan selalu membesarkan hati.
Kaum suami berharap istrinya seperti Ibunda Khadijah, yang menyerahkan cinta luar biasa. Para istri inginnya bersuami seperti Rasulullah ﷺ, yang cintanya sangat mendalam.
Tahukah, Istri? Kenapa Rasulullah ﷺ sangat mendalam cintanya kepada Ibunda Khadijah? Sebab, Ibunda Khadijah adalah wanita utama.
Ibunda Khadijah sejak masa jahiliah sudah dikenal dengan sebutan wanita suci. Beliau memiliki sifat-sifat mulia.
Setiap kali teringat Ibunda Khadijah, Rasulullah ﷺ selalu memuji dan menyanjung. Bahkan, setelah wafatnya. Bahkan, di depan istri-istri yang lain.
Al Bukhari (3821) Muslim (2437) meriwayatkan hadis Aisyah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
قد آمَنَتْ بي إذ كفَرَ بي الناسُ، وصدَّقَتْني إذ كذَّبَني الناسُ، وواسَتْني بمالِها إذ حرَمَني الناسُ، ورزَقَني اللهُ عزَّ وجلَّ ولَدَها إذ حرَمَني أولادَ النِّساءِ
"Sungguh, Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang menentangku. Khadijah membenarkanku saat orang-orang mendustakanku. Khadijah mengorbankan hartanya untukku di waktu orang-orang tak mau membantu. Allah memberi rezeki anak-anak darinya, ketika istri-istri yang lain Allah halangi "
Khadijah adalah wanita agung. Semua yang Ibunda Khadijah punya, diberikan untuk suaminya. Tenaga, pikiran, perhatian, harta, dan semua-semuanya. Maka, Rasulullah ﷺ pun memberikan cintanya.
Engkau, wahai Istri, jika ingin mendapatkan cinta suami, maka berkorbanlah semampu-mampumu. Cinta itu akan datang.
Tahukah, Suami, kenapa Ibunda Khadijah cintanya luar biasa kepada Rasulullah ﷺ? Karena, Rasulullah begitu istimewa.
Ketika Rasulullah ﷺ pertama kali memperoleh wahyu dari Allah dan pulang menggigil dingin karena cemas, Ibunda Khadijah menghibur:
كَلَّا، أبْشِرْ، فَوَاللَّهِ لا يُخْزِيكَ اللَّهُ أبَدًا؛ إنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وتَصْدُقُ الحَدِيثَ، وتَحْمِلُ الكَلَّ، وتَقْرِي الضَّيْفَ، وتُعِينُ علَى نَوَائِبِ الحَقِّ
" Sekali-kali tidak! Bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan mungkin membuat Anda terhina. Sungguh, Anda menyambung silaturahmi, berbicara selalu jujur, membantu yang lemah, memuliakan tamu, dan menolong orang yang kesulitan " HR Al Bukhari 6982 Muslim 160
Rasulullah ﷺ memang memiliki sifat-sifat utama. Sejak kecilnya memang sudah jauh berbeda dengan yang lain. Jujur, senang membantu, perhatian kepada keluarga, dan terpercaya. Maka, Ibunda Khadijah pun menyerahkan cintanya.
Engkau, wahai Suami, bila hendak mendapatkan cinta istri, maka jadilah laki-laki yang baik. Cinta itu akan datang.
Iya, cinta itu sulit untuk dirumuskan. Menurut Ibnul Qayyim (Madarijus Salikin 3/11), " Cinta sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata yang lebih jelas dari cinta itu sendiri. Jika cinta didefinisikan, malah semakin kabur dan kaku. Definisi cinta itu ya adanya cinta itu "
Maka, cinta tidak bisa dicopypaste, tidak mungkin ditiru, tidak dapat dipaksa atau direkayasa. Cinta bukan untuk dibuat-buat.
Kalau hanya dipamer-pamerkan, diviral-viralkan, apalagi justru berakhir dengan perpisahan, itu bukanlah cinta.
Cinta itu dengan melimpahkan cinta, dan memperoleh cinta dari yang dicintai. Saling mencintai satu sama lain. Bukan bertepuk sebelah tangan.
Dan itu hanya dapat diraih jika dibangun di atas cintanya kepada Allah Ta'ala. Jika cintanya karena Allah, maka kata Ibnul Qayyim, " Itulah cinta yang memutus was-was, melahirkan kelezatan saat melayani, dan sekalipun bertumpuk-tumpuk musibah, tetap ia terhibur".
Kota Mekkah, 21 Februari 2025
(Seri Ibnul Qayyim - 09)
Hanya Allah Saja
" Sungguh, mayoritas orang hanya sebatas memanfaatkanmu untuk memenuhi keinginan mereka, walaupun berdampak buruk terhadap agama dan duniamu.
Mereka tidak peduli, pokoknya keinginan mereka terpenuhi walaupun engkau dirugikan "
" Ar Rabb (Allah Ta'ala) menghendakimu untuk kepentinganmu. Dia menginginkan kebaikan untukmu, kepadamu. Bukan untuk manfaat diri- Nya. Dan Allah menghendaki agar kejelekan tidak terjadi pada dirimu"
" Maka, kenapa engkau sandarkan cita-cita, harapan, dan rasa takut justru kepada selain Allah? "
(Ibnul Qayyim, Ighatsatul Lahafan 1/42)
Hanya Allah Saja
" Sungguh, mayoritas orang hanya sebatas memanfaatkanmu untuk memenuhi keinginan mereka, walaupun berdampak buruk terhadap agama dan duniamu.
Mereka tidak peduli, pokoknya keinginan mereka terpenuhi walaupun engkau dirugikan "
" Ar Rabb (Allah Ta'ala) menghendakimu untuk kepentinganmu. Dia menginginkan kebaikan untukmu, kepadamu. Bukan untuk manfaat diri- Nya. Dan Allah menghendaki agar kejelekan tidak terjadi pada dirimu"
" Maka, kenapa engkau sandarkan cita-cita, harapan, dan rasa takut justru kepada selain Allah? "
(Ibnul Qayyim, Ighatsatul Lahafan 1/42)
(317)
Karena Sepotong Kata, Rusaklah Hubungan Kita
Sehari-hari memang dilarang, namun di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji dan umroh, berdebat lebih keras lagi larangannya.
Kenapa?
Faktor-faktor yang menimbulkan perdebatan di saat haji atau umroh sangat banyak dan selalu saja muncul.
Antri, contohnya. Adakah di Tanah Suci aktivitas tanpa antri? 24 jam sepanjang tahun, Mekkah Madinah dikunjungi tanpa henti.
Dini hari atau siang terik matahari, tidak ada beda. Kaya miskin tidak pengaruh. Pejabat dan orang biasa sama saja. Ikut antri.
Di saat thawaf, sa'i, di lift, di ruang makan, naik turun bis, kamar mandi atau toilet, masuk keluar masjid, toko, money changer, di manapun harus antri.
Nah, di saat antri-antri itulah potensi berdebat terjadi. Dorong mendorong (walau tak sengaja), menginjak atau terinjak (meski di luar kemauan), terdesak atau mendesak (padahal terbawa arus), membuat hati panas dan mulut terpancing untuk bersuara.
Apalagi kalau sedang capek, hawa panas, bau keringat orang-orang mengganggu, belum lagi karena alasan orang tua yang didorong memakai kursi roda, plus ada satu saja yang berteriak mengompori.
Sudah, perdebatan lah yang terjadi!
Allah Ta'ala berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
" (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji " (QS Al Baqarah: 197)
Ada 3 pantangan di Tanah Suci. Salah satunya; berbantah-bantahan. Jangan berdebat! Titik!
Nah, mereka yang telah dipilih dan dimudahkan jalan ke Tanah Suci, baik berhaji atau berumroh, harapannya menjadi duta-duta kebaikan yang menginspirasi di kehidupan nyata untuk; menghindari bantah-bantahan. Bukan type orang yang gemar berdebat.
Disadari betul bahwa setiap konflik, perselisihan, pertengkaran, dan perseteruan, pasti dimulai dan diawali oleh kata-kata yang terucap.
Kata-kata yang lepas tidak dikontrol, tentu berlanjut dengan penyesalan. Tidak mungkin tidak!
Setan merusak hubungan dan menghancurkan kebersamaan, seringnya melalui pintu kata-kata. Walaupun sepotong kata!
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا
" Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia" (QS Al Isra: 53)
Maka, hindari kata-kata yang buruk! Jangan berucap kata yang negatif! Ingat, sepotong kata bisa merusak hubungan kita.
Mulailah di tengah keluarga! Suami istri tidak pantas berbantah-bantahan. Bukankah suami istri telah disatukan dengan cinta? Hati-hati, gara-gara sepotong kata, banyak rumahtangga berakhir dengan perceraian.
Di depan anak-anak, pantang bertengkar. Kepada anak pun, orang tua tidak boleh berbantah-bantahan.
Ingat-ingatlah pesan Rasulullah ﷺ :
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أوْ لِيصْمُتْ
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya berbicara yang baik, atau memilih diam "
Al Bukhari 6018 Muslim 47 dari sahabat Abu Hurairah.
Kualitas diri seseorang sangat ditentukan dengan kata-kata nya. Terutama di saat capeknya, ketika sakit nya, dan di waktu amarah nya.
Seseorang tak ada lagi harga dirinya, hingga tidak layak dihormati, jika sudah berucap kata yang negatif.
Sekalipun berada di posisi yang benar, yakin tidak salah, dan demi membela hak nya, bukan berarti ia boleh bicara kasar. Bukan pula alasan berbicara untuk kata atau nada menghina.
Anda yang sudah berkesempatan ke Tanah Suci, nilai ujian Anda ditentukan setelah pulang ke Tanah Air, " Apakah masih suka berdebat? ".
CKG, 23 Februari 2025
www.tgoop.com/anakmudadansalaf
Karena Sepotong Kata, Rusaklah Hubungan Kita
Sehari-hari memang dilarang, namun di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji dan umroh, berdebat lebih keras lagi larangannya.
Kenapa?
Faktor-faktor yang menimbulkan perdebatan di saat haji atau umroh sangat banyak dan selalu saja muncul.
Antri, contohnya. Adakah di Tanah Suci aktivitas tanpa antri? 24 jam sepanjang tahun, Mekkah Madinah dikunjungi tanpa henti.
Dini hari atau siang terik matahari, tidak ada beda. Kaya miskin tidak pengaruh. Pejabat dan orang biasa sama saja. Ikut antri.
Di saat thawaf, sa'i, di lift, di ruang makan, naik turun bis, kamar mandi atau toilet, masuk keluar masjid, toko, money changer, di manapun harus antri.
Nah, di saat antri-antri itulah potensi berdebat terjadi. Dorong mendorong (walau tak sengaja), menginjak atau terinjak (meski di luar kemauan), terdesak atau mendesak (padahal terbawa arus), membuat hati panas dan mulut terpancing untuk bersuara.
Apalagi kalau sedang capek, hawa panas, bau keringat orang-orang mengganggu, belum lagi karena alasan orang tua yang didorong memakai kursi roda, plus ada satu saja yang berteriak mengompori.
Sudah, perdebatan lah yang terjadi!
Allah Ta'ala berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
" (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji " (QS Al Baqarah: 197)
Ada 3 pantangan di Tanah Suci. Salah satunya; berbantah-bantahan. Jangan berdebat! Titik!
Nah, mereka yang telah dipilih dan dimudahkan jalan ke Tanah Suci, baik berhaji atau berumroh, harapannya menjadi duta-duta kebaikan yang menginspirasi di kehidupan nyata untuk; menghindari bantah-bantahan. Bukan type orang yang gemar berdebat.
Disadari betul bahwa setiap konflik, perselisihan, pertengkaran, dan perseteruan, pasti dimulai dan diawali oleh kata-kata yang terucap.
Kata-kata yang lepas tidak dikontrol, tentu berlanjut dengan penyesalan. Tidak mungkin tidak!
Setan merusak hubungan dan menghancurkan kebersamaan, seringnya melalui pintu kata-kata. Walaupun sepotong kata!
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا
" Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia" (QS Al Isra: 53)
Maka, hindari kata-kata yang buruk! Jangan berucap kata yang negatif! Ingat, sepotong kata bisa merusak hubungan kita.
Mulailah di tengah keluarga! Suami istri tidak pantas berbantah-bantahan. Bukankah suami istri telah disatukan dengan cinta? Hati-hati, gara-gara sepotong kata, banyak rumahtangga berakhir dengan perceraian.
Di depan anak-anak, pantang bertengkar. Kepada anak pun, orang tua tidak boleh berbantah-bantahan.
Ingat-ingatlah pesan Rasulullah ﷺ :
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أوْ لِيصْمُتْ
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya berbicara yang baik, atau memilih diam "
Al Bukhari 6018 Muslim 47 dari sahabat Abu Hurairah.
Kualitas diri seseorang sangat ditentukan dengan kata-kata nya. Terutama di saat capeknya, ketika sakit nya, dan di waktu amarah nya.
Seseorang tak ada lagi harga dirinya, hingga tidak layak dihormati, jika sudah berucap kata yang negatif.
Sekalipun berada di posisi yang benar, yakin tidak salah, dan demi membela hak nya, bukan berarti ia boleh bicara kasar. Bukan pula alasan berbicara untuk kata atau nada menghina.
Anda yang sudah berkesempatan ke Tanah Suci, nilai ujian Anda ditentukan setelah pulang ke Tanah Air, " Apakah masih suka berdebat? ".
CKG, 23 Februari 2025
www.tgoop.com/anakmudadansalaf