Hai kamu yang sedang ditikam oleh keadaan?
Apa hari ini lebih baik atau malah sebaliknya?
Terkadang ujian menuju pendewasaan sangat kejam, seolah semesta tidak pernah mengijinkan kita untuk mencapai kemenangan.
Ah iya, aku tanya bagaimana harimu tadi?
Apa? Masih sama seperti kemarin?
Sudah lah, tidak apa apa mungkin belum saat nya kamu mencapai keberhasilan.
Sudahlah, jangan sedih.
Mari genggam tanganku kita melangkah bersama, aku akan menemanimu.
Bagaimana ?
@Lucernas
Apa hari ini lebih baik atau malah sebaliknya?
Terkadang ujian menuju pendewasaan sangat kejam, seolah semesta tidak pernah mengijinkan kita untuk mencapai kemenangan.
Ah iya, aku tanya bagaimana harimu tadi?
Apa? Masih sama seperti kemarin?
Sudah lah, tidak apa apa mungkin belum saat nya kamu mencapai keberhasilan.
Sudahlah, jangan sedih.
Mari genggam tanganku kita melangkah bersama, aku akan menemanimu.
Bagaimana ?
@Lucernas
Surat untuk IBU
Bu, kenapa kau tak pernah menganggapku ada? Bu aku ini juga anakmu, darah dagingmu, tapi kenapa kau tak pernah menyayangiku.
Bu, aku ingin dicintai dan disayangi, bukan dihina dan dimarahi. Bu, kau tahu tidak bagaimana perasaanku? Bu, kau tahu tidak semua perilakumu berdampak pada perkembangan fisik serta mentalku? Aku rapuh dan terluka. Aku trauma akan semua ini, bu. Di mata ibu aku hanyalah sampah tak berguna.
Bu, tahu tidak bagaimana rasanya diasingkan keluarga sendiri. Disaat aku terpuruk, disaat orang-orang menghinaku, aku butuh sosok untuk mencurahkan keluh kesahku. Aku butuh ibu, tapi ibu malah acuh tak acuh terhadapku. Aku butuh sosok yang memberikan semangat untukku. Disaat aku terjatuh seharusnya ibu ada disampingku, bukan malah turut menjatuhkanku.
Bu, fisik dan batinku terluka. Itu karena apa? Itu semua karena kalian yang selalu memojokkanku, yang selalu menghinaku. Sehingga fisik dan batinku rapuh dan terluka.
Bila selama ini sikapku tak pernah membuatmu senang dan bahagia, aku minta maaf selaku anakmu yang selalu kau hina. Hanya do'alah yang mampu menyatukan kita. Maafkan anakmu ini yang tak pernah bisa membuatmu bahagia.
@Lucernas
Bu, kenapa kau tak pernah menganggapku ada? Bu aku ini juga anakmu, darah dagingmu, tapi kenapa kau tak pernah menyayangiku.
Bu, aku ingin dicintai dan disayangi, bukan dihina dan dimarahi. Bu, kau tahu tidak bagaimana perasaanku? Bu, kau tahu tidak semua perilakumu berdampak pada perkembangan fisik serta mentalku? Aku rapuh dan terluka. Aku trauma akan semua ini, bu. Di mata ibu aku hanyalah sampah tak berguna.
Bu, tahu tidak bagaimana rasanya diasingkan keluarga sendiri. Disaat aku terpuruk, disaat orang-orang menghinaku, aku butuh sosok untuk mencurahkan keluh kesahku. Aku butuh ibu, tapi ibu malah acuh tak acuh terhadapku. Aku butuh sosok yang memberikan semangat untukku. Disaat aku terjatuh seharusnya ibu ada disampingku, bukan malah turut menjatuhkanku.
Bu, fisik dan batinku terluka. Itu karena apa? Itu semua karena kalian yang selalu memojokkanku, yang selalu menghinaku. Sehingga fisik dan batinku rapuh dan terluka.
Bila selama ini sikapku tak pernah membuatmu senang dan bahagia, aku minta maaf selaku anakmu yang selalu kau hina. Hanya do'alah yang mampu menyatukan kita. Maafkan anakmu ini yang tak pernah bisa membuatmu bahagia.
@Lucernas
Lotus
Dusty wind kisses her
Clouds getting darker
A loud shout called
From a remote angle
Neat clothes sheated
Blemishes scars covered
Friendly smile tied up
Mourning heart giving up
Between waves and water
Is an invisible fine line
On the oceanview of mine
With shards of shards yesterday
To the deepest bottom and sink away
At the edge of submerged sands
In the innermost room of end
You are the petals of lotus
Bloom over floating roots of love
Nuri
@Lucernas
Dusty wind kisses her
Clouds getting darker
A loud shout called
From a remote angle
Neat clothes sheated
Blemishes scars covered
Friendly smile tied up
Mourning heart giving up
Between waves and water
Is an invisible fine line
On the oceanview of mine
With shards of shards yesterday
To the deepest bottom and sink away
At the edge of submerged sands
In the innermost room of end
You are the petals of lotus
Bloom over floating roots of love
Nuri
@Lucernas
Regret— Appreciate
Ketika semuanya tetiba menapak akhir, menyapa pedih pisah lantas asingnya menyuguhkan getir. Kita kemudian menjadi paham atas semua hal, pun perasaan yang kita harusnya sadari saat semuanya belum merupa berbeda.
Kita mulai merasakan semuanya. Ditampar sesal atas sepi. Dilumat sunyi meratapi, bukankah rasa tenang ada untuk dihargai?
Arief Aumar Purwanto
@Lucernas
Ketika semuanya tetiba menapak akhir, menyapa pedih pisah lantas asingnya menyuguhkan getir. Kita kemudian menjadi paham atas semua hal, pun perasaan yang kita harusnya sadari saat semuanya belum merupa berbeda.
Kita mulai merasakan semuanya. Ditampar sesal atas sepi. Dilumat sunyi meratapi, bukankah rasa tenang ada untuk dihargai?
Arief Aumar Purwanto
@Lucernas
Aku pernah.
Aku pernah menjadikan seseorang rumah.
Aku terlalu terbawa oleh rasa nyaman yang kubuat buat sendiri.
Hingga pada akhirnya aku terusir oleh pemilik sebenarnya.
Sekarang aku merasakan kembali apa itu sepi.
Sepi,
Seperti dulu sebelum aku menjadikan mu rumah yang ternyata rumah itu hanya rumah sementara ku
@Lucernas
Aku pernah menjadikan seseorang rumah.
Aku terlalu terbawa oleh rasa nyaman yang kubuat buat sendiri.
Hingga pada akhirnya aku terusir oleh pemilik sebenarnya.
Sekarang aku merasakan kembali apa itu sepi.
Sepi,
Seperti dulu sebelum aku menjadikan mu rumah yang ternyata rumah itu hanya rumah sementara ku
@Lucernas
Kota Kita
Dan lampu lampu kota mulai kusam,
Hiruk pikuk jalanan tidak lagi kedengaran,
Bait bait lagu yang dilontar kugiran,
Mula menyepi menjadi puisi yang usang.
Entah sejak kapan,
Aku tidak lagi mengingat,
Yang negeri ini pernah damai,
Sebelum dijarah hingga lunyai.
Cukup!
Aku tidak lagi larat,
Melihat kota ku kian tenat.
h.iqbal
@Lucernas
Dan lampu lampu kota mulai kusam,
Hiruk pikuk jalanan tidak lagi kedengaran,
Bait bait lagu yang dilontar kugiran,
Mula menyepi menjadi puisi yang usang.
Entah sejak kapan,
Aku tidak lagi mengingat,
Yang negeri ini pernah damai,
Sebelum dijarah hingga lunyai.
Cukup!
Aku tidak lagi larat,
Melihat kota ku kian tenat.
h.iqbal
@Lucernas
Forwarded from 𝘙𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘝𝘪𝘰𝘭𝘦𝘵
SENANDIKA CINTA
Aku rela
Menjadi bulir-bulir embun di dedaunan
Jatuh terserap tanah atau bahkan mengering di bebatuan
Aku rela
Menjadi angin, meski tak terlihat
Namun dapat membelai lembut dan menyejukkanmu saat kepanasan
Aku rela
Menjadi uap-uap air yang membuat awan hitam
Lalu menjatuhkan tetes demi tetes hujan padamu saat kekeringan
Dan aku rela
Menjadi pohon rindang
Tak indah namun bisa kau jadikan tempat berteduh saat sang surya bersinar terang
Teruntuk yang kusebut kesayangan
Aku pun rela menjadi gelap
Agar kau bisa melihat bintang
Ruang Sepi , 30 July 2021
@RuangViolet
Aku rela
Menjadi bulir-bulir embun di dedaunan
Jatuh terserap tanah atau bahkan mengering di bebatuan
Aku rela
Menjadi angin, meski tak terlihat
Namun dapat membelai lembut dan menyejukkanmu saat kepanasan
Aku rela
Menjadi uap-uap air yang membuat awan hitam
Lalu menjatuhkan tetes demi tetes hujan padamu saat kekeringan
Dan aku rela
Menjadi pohon rindang
Tak indah namun bisa kau jadikan tempat berteduh saat sang surya bersinar terang
Teruntuk yang kusebut kesayangan
Aku pun rela menjadi gelap
Agar kau bisa melihat bintang
Ruang Sepi , 30 July 2021
@RuangViolet
Hey Virtual
Hening,
Itulah yang aku rasakan saat ini
Aku sedang merindukan seseorang namun, orang itu tak ada dan tak pernah terlihat oleh pandanganku, dia tidak bisa digenggam ataupun ditatap langsung namun dia bisa dirasakan di dalam hatiku, rasanya hangat sekali dan meneduhkan.
Aku seperti sedang mencintai sebuah ilusi kosong tak bertepi yang tidak tau itu nyata atau fana. Aku selalu mencuba mencari kata yang pas untuk apakah nama perasaan yang aku alami ini , apakah ini normal ataukah sebaliknya?
Tidak seperti orang lain yang sering mereka sebut Cinta karena berwujud lalu selalu ada. Bagaimana denganku? Apakah aku normal mencintai seseorang secara virtual yang bertemu pun belum pernah apalagi bertegur sapa secara langsung?
Namun, dibalik semua itu ada sebuah kebahagiaan yang kurasakan dan perasaan hangat dihatiku serta penyemangat dalam hidup walau aku tau bahwa semua itu belum tentu nyata, tapi tidak ada yang mustahil kan kalo memang jodoh tak akan kemana.
Awan ☁️
@Lucernas
Hening,
Itulah yang aku rasakan saat ini
Aku sedang merindukan seseorang namun, orang itu tak ada dan tak pernah terlihat oleh pandanganku, dia tidak bisa digenggam ataupun ditatap langsung namun dia bisa dirasakan di dalam hatiku, rasanya hangat sekali dan meneduhkan.
Aku seperti sedang mencintai sebuah ilusi kosong tak bertepi yang tidak tau itu nyata atau fana. Aku selalu mencuba mencari kata yang pas untuk apakah nama perasaan yang aku alami ini , apakah ini normal ataukah sebaliknya?
Tidak seperti orang lain yang sering mereka sebut Cinta karena berwujud lalu selalu ada. Bagaimana denganku? Apakah aku normal mencintai seseorang secara virtual yang bertemu pun belum pernah apalagi bertegur sapa secara langsung?
Namun, dibalik semua itu ada sebuah kebahagiaan yang kurasakan dan perasaan hangat dihatiku serta penyemangat dalam hidup walau aku tau bahwa semua itu belum tentu nyata, tapi tidak ada yang mustahil kan kalo memang jodoh tak akan kemana.
Awan ☁️
@Lucernas
"Seperti buku yang belum selesai ditulis namun terpaksa di usaikan"
Kau datang padaku, menawarkan kisah kasih indah nan menggiurkan, hingga ku yakin tidak ada yang sanggup menolak nya.
Namun ditengah perjalanan,
ah.... kurasa malah kita belum sampai setengah, karena memang hanya sebentar aku merasakan kebahagiaan dengan dirimu.
Merasakan bagaimana dirimu yang seakan selalu mendamba atas cinta ku, dan merasa begitu sempurna karena dicintai oleh mu.
Hingga di suatu pagi kau memutuskan untuk berhenti bersama ku, setelah sekian lama kau menghilang tanpa kabar.
Dengan berbekal masalah sepele yang bagiku itu bukan suatu masalah besar, dan dengan alasan itu adalah keputusan mu yang egois.
Ya memang benar kau egois, seenak hati memaksa ku jatuh cinta pun seenak hati mematahkan harapan ku. Terimakasih telah menyadari nya.
Kuharap setelah ini tak ada yang merasakan sakit seperti apa yang kurasakan. Kuharap kau segera menemukan pujaan hati dan berbahagia selalu bersamanya, begitu juga diriku.
@Lucernas
Kau datang padaku, menawarkan kisah kasih indah nan menggiurkan, hingga ku yakin tidak ada yang sanggup menolak nya.
Namun ditengah perjalanan,
ah.... kurasa malah kita belum sampai setengah, karena memang hanya sebentar aku merasakan kebahagiaan dengan dirimu.
Merasakan bagaimana dirimu yang seakan selalu mendamba atas cinta ku, dan merasa begitu sempurna karena dicintai oleh mu.
Hingga di suatu pagi kau memutuskan untuk berhenti bersama ku, setelah sekian lama kau menghilang tanpa kabar.
Dengan berbekal masalah sepele yang bagiku itu bukan suatu masalah besar, dan dengan alasan itu adalah keputusan mu yang egois.
Ya memang benar kau egois, seenak hati memaksa ku jatuh cinta pun seenak hati mematahkan harapan ku. Terimakasih telah menyadari nya.
Kuharap setelah ini tak ada yang merasakan sakit seperti apa yang kurasakan. Kuharap kau segera menemukan pujaan hati dan berbahagia selalu bersamanya, begitu juga diriku.
@Lucernas
Mencari Abadi
Di gelap hening pagi
Terjaga diam tercari sepi
Rindu yang tak terungkap
Yang dah lama tak diucap
Jiwa sepi di tengah keriuhan
Senyum basi di balik kerisauan
Jauh di hujung sudut hati
Masih tiada galang ganti
Di ruang paling dalam
Ada pahit yang terpendam
Pelayaran beribu lautan
Kejam tsunami juga gelap awan
Indah pelangi juga bayu bertiupan
Tenang pantai juga gelora samudera
Teh santai juga kopi sengsara
Peta dan kompas tak terlepas
Meski nakhoda mati lemas
Mencari pelabuhan tak pasti
Mencari destinasi hakiki
Mencari yang abadi
Nuri
@Lucernas
Di gelap hening pagi
Terjaga diam tercari sepi
Rindu yang tak terungkap
Yang dah lama tak diucap
Jiwa sepi di tengah keriuhan
Senyum basi di balik kerisauan
Jauh di hujung sudut hati
Masih tiada galang ganti
Di ruang paling dalam
Ada pahit yang terpendam
Pelayaran beribu lautan
Kejam tsunami juga gelap awan
Indah pelangi juga bayu bertiupan
Tenang pantai juga gelora samudera
Teh santai juga kopi sengsara
Peta dan kompas tak terlepas
Meski nakhoda mati lemas
Mencari pelabuhan tak pasti
Mencari destinasi hakiki
Mencari yang abadi
Nuri
@Lucernas
APAKAH?
Lihatlah
virus-virus terapung mencari mangsa
dari individu ke kumpulan angka berganda
dan barisan hadapan bergelut
belasan ribu tubuh yang terjangkit
dan liang lahad tidak sempat digali
mayat-mayat terpaksa ikut nombor dikebumi
Apakah di saat ini sesuai
untuk kau menghimpunkan ahli
di dewan itu kau berteriak mencabar perli
merebut jawatan merindui kerusi?
dan kau heret para ahli dan penyokong
berhimpun di padang dan jalanan
berdemonstrasi meminta dilepaskan jawatan
dengan berbekalkan senjata titah derhaka
dan membilang kenaikan angka-angka
tubuh-tubuh dijangkiti dan mati bunuh diri
sedang kau hanya bertempik lupa diri
Apakah tidak kau perhatikan
di mana-mana seluruh dunia terkesan
ini virus baru yang tidak pernah terlawan
dan pernahkah melihat segala rancangan
tindakan, bantuan, pelan pemulihan
yang tidak putus-putus dijalankan
yang terus dilaksanakan petugas kerajaan
dan para sukarelawan di barisan hadapan
dari pagi hingga ke subuh
tidak pernah berpeluk tubuh
dan kau hanya melolong dan mengeluh!
Apakah tidak bisa
kau tunggu keadaan mereda
musibah ini sama-sama kita berusaha
berjuang melawan seberapa daya
simpan segala agenda dalam peti rasa
apabila tiba ketikanya berpolitiklah sepenuhnya
buktikan kau lebih baik dari semua yang ada
akupun ingin melihat bagaimanakah cara
yang kau canang ke serata dunia
untuk mengemudi bahtera setelah terkurung dari runtunan jiwa
dalam selimut masa terpasung tanpa rela.
@Lucernas
Lihatlah
virus-virus terapung mencari mangsa
dari individu ke kumpulan angka berganda
dan barisan hadapan bergelut
belasan ribu tubuh yang terjangkit
dan liang lahad tidak sempat digali
mayat-mayat terpaksa ikut nombor dikebumi
Apakah di saat ini sesuai
untuk kau menghimpunkan ahli
di dewan itu kau berteriak mencabar perli
merebut jawatan merindui kerusi?
dan kau heret para ahli dan penyokong
berhimpun di padang dan jalanan
berdemonstrasi meminta dilepaskan jawatan
dengan berbekalkan senjata titah derhaka
dan membilang kenaikan angka-angka
tubuh-tubuh dijangkiti dan mati bunuh diri
sedang kau hanya bertempik lupa diri
Apakah tidak kau perhatikan
di mana-mana seluruh dunia terkesan
ini virus baru yang tidak pernah terlawan
dan pernahkah melihat segala rancangan
tindakan, bantuan, pelan pemulihan
yang tidak putus-putus dijalankan
yang terus dilaksanakan petugas kerajaan
dan para sukarelawan di barisan hadapan
dari pagi hingga ke subuh
tidak pernah berpeluk tubuh
dan kau hanya melolong dan mengeluh!
Apakah tidak bisa
kau tunggu keadaan mereda
musibah ini sama-sama kita berusaha
berjuang melawan seberapa daya
simpan segala agenda dalam peti rasa
apabila tiba ketikanya berpolitiklah sepenuhnya
buktikan kau lebih baik dari semua yang ada
akupun ingin melihat bagaimanakah cara
yang kau canang ke serata dunia
untuk mengemudi bahtera setelah terkurung dari runtunan jiwa
dalam selimut masa terpasung tanpa rela.
@Lucernas