Di sebuah kerajaan kecil, hiduplah seorang putri bernama Nebula. Rambutnya hitam legam seperti malam, dan matanya bersinar seperti bintang. Suatu hari, saat bermain di taman kerajaan, Sang Putri menemukan sebuah buku tua yang tersembunyi di balik sebatang pohon apel ajaib. Buku itu terbuat dari daun-daun emas dan dihiasi permata-permata berkilauan.

Rasa ingin tahu Bulan membuncah. Ia membuka buku itu, dan tiba-tiba, sebuah cahaya menyilaukan membasahi dirinya. Ketika cahaya itu mereda, Nebula mendapati dirinya berada di sebuah hutan yang gelap dan misterius. Pohon-pohonnya menjulang tinggi, cabang-cabangnya saling bertaut seperti jari-jari raksasa. Dan akhirnya dia menyadari bahwa dia tersesat.

Ia berjalan berjam-jam, bertemu dengan berbagai makhluk ajaib.  Ada kupu-kupu raksasa dengan sayap-sayap yang terbuat dari kaca, dan kelinci putih yang berbicara dengan suara lembut.

"Jika Tuan Putri ingin menemukan jalan pulang, kau harus menemukan air mata peri yang jatuh di atas bunga teratai ajaib, pada pukul "02.20 - 00.45 - 04-55"

Setelah mendengar perkataan kelinci, Nebula pun menunggu sesuai jam-jam yang yelah disampaikan oleh sang kelinci. Ia mengikuti petunjuk itu, melewati sungai yang mengalir madu dan mendaki gunung yang terbuat dari permen jahe. Akhirnya, ia menemukan danau kristal dan bunga teratai ajaib. Di atasnya, berkilauan sebutir air mata peri yang kecil dan indah. Namun anehnya saat mendekati danau itu, tangannya mulai terasa sakit dan memberikan "bekas" yang aneh secara berulang kali, seperti "((8 (((1 (((2 (3 (3".

Namun, karena rasa takut dan ingin segera pulang, sang putri menghiraukan hal tersebut dan segera menyentuh air danau tersebut. Dalam sekejap mata, Ia kembali ke taman kerajaan, buku ajaib itu telah hilang dan hanya meninggalkan secarik kertas yang menuliskan kata "_40+08400+"

Setelah kejadian tersebut, dengan keadaan sudah gaun yag sudah kotor karena tanah, Nebula bergegas memasuki istana dan menceritakan hal tersebut kepada Sang raja, ayahnya.