Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
Berikut ini jawabannya insyaallah
...
...
Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
.
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Fi'l :
رَأَى - يَرَى - رَ
Berdasarkan beberapa kamus Arab,
diantara mashdar dari fi'l tersebut yakni :
رُؤْيَةٌ - رُؤيَا - رَأيٌ
Keterangan :
• رُؤيَة ج رُؤًى
• [ ru'yatun ]
Pada umumnya (kebanyakannya), mashdar ini digunakan untuk makna melihat dengan mata,
yakni رأى bashariyyah,
seperti misal :
رؤية هلال رمضان : أي إبصار هلال رمضان بعينه
= melihat hilal Ramadhan dengan matanya
(*yakni indera penglihatan di kepala, bukan "mata batin")
Meskipun juga bisa digunakan untuk رأى qalbiyyah,
seperti disebutkan dalam kamus Lisan al-'Arab dan Al-Muhith :
الرؤية : النظر بالعين وبالقلب
= Melihat / memandang dengan mata dan dengan hati
Hanya saja penggunaan lafazh رؤية untuk makna "dengan hati (dengan pengetahuan / keyakinan)" ini jarang digunakan
atau setidaknya ia terkait dengan maf'ul bih nya
Disebutkan dalam kamus Lisan al-'Arab dan Mukhtar ash-Shihah :
الرُّؤيَة بالعَيْن تَتَعدَّى إلى مفعول واحد، وبمعنى العِلْم تتعدَّى إلى مفعولين
= Ru'yah (melihat) dengan mata itu muta'addi pada satu maf'ul bih
dan bermakna al-'ilm (mengetahui / meyakini) itu muta'addi pada dua maf'ul bih
• رُؤيَا ج رُؤًى
•[ ru'yaa ]
Mashdar ini umumnya digunakan untuk melihat sesuatu dalam tidurnya, melihat dalam mimpi,
seperti pada ayat :
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ
= Sungguh Allah pasti membenarkan (membuktikan kebenaran) Rasul Nya tentang mimpinya dengan sebenarnya
(Surah Al-Fath : 27)
Terkadang juga digunakan untuk melihat dengan mata yang terjaga, tidak tidur, tidak bermimpi
Seperti pada ayat :
وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ
= Dan tidaklah Kami jadikan ru'ya yang telah Kami perlihatkan padamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia
(Surah Al-Isra' : 60)
Yakni apa saja yang Allah perlihatkan pada Nabi
صلى اللّٰه عليه وسلم
saat isra' mi'raj, dalam keadaan beliau terjaga, tidak tidur / bermimpi
Disebutkan dalam beberapa tafsir, Ibnu 'Abbas
رضي اللّٰه عنهما
mengatakan bahwa ru'ya di situ adalah penglihatan dengan mata, saat terjaga, tidak tidur
• رَأْيٌ ج آرَاء
•[ ra'yun ]
Biasanya mashdar ini digunakan untuk makna melihat dengan hati ( رأى qalbiyyah),
yakni makna الاعتقاد (meyakini), العِلم (mengetahui), atau semisalnya
Juga bisa bermakna العقل (akal)
atau makna النظر والتأمل (memandang dan merenungkan / memperhatikan),
sesuai konteks pembicaraannya
•) Jadi, secara umum penggunaan mashdar-mashdar tersebut :
- رؤية
untuk makna melihat dengan mata, terjaga (tidak tidur)
- رؤيا
untuk makna melihat dalam mimpi
- رأي
untuk makna melihat secara qalb, yakni mengetahui, meyakini, memikirkan, memperhatikan, atau semisalnya
Hanya saja masing-masingnya tidak mutlak atau terbatas pada makna itu saja,
tetapi bisa untuk makna yang lainnya selagi ada contoh atau dalil yang jelas & benar
.
اللّٰه أعلم وله الحمد
وصلى اللّٰه على النبي وعلى آله وسلم تسليما
.
المراجع :
- تفسير الطبري وتفسير القرطبي وتفسير البغوي وتفسير ابن كثير
- لسان العرب والقاموس المحيط والمعجم الوسيط والمعجم الغني والمعجم مختار الصحاح
وغيرها من المعاجم العربية
:
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Fi'l :
رَأَى - يَرَى - رَ
Berdasarkan beberapa kamus Arab,
diantara mashdar dari fi'l tersebut yakni :
رُؤْيَةٌ - رُؤيَا - رَأيٌ
Keterangan :
• رُؤيَة ج رُؤًى
• [ ru'yatun ]
Pada umumnya (kebanyakannya), mashdar ini digunakan untuk makna melihat dengan mata,
yakni رأى bashariyyah,
seperti misal :
رؤية هلال رمضان : أي إبصار هلال رمضان بعينه
= melihat hilal Ramadhan dengan matanya
(*yakni indera penglihatan di kepala, bukan "mata batin")
Meskipun juga bisa digunakan untuk رأى qalbiyyah,
seperti disebutkan dalam kamus Lisan al-'Arab dan Al-Muhith :
الرؤية : النظر بالعين وبالقلب
= Melihat / memandang dengan mata dan dengan hati
Hanya saja penggunaan lafazh رؤية untuk makna "dengan hati (dengan pengetahuan / keyakinan)" ini jarang digunakan
atau setidaknya ia terkait dengan maf'ul bih nya
Disebutkan dalam kamus Lisan al-'Arab dan Mukhtar ash-Shihah :
الرُّؤيَة بالعَيْن تَتَعدَّى إلى مفعول واحد، وبمعنى العِلْم تتعدَّى إلى مفعولين
= Ru'yah (melihat) dengan mata itu muta'addi pada satu maf'ul bih
dan bermakna al-'ilm (mengetahui / meyakini) itu muta'addi pada dua maf'ul bih
• رُؤيَا ج رُؤًى
•[ ru'yaa ]
Mashdar ini umumnya digunakan untuk melihat sesuatu dalam tidurnya, melihat dalam mimpi,
seperti pada ayat :
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ
= Sungguh Allah pasti membenarkan (membuktikan kebenaran) Rasul Nya tentang mimpinya dengan sebenarnya
(Surah Al-Fath : 27)
Terkadang juga digunakan untuk melihat dengan mata yang terjaga, tidak tidur, tidak bermimpi
Seperti pada ayat :
وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ
= Dan tidaklah Kami jadikan ru'ya yang telah Kami perlihatkan padamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia
(Surah Al-Isra' : 60)
Yakni apa saja yang Allah perlihatkan pada Nabi
صلى اللّٰه عليه وسلم
saat isra' mi'raj, dalam keadaan beliau terjaga, tidak tidur / bermimpi
Disebutkan dalam beberapa tafsir, Ibnu 'Abbas
رضي اللّٰه عنهما
mengatakan bahwa ru'ya di situ adalah penglihatan dengan mata, saat terjaga, tidak tidur
• رَأْيٌ ج آرَاء
•[ ra'yun ]
Biasanya mashdar ini digunakan untuk makna melihat dengan hati ( رأى qalbiyyah),
yakni makna الاعتقاد (meyakini), العِلم (mengetahui), atau semisalnya
Juga bisa bermakna العقل (akal)
atau makna النظر والتأمل (memandang dan merenungkan / memperhatikan),
sesuai konteks pembicaraannya
•) Jadi, secara umum penggunaan mashdar-mashdar tersebut :
- رؤية
untuk makna melihat dengan mata, terjaga (tidak tidur)
- رؤيا
untuk makna melihat dalam mimpi
- رأي
untuk makna melihat secara qalb, yakni mengetahui, meyakini, memikirkan, memperhatikan, atau semisalnya
Hanya saja masing-masingnya tidak mutlak atau terbatas pada makna itu saja,
tetapi bisa untuk makna yang lainnya selagi ada contoh atau dalil yang jelas & benar
.
اللّٰه أعلم وله الحمد
وصلى اللّٰه على النبي وعلى آله وسلم تسليما
.
المراجع :
- تفسير الطبري وتفسير القرطبي وتفسير البغوي وتفسير ابن كثير
- لسان العرب والقاموس المحيط والمعجم الوسيط والمعجم الغني والمعجم مختار الصحاح
وغيرها من المعاجم العربية
:
Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
.
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Hadits :
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته
= Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah (berhari raya) karena melihatnya
Pada hadits tersebut, makna رؤية (mashdar dari رأى ) adalah bashariyyah,
yakni melihat dengan mata kepala (indera penglihatan di kepala)
Yang menunjukkan bahwa رأى tersebut bashariyyah adalah ia memiliki 1 maf'ul bih,
yakni dhamir ha' ( الهاء : هـ ), yang merujuk pada hilal
Inilah makna yang benar & tepat
Adapun رأى qalbiyyah itu memiliki 2 maf'ul bih
Jadi itu bukan رأى qalbiyyah, tidak bermakna علِمَ atau اعتقد (mengetahui, meyakini),
tidak bermakna melihat dengan mata batin
Juga, tidak bisa dibawa pada makna melihat dengan angka-angka, dengan cara/teknik mengitung, merumuskan, memperkirakan atau semacamnya
Ini tidak sesuai dengan maknanya dalam bahasa Arab
Makna عِلْم (mengetahui) atau اعتقاد (meyakini) pada رأى qalbiyyah tentu tidak semata berdasarkan pada penglihatan mata,
tetapi bisa dari beberapa sumber atau bukti-bukti yang lain
Perhatikan perbedaan maknanya, misal :
- رأيتُ أحمدَ
= Aku melihat Ahmad
Fi'l رأى memiliki 1 maf'ul bih, yakni أحمد ,
maka رأى ini bashariyyah, bermakna melihat (dengan mata kepala)
- رأيتُ أحمدَ صادقًا
= Aku mengetahui / meyakini Ahmad jujur
Fi'l رأى memiliki 2 maf'ul bih, yakni أحمد dan صادقا ,
maka رأى tersebut qalbiyyah, bermakna mengetahui atau meyakini (berdasar bukti-bukti yang ada)
Jadi, yang paling utama untuk membedakan makna رأى ,
apakah ia bashariyyah atau qalbiyyah,
adalah pada maf'ul bih nya
Jika رأى menashabkan satu maf'ul bih, maka ia bashariyyah
Jika رأى menashabkan dua maf'ul bih, maka ia qalbiyyah
Dari sisi bahasanya saja, kalau mau jujur,
insyaallah bisa terungkap makna & pemahaman yang tepat & benar
غفرانك ربنا وإليك المصير
.
اللّٰه أعلم وله الحمد ولا حول ولا قوة إلا باللّٰه
وصلى اللّٰه على النبيّ الأمّيّ وعلى آله وسلم تسليما
:
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Hadits :
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته
= Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah (berhari raya) karena melihatnya
Pada hadits tersebut, makna رؤية (mashdar dari رأى ) adalah bashariyyah,
yakni melihat dengan mata kepala (indera penglihatan di kepala)
Yang menunjukkan bahwa رأى tersebut bashariyyah adalah ia memiliki 1 maf'ul bih,
yakni dhamir ha' ( الهاء : هـ ), yang merujuk pada hilal
Inilah makna yang benar & tepat
Adapun رأى qalbiyyah itu memiliki 2 maf'ul bih
Jadi itu bukan رأى qalbiyyah, tidak bermakna علِمَ atau اعتقد (mengetahui, meyakini),
tidak bermakna melihat dengan mata batin
Juga, tidak bisa dibawa pada makna melihat dengan angka-angka, dengan cara/teknik mengitung, merumuskan, memperkirakan atau semacamnya
Ini tidak sesuai dengan maknanya dalam bahasa Arab
Makna عِلْم (mengetahui) atau اعتقاد (meyakini) pada رأى qalbiyyah tentu tidak semata berdasarkan pada penglihatan mata,
tetapi bisa dari beberapa sumber atau bukti-bukti yang lain
Perhatikan perbedaan maknanya, misal :
- رأيتُ أحمدَ
= Aku melihat Ahmad
Fi'l رأى memiliki 1 maf'ul bih, yakni أحمد ,
maka رأى ini bashariyyah, bermakna melihat (dengan mata kepala)
- رأيتُ أحمدَ صادقًا
= Aku mengetahui / meyakini Ahmad jujur
Fi'l رأى memiliki 2 maf'ul bih, yakni أحمد dan صادقا ,
maka رأى tersebut qalbiyyah, bermakna mengetahui atau meyakini (berdasar bukti-bukti yang ada)
Jadi, yang paling utama untuk membedakan makna رأى ,
apakah ia bashariyyah atau qalbiyyah,
adalah pada maf'ul bih nya
Jika رأى menashabkan satu maf'ul bih, maka ia bashariyyah
Jika رأى menashabkan dua maf'ul bih, maka ia qalbiyyah
Dari sisi bahasanya saja, kalau mau jujur,
insyaallah bisa terungkap makna & pemahaman yang tepat & benar
غفرانك ربنا وإليك المصير
.
اللّٰه أعلم وله الحمد ولا حول ولا قوة إلا باللّٰه
وصلى اللّٰه على النبيّ الأمّيّ وعلى آله وسلم تسليما
:
Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
.
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Tentang Mashdar
• Mashdar bisa beramal sebagaimana amalan fi'l nya
Jika fi'l itu merafa'kan fa'il nya
mashdar juga merafa'kan fa'il nya
Jika fi'l itu muta'addi, menashabkan maf'ul bih,
maka mashdar juga menashabkan maf'ul bih
• Mashdar termasuk ism, bukan fi'l
Jika mashdar disertai fa'il atau maf'ul bih nya
maka ia tersusun dengan susunan idhafah bersama fa'il nya atau maf'ul bih nya
Yakni mashdar itu sebagai mudhaf
dan fa'il atau maf'ul bih itu sebagai mudhaf ilayh
• Contoh :
- رأَى محمّدٌ القمرَ
= Muhammad melihat bulan
Fi'l رأى mempunyai fa'il, yakni محمدٌ , marfu'
dan maf'ul bih, yakni القمرَ , manshub
Mashdar dari fi'l رأى (bashariyyah) adalah رُؤيَةٌ
Jika fi'l diubah ke bentuk mashdar, bisa menjadi :
(1) Mashdar idhafah pada fa'il
- رُؤيَةُ محمّدٍ القمرَ
= Muhammad melihat bulan
atau: Penglihatan Muhammad pada bulan
Mashdar رؤية itu mudhaf
Lafazh محمدٍ itu mudhaf ilayh, maka ia majrur (secara lafazh)
& ia juga sebagai fa'il dari mashdar tersebut
sehingga ia marfu' secara hukum atau secara mahall (kedudukan)
Lafazh القمرَ itu maf'ul bih dari mashdar tersebut, ia manshub
Pada susunan ini, maf'ul bih dari mashdar tersebut boleh dihilangkan, menjadi :
رؤيَةُ محمدٍ
= Muhammad melihat
atau: Penglihatan oleh Muhammad
Dalam konteks seperti ini maf'ul bih nya ditakdirkan / tersirat, tidak terucap
tetapi ada dalam benak pikiran atau pemahamannya
(2) Mashdar idhafah pada maf'ul bih
- رُؤيَةُ القمرِ محمدٌ
= Muhammad melihat bulan
atau: Bulan dilihat oleh Muhammad
atau: Penglihatan bulan oleh Muhammad
Mashdar رؤية itu mudhaf
Lafazh القمرِ itu mudhaf ilayh, maka ia majrur (secara lafazh)
& ia juga sebagai maf'ul bih dari mashdar tersebut
sehingga ia manshub secara hukum atau secara mahall (kedudukan)
Lafazh محمدٌ itu fa'il dari mashdar tersebut, ia marfu'
Pada susunan ini, fa'il dari mashdar tersebut boleh dihilangkan tanpa perlu terkandung dhamir nya, menjadi :
رؤيَةُ القمرِ
= Melihat bulan
atau: Penglihatan pada bulan
Berbeda dengan fi'l yang harus mempunyai fa'il meskipun tersirat / tidak tampak
yakni berupa dhamir mustatir
Demikianlah
.
اللّٰه أعلم وله الحمد
وصلى اللّٰه وسلم على محمد وعلى آله وصحبه
:
بســـم اللّٰه الرحمن الرحيم
Tentang Mashdar
• Mashdar bisa beramal sebagaimana amalan fi'l nya
Jika fi'l itu merafa'kan fa'il nya
mashdar juga merafa'kan fa'il nya
Jika fi'l itu muta'addi, menashabkan maf'ul bih,
maka mashdar juga menashabkan maf'ul bih
• Mashdar termasuk ism, bukan fi'l
Jika mashdar disertai fa'il atau maf'ul bih nya
maka ia tersusun dengan susunan idhafah bersama fa'il nya atau maf'ul bih nya
Yakni mashdar itu sebagai mudhaf
dan fa'il atau maf'ul bih itu sebagai mudhaf ilayh
• Contoh :
- رأَى محمّدٌ القمرَ
= Muhammad melihat bulan
Fi'l رأى mempunyai fa'il, yakni محمدٌ , marfu'
dan maf'ul bih, yakni القمرَ , manshub
Mashdar dari fi'l رأى (bashariyyah) adalah رُؤيَةٌ
Jika fi'l diubah ke bentuk mashdar, bisa menjadi :
(1) Mashdar idhafah pada fa'il
- رُؤيَةُ محمّدٍ القمرَ
= Muhammad melihat bulan
atau: Penglihatan Muhammad pada bulan
Mashdar رؤية itu mudhaf
Lafazh محمدٍ itu mudhaf ilayh, maka ia majrur (secara lafazh)
& ia juga sebagai fa'il dari mashdar tersebut
sehingga ia marfu' secara hukum atau secara mahall (kedudukan)
Lafazh القمرَ itu maf'ul bih dari mashdar tersebut, ia manshub
Pada susunan ini, maf'ul bih dari mashdar tersebut boleh dihilangkan, menjadi :
رؤيَةُ محمدٍ
= Muhammad melihat
atau: Penglihatan oleh Muhammad
Dalam konteks seperti ini maf'ul bih nya ditakdirkan / tersirat, tidak terucap
tetapi ada dalam benak pikiran atau pemahamannya
(2) Mashdar idhafah pada maf'ul bih
- رُؤيَةُ القمرِ محمدٌ
= Muhammad melihat bulan
atau: Bulan dilihat oleh Muhammad
atau: Penglihatan bulan oleh Muhammad
Mashdar رؤية itu mudhaf
Lafazh القمرِ itu mudhaf ilayh, maka ia majrur (secara lafazh)
& ia juga sebagai maf'ul bih dari mashdar tersebut
sehingga ia manshub secara hukum atau secara mahall (kedudukan)
Lafazh محمدٌ itu fa'il dari mashdar tersebut, ia marfu'
Pada susunan ini, fa'il dari mashdar tersebut boleh dihilangkan tanpa perlu terkandung dhamir nya, menjadi :
رؤيَةُ القمرِ
= Melihat bulan
atau: Penglihatan pada bulan
Berbeda dengan fi'l yang harus mempunyai fa'il meskipun tersirat / tidak tampak
yakni berupa dhamir mustatir
Demikianlah
.
اللّٰه أعلم وله الحمد
وصلى اللّٰه وسلم على محمد وعلى آله وصحبه
:
.
واللّٰه أعلم وله الحمد وله الشكر
واللّٰه المستعان على ما يصفون
واللّٰه أعلم وله الحمد وله الشكر
واللّٰه المستعان على ما يصفون
Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
.
بسم اللّٰه
Yang tepat :
إندونيسيا
Indonesia
(Nama negara / negeri)
إندونيسيٌّ
Orang Indonesia
(Yang dinisbahkan pada Indonesia)
Penulisan hamzah pada إندونيسيا itu di bawah alif : إ ,
bukan di atasnya : أ ( أندونيسيا )
Kita orang Indonesia, bukan Andonesia
Orang Arab juga mudah & terbiasa mengucapkan & menulis :
إندونيسيا Indonesia
bukan : Andonesia أندونيسيا
.
اللّٰه أعلم
بسم اللّٰه
Yang tepat :
إندونيسيا
Indonesia
(Nama negara / negeri)
إندونيسيٌّ
Orang Indonesia
(Yang dinisbahkan pada Indonesia)
Penulisan hamzah pada إندونيسيا itu di bawah alif : إ ,
bukan di atasnya : أ ( أندونيسيا )
Kita orang Indonesia, bukan Andonesia
Orang Arab juga mudah & terbiasa mengucapkan & menulis :
إندونيسيا Indonesia
bukan : Andonesia أندونيسيا
.
اللّٰه أعلم
.
وَأَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللّٰهَ بَرِيءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُ
[ التوبة : 3 ]
رابط القراءة والتفسير والتلاوة:
http://quran.ksu.edu.sa/index.php?aya=9_3
وَأَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللّٰهَ بَرِيءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُ
[ التوبة : 3 ]
رابط القراءة والتفسير والتلاوة:
http://quran.ksu.edu.sa/index.php?aya=9_3
Forwarded from مـجـمـوعـة لـتـعـلّـم الـعـربـيّـة
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM