Forwarded from Asy-Syariah
📚 10 SEBAB TERHINDAR DARI KEJAHATAN ORANG YANG HASAD
1️⃣ Berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari kejahatan orang yang hasad dan membentengi diri dengan-Nya.
2️⃣ Bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menjamin penjagaan bagi orang yang bertakwa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيًۡٔاۗ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu.” (Ali Imran: 120)
3️⃣ Bersabar atas musuh.
Sebab, tidaklah seorang ditolong dari orang yang hasad dan musuhnya, sebagaimana orang yang bersabar atasnya dan bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
4️⃣ Tawakal.
Orang yang bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala, akan dicukupi oleh-Nya. Tawakal termasuk faktor terkuat untuk menangkal gangguan dan kezaliman makhluk yang tidak mampu dihadapi.
5️⃣ Mengosongkan hati agar tidak sibuk memikirkan orang yang hasad kepada dirinya.
Setiap kali terbetik di benak, ia menepisnya dan memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa di antara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuhnya.
6️⃣ Mengarahkan hatinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan ikhlas kepada-Nya, serta menjadikan kecintaan kepada-Nya dan keridhaan-Nya di tempat terbetiknya pikiran.
Jadi, benaknya penuh dengan segala yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala dan zikir kepada-Nya. Orang yang seperti ini tidak akan ridha bila pikiran dan hatinya dipenuhi dengan memikirkan orang yang hasad dan zalim kepadanya, serta memikirkan untuk membalasnya.
7️⃣ Bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari segala dosa.
Seseorang dikuasai oleh musuh karena dosanya. Tidaklah seorang hamba disakiti kecuali karena dosa, baik yang ia ketahui maupun tidak. Dosa yang tidak dia ketahui jauh lebih berlipat daripada yang ia ketahui. Dosa yang ia lupakan lebih besar daripada yang ia ingat.
✔️ Sungguh, tiada sesuatu pun yang lebih bermanfaat bagi hamba bila dia dizalimi dan disakiti lawannya daripada tobat yang tulus. Tanda kebahagiaannya adalah mengalihkan pikirannya untuk melihat dirinya, dosa, dan cacatnya, sehingga ia pun sibuk untuk memperbaiki diri dan bertobat.
8️⃣ Bersedekah dan berbuat baik semampunya.
Sebab, hal itu memiliki pengaruh yang hebat dalam menangkal bencana, mata yang jahat, dan kejelekan orang yang hasad. Orang yang berbuat baik dan bersedekah kepada orang lain, hampir-hampir tidak pernah terkuasai oleh jahatnya hipnotis, hasad, dan yang menyakitkan. Jika ia terkena suatu kejahatan, ia akan diperlakukan lembut oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan akan memperoleh dukungan.
9️⃣ Yang paling berat adalah memadamkan api orang yang hasad dan zalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepadanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ٣٥
“Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushilat: 34—35)
Perhatikanlah keadaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika dipukul oleh kaumnya sampai berdarah. Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengusap darah itu seraya mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
“Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Orang yang memaafkan orang lain dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadanya akan mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang sahabat datang mengadu kepada beliau tentang karib kerabatnya. Ia berbua
1️⃣ Berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari kejahatan orang yang hasad dan membentengi diri dengan-Nya.
2️⃣ Bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menjamin penjagaan bagi orang yang bertakwa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيًۡٔاۗ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu.” (Ali Imran: 120)
3️⃣ Bersabar atas musuh.
Sebab, tidaklah seorang ditolong dari orang yang hasad dan musuhnya, sebagaimana orang yang bersabar atasnya dan bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
4️⃣ Tawakal.
Orang yang bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala, akan dicukupi oleh-Nya. Tawakal termasuk faktor terkuat untuk menangkal gangguan dan kezaliman makhluk yang tidak mampu dihadapi.
5️⃣ Mengosongkan hati agar tidak sibuk memikirkan orang yang hasad kepada dirinya.
Setiap kali terbetik di benak, ia menepisnya dan memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa di antara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuhnya.
6️⃣ Mengarahkan hatinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan ikhlas kepada-Nya, serta menjadikan kecintaan kepada-Nya dan keridhaan-Nya di tempat terbetiknya pikiran.
Jadi, benaknya penuh dengan segala yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala dan zikir kepada-Nya. Orang yang seperti ini tidak akan ridha bila pikiran dan hatinya dipenuhi dengan memikirkan orang yang hasad dan zalim kepadanya, serta memikirkan untuk membalasnya.
7️⃣ Bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari segala dosa.
Seseorang dikuasai oleh musuh karena dosanya. Tidaklah seorang hamba disakiti kecuali karena dosa, baik yang ia ketahui maupun tidak. Dosa yang tidak dia ketahui jauh lebih berlipat daripada yang ia ketahui. Dosa yang ia lupakan lebih besar daripada yang ia ingat.
✔️ Sungguh, tiada sesuatu pun yang lebih bermanfaat bagi hamba bila dia dizalimi dan disakiti lawannya daripada tobat yang tulus. Tanda kebahagiaannya adalah mengalihkan pikirannya untuk melihat dirinya, dosa, dan cacatnya, sehingga ia pun sibuk untuk memperbaiki diri dan bertobat.
8️⃣ Bersedekah dan berbuat baik semampunya.
Sebab, hal itu memiliki pengaruh yang hebat dalam menangkal bencana, mata yang jahat, dan kejelekan orang yang hasad. Orang yang berbuat baik dan bersedekah kepada orang lain, hampir-hampir tidak pernah terkuasai oleh jahatnya hipnotis, hasad, dan yang menyakitkan. Jika ia terkena suatu kejahatan, ia akan diperlakukan lembut oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan akan memperoleh dukungan.
9️⃣ Yang paling berat adalah memadamkan api orang yang hasad dan zalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepadanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ٣٥
“Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushilat: 34—35)
Perhatikanlah keadaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika dipukul oleh kaumnya sampai berdarah. Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengusap darah itu seraya mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
“Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Orang yang memaafkan orang lain dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadanya akan mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang sahabat datang mengadu kepada beliau tentang karib kerabatnya. Ia berbua
Forwarded from Asy-Syariah
t baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat jelek terhadapnya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Senantiasa ada penolong dari Allah selagi kamu di atas keadaan yang seperti itu.”
Di samping itu pula, manusia akan memujinya dan bergabung bersamanya menghadapi musuhnya.
🔟 Memurnikan tauhid.
Makhluk-makhluk ini ada yang menggerakkannya. Tidaklah makhluk mendapatkan manfaat dan mudarat kecuali seizin Penciptanya. Jika seseorang memurnikan tauhid, hilanglah ketakutan kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala dari hatinya.
Musuhnya menjadi lebih ringan di matanya daripada ditakuti bersama Allah subhanahu wa ta’ala. Kesibukan memperhatikan musuhnya akan hilang dari hatinya. Hatinya lalu akan dipenuhi dengan cinta, takut, kembali, dan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Ia memandang bahwa menggunakan pikirannya untuk memikirkan musuhnya adalah bentuk lemahnya tauhid. Sebab, jika ia telah memurnikan tauhid, niscaya dalam hatinya ada kesibukan tersendiri. (Dinukil secara ringkas dari at-Tafsirul Qayyim lil Imam Ibnul Qayyim, hlm. 585—594)
🌏 https://asysyariah.com/hasad-penyakit-umat-terdahulu-yang-menjangkiti-kaum-muslimin-akhlak/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Senantiasa ada penolong dari Allah selagi kamu di atas keadaan yang seperti itu.”
Di samping itu pula, manusia akan memujinya dan bergabung bersamanya menghadapi musuhnya.
🔟 Memurnikan tauhid.
Makhluk-makhluk ini ada yang menggerakkannya. Tidaklah makhluk mendapatkan manfaat dan mudarat kecuali seizin Penciptanya. Jika seseorang memurnikan tauhid, hilanglah ketakutan kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala dari hatinya.
Musuhnya menjadi lebih ringan di matanya daripada ditakuti bersama Allah subhanahu wa ta’ala. Kesibukan memperhatikan musuhnya akan hilang dari hatinya. Hatinya lalu akan dipenuhi dengan cinta, takut, kembali, dan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Ia memandang bahwa menggunakan pikirannya untuk memikirkan musuhnya adalah bentuk lemahnya tauhid. Sebab, jika ia telah memurnikan tauhid, niscaya dalam hatinya ada kesibukan tersendiri. (Dinukil secara ringkas dari at-Tafsirul Qayyim lil Imam Ibnul Qayyim, hlm. 585—594)
🌏 https://asysyariah.com/hasad-penyakit-umat-terdahulu-yang-menjangkiti-kaum-muslimin-akhlak/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
📚 TIDAK MEMERAS TENAGA BINATANG SECARA BERLEBIHAN
💡Dari sahabat Abdullah bin Ja’far radhiallahu anhu, dia berkata,
فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ الْأَنْصَارِ فَإِذَا جَمَلٌ، فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَنَّ وَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ: مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk ke salah satu kebun milik orang Anshar untuk suatu keperluan. Di sana ada seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ia bersuara dan berlinang air matanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu mendatanginya dan mengusap bagian belakang kepalanya. Unta itu pun diam.
❓Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Siapa tuan unta ini? Siapa pemilik unta ini?”
Datanglah (pemiliknya), seorang pemuda Anshar. Dia berkata, "Milik saya, wahai Rasulullah."
❗️Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kamu takut kepada Allah saat (memperlakukan) binatang ini, padahal Allah menjadikanmu memilikinya?! Sesungguhnya unta ini mengeluh kepadaku bahwa kamu membuatnya kelaparan dan meletihkannya dengan banyak bekerja.” (HR. Abu Dawud, dll., Syaikh al-Albani menilainya sahih dalam ash-Shahihah no. 20)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/menyayangi-binatang/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
💡Dari sahabat Abdullah bin Ja’far radhiallahu anhu, dia berkata,
فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ الْأَنْصَارِ فَإِذَا جَمَلٌ، فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَنَّ وَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ: مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk ke salah satu kebun milik orang Anshar untuk suatu keperluan. Di sana ada seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ia bersuara dan berlinang air matanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu mendatanginya dan mengusap bagian belakang kepalanya. Unta itu pun diam.
❓Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Siapa tuan unta ini? Siapa pemilik unta ini?”
Datanglah (pemiliknya), seorang pemuda Anshar. Dia berkata, "Milik saya, wahai Rasulullah."
❗️Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kamu takut kepada Allah saat (memperlakukan) binatang ini, padahal Allah menjadikanmu memilikinya?! Sesungguhnya unta ini mengeluh kepadaku bahwa kamu membuatnya kelaparan dan meletihkannya dengan banyak bekerja.” (HR. Abu Dawud, dll., Syaikh al-Albani menilainya sahih dalam ash-Shahihah no. 20)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/menyayangi-binatang/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
📚 KELOMPOK YANG SELAMAT
🖊 Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,
“Fitnah syubhat dan hawa nafsu yang menyesatkan telah menyebabkan ahli kiblat pecah berkeping-keping. Sebagian mereka mengafirkan yang lain sehingga mereka menjadi saling bermusuhan, berpecah-belah, dan berpartai-partai, padahal sebelumnya mereka berada di atas satu hati.
Tidak ada yang selamat dari semua ini kecuali satu kelompok. Merekalah yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
‘Akan terus ada sekelompok dari umatku yang senantiasa membela kebenaran. Orang yang menghinakan dan menyelisihi mereka tidak akan mampu memudaratkan mereka, hingga datangnya keputusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian.’
Pada akhir zaman, mereka adalah kaum yang terasing, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, yaitu orang-orang yang melakukan perbaikan saat manusia telah rusak.
Merekalah orang-orang yang berusaha menjaga keutuhan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang terus dirusak oleh manusia. Merekalah orang-orang yang lari dari fitnah dengan membawa agama mereka.
Mereka adalah minoritas di tengah-tengah suatu kabilah. Terkadang tidak didapati pada sebuah kabilah kecuali satu atau dua orang, bahkan terkadang tidak didapati satu orang pun, sebagaimana permulaan Islam.
Dengan dasar inilah, para ulama menafsirkan hadits ini. Al-Auza’i rahimahullah mengatakan tentang sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ
‘Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing’,
‘Adapun Islam, ia tidak akan pergi. Akan tetapi, Ahlus Sunnah-lah yang akan pergi sehingga tidak tersisa di sebuah negeri kecuali satu orang saja.’
Dengan makna inilah, didapati ucapan para salaf yang memuji As-Sunnah dan menyifatinya dengan asing, serta menyifati pengikutnya dengan kata ‘sedikit’.”
(Kasyfu al-Kurbah fi Washfi Ahlil Ghurbah hlm. 16—17; dalam Ahlul Hadits Hum ath-Thaifah al-Manshurah, hlm. 103—104)
📖 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/siapakah-ahlussunnah/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
🖊 Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,
“Fitnah syubhat dan hawa nafsu yang menyesatkan telah menyebabkan ahli kiblat pecah berkeping-keping. Sebagian mereka mengafirkan yang lain sehingga mereka menjadi saling bermusuhan, berpecah-belah, dan berpartai-partai, padahal sebelumnya mereka berada di atas satu hati.
Tidak ada yang selamat dari semua ini kecuali satu kelompok. Merekalah yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
‘Akan terus ada sekelompok dari umatku yang senantiasa membela kebenaran. Orang yang menghinakan dan menyelisihi mereka tidak akan mampu memudaratkan mereka, hingga datangnya keputusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian.’
Pada akhir zaman, mereka adalah kaum yang terasing, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, yaitu orang-orang yang melakukan perbaikan saat manusia telah rusak.
Merekalah orang-orang yang berusaha menjaga keutuhan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang terus dirusak oleh manusia. Merekalah orang-orang yang lari dari fitnah dengan membawa agama mereka.
Mereka adalah minoritas di tengah-tengah suatu kabilah. Terkadang tidak didapati pada sebuah kabilah kecuali satu atau dua orang, bahkan terkadang tidak didapati satu orang pun, sebagaimana permulaan Islam.
Dengan dasar inilah, para ulama menafsirkan hadits ini. Al-Auza’i rahimahullah mengatakan tentang sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ
‘Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing’,
‘Adapun Islam, ia tidak akan pergi. Akan tetapi, Ahlus Sunnah-lah yang akan pergi sehingga tidak tersisa di sebuah negeri kecuali satu orang saja.’
Dengan makna inilah, didapati ucapan para salaf yang memuji As-Sunnah dan menyifatinya dengan asing, serta menyifati pengikutnya dengan kata ‘sedikit’.”
(Kasyfu al-Kurbah fi Washfi Ahlil Ghurbah hlm. 16—17; dalam Ahlul Hadits Hum ath-Thaifah al-Manshurah, hlm. 103—104)
📖 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/siapakah-ahlussunnah/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
Majalah Islam Asy-Syariah
Siapakah Ahlus Sunnah?
Istilah Ahlus Sunnah tentu sudah tidak asing lagi bagi kaum muslimin, bahkan mereka semua mengaku sebagai Ahlus Sunnah. Namun, siapakah sebenarnya Ahlus Sunnah itu? Siapa pula kelompok yang disebut oleh Rasulullah sebagai orang-orang yang asing? Iblis dan…
Forwarded from Asy-Syariah
📚🖊💎 Amalan Itu Tergantung Pada Akhirnya
✅ Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu,
إِنَّ غُلَامًا مِنَ الْيَهُودِ كَانَ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ وَهُوَ بِالْمَوْتِ فَدَعَاهُ إِلَى الْإِسْلَامِ فَنَظَرَ الْغُلَامُ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَبُوهُ: أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ. فَأَسْلَمَ ثُمَّ مَاتَ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عِنْدِهِ وَهُوَ يَقُولُ: الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ بِي مِنَ النَّارِ
Seorang anak Yahudi yang membantu Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang sakit. Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang menjenguknya. Beliau duduk di samping kepalanya. Nabi menawarkan kepadanya untuk masuk Islam. Beliau berkata, “Masuk Islamlah.”
Anak itu lalu memandang kepada bapaknya yang berada di sampingnya. Bapaknya lalu berkata, “Taatilah Abul Qasim (Rasulullah).”
Dia pun masuk Islam lalu meninggal dunia. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu keluar sambil berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka dengan perantaraanku.” (Muttafaqun ‘alaih)
💡 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
“Hanyalah amalan-amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idi radhiallahu anhu)
🌏 https://asysyariah.com/proses-keluarnya-roh-dari-jasad/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/1698
✅ Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu,
إِنَّ غُلَامًا مِنَ الْيَهُودِ كَانَ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ وَهُوَ بِالْمَوْتِ فَدَعَاهُ إِلَى الْإِسْلَامِ فَنَظَرَ الْغُلَامُ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَبُوهُ: أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ. فَأَسْلَمَ ثُمَّ مَاتَ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عِنْدِهِ وَهُوَ يَقُولُ: الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ بِي مِنَ النَّارِ
Seorang anak Yahudi yang membantu Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang sakit. Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang menjenguknya. Beliau duduk di samping kepalanya. Nabi menawarkan kepadanya untuk masuk Islam. Beliau berkata, “Masuk Islamlah.”
Anak itu lalu memandang kepada bapaknya yang berada di sampingnya. Bapaknya lalu berkata, “Taatilah Abul Qasim (Rasulullah).”
Dia pun masuk Islam lalu meninggal dunia. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu keluar sambil berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka dengan perantaraanku.” (Muttafaqun ‘alaih)
💡 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
“Hanyalah amalan-amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idi radhiallahu anhu)
🌏 https://asysyariah.com/proses-keluarnya-roh-dari-jasad/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/1698
Majalah Islam Asy-Syariah
Proses Keluarnya Roh dari Jasad
Proses keluarnya roh dari jasad digambarkan dalam hadits al-Bara bin Azib yang panjang. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasai, ...
Forwarded from Asy-Syariah
📚❓✔️ Kesabaran Ketika Mendidik Anak
❓Pertanyaan:
Bagaimana cara mendidik anak-anak? Bagaimana bisa maksimal untuk mengajari mereka (menjaga) shalat, apabila mereka dibesarkan dalam keluarga tidak baik (saleh)?
✔️ Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjawab,
“Anak tersebut dibimbing dengan kesungguhan dan kesabaran. Ayah atau kakaknya membimbing mereka dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sampai mereka bisa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah. Mereka dibimbing dengan tutur kata yang baik dan santun hingga mereka rajin shalat dan berahlak yang baik. Semua itu membutuhkan kesungguhan dan kesabaran.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (al-Ankabut: 69)
✅ Demikian pula firman-Nya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (at-Tahrim: 6)
💡Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Kalian semua adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya. Seorang imam (penguasa) adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang lelaki adalah pembina bagi anggota keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya.” (HR. al-Bukhari no. 893 dan Muslim no 1829 dari sahabat Ibnu Umar radhiallahu anhuma)
💎 Artinya, perlu kesabaran ketika mendidik anak.
📖 (Fatawa Nur ‘alad Darb 11/24)
🌏 https://asysyariah.com/kesungguhan-kesabaran-mendidik-anak/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/2864
❓Pertanyaan:
Bagaimana cara mendidik anak-anak? Bagaimana bisa maksimal untuk mengajari mereka (menjaga) shalat, apabila mereka dibesarkan dalam keluarga tidak baik (saleh)?
✔️ Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjawab,
“Anak tersebut dibimbing dengan kesungguhan dan kesabaran. Ayah atau kakaknya membimbing mereka dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sampai mereka bisa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah. Mereka dibimbing dengan tutur kata yang baik dan santun hingga mereka rajin shalat dan berahlak yang baik. Semua itu membutuhkan kesungguhan dan kesabaran.
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (al-Ankabut: 69)
✅ Demikian pula firman-Nya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (at-Tahrim: 6)
💡Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Kalian semua adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya. Seorang imam (penguasa) adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang lelaki adalah pembina bagi anggota keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya.” (HR. al-Bukhari no. 893 dan Muslim no 1829 dari sahabat Ibnu Umar radhiallahu anhuma)
💎 Artinya, perlu kesabaran ketika mendidik anak.
📖 (Fatawa Nur ‘alad Darb 11/24)
🌏 https://asysyariah.com/kesungguhan-kesabaran-mendidik-anak/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/2864
AsySyariah.com
Kesungguhan & Kesabaran Mendidik Anak
Anak dibimbing dengan kesungguhan dan kesabaran. Ayah atau kakaknya membimbing mereka dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sampai mereka bisa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah.
Forwarded from Asy-Syariah
📚🖊💎 Keutamaan Mempelajari Agama di Masjid
💡 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَ ئَالِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (yaitu masjid) dalam rangka membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mendapatkan rahmat, dikelilingi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah (memuji mereka) di hadapan makhluk yang di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1455 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
🌏 https://asysyariah.com/memakmurkan-masjid/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/1650
💡 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَ ئَالِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (yaitu masjid) dalam rangka membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mendapatkan rahmat, dikelilingi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah (memuji mereka) di hadapan makhluk yang di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1455 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
🌏 https://asysyariah.com/memakmurkan-masjid/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/1650
Majalah Islam Asy-Syariah
Memakmurkan Masjid
KHUTBAH PERTAMA: الْحَمْدَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ…
Forwarded from Asy-Syariah
📚 KEUTAMAAN MENYEBARKAN SALAM
💡Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ افْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman; dan iman kalian tidak akan sempurna hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahukan suatu amalan, yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai? (Yakni) sebarkan salam di antara kalian!” (HR. Muslim, no. 54)
📝 An-Nawawi rahimahullah berkata,
“Makna sabda beliau ‘Iman kalian tidak akan sempurna hingga kalian saling mencintai,’ adalah ‘iman kalian tidak akan bagus dan sempurna, kecuali dengan saling mencintai’.” (Lihat Ni’matul Ukhuwah, hlm. 5—13)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/nikmat-persahabatan-karena-allah/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
💡Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ افْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman; dan iman kalian tidak akan sempurna hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahukan suatu amalan, yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai? (Yakni) sebarkan salam di antara kalian!” (HR. Muslim, no. 54)
📝 An-Nawawi rahimahullah berkata,
“Makna sabda beliau ‘Iman kalian tidak akan sempurna hingga kalian saling mencintai,’ adalah ‘iman kalian tidak akan bagus dan sempurna, kecuali dengan saling mencintai’.” (Lihat Ni’matul Ukhuwah, hlm. 5—13)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/nikmat-persahabatan-karena-allah/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah
Forwarded from Asy-Syariah
📚🖊💎 Bukti Mencintai Allah
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)
📄 Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Ayat yang mulia ini adalah hakim (yang mengadili) bagi setiap orang yang mengaku cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala, namun tidak berada di jalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuannya hingga dia mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/467)
❗️Oleh karena itu, ketika kita melontarkan pernyataan tersebut, sementara kita jauh dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita termasuk orang yang berdusta atas pernyataan kita.
📄 Al-Hasan al-Bashri rahimahullah dan ulama salaf lainnya berkata, “Sekelompok kaum telah menyangka bahwasanya mereka mencintai Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala menguji mereka dengan ayat ini (yang tersebut di atas).” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/467)
🌏 https://asysyariah.com/sahur-dan-berbuka/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/2928
✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)
📄 Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Ayat yang mulia ini adalah hakim (yang mengadili) bagi setiap orang yang mengaku cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala, namun tidak berada di jalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuannya hingga dia mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/467)
❗️Oleh karena itu, ketika kita melontarkan pernyataan tersebut, sementara kita jauh dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita termasuk orang yang berdusta atas pernyataan kita.
📄 Al-Hasan al-Bashri rahimahullah dan ulama salaf lainnya berkata, “Sekelompok kaum telah menyangka bahwasanya mereka mencintai Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala menguji mereka dengan ayat ini (yang tersebut di atas).” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/467)
🌏 https://asysyariah.com/sahur-dan-berbuka/
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/2928
Majalah Islam Asy-Syariah
Sahur dan Berbuka
Salah satu kebahagiaan yang dirasakan orang berpuasa adalah saat tiba waktu berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa umatnya senantiasa dalam kebaikan selama mereka selalu menyegerakan berbuka. Sementara untuk makan sahur, yang…
Tidak Memeras Tenaga Binatang Secara Berlebihan
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3981
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3981
Hanyalah Amalan-Amalan Itu Tergantung pada Akhirnya
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3982
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3982
Bantulah Tetanggamu Bila Sedang Mengalami Kekurangan
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3987
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3987
Berbuat Baiklah kepada Orang Lain Sebagaimana Engkau Senang Diperlakukan Seperti Demikian
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3988
#posterdakwah
📲 https://www.tgoop.com/asysyariah/3988