Telegram Web
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Kalau masalah koreksi tugas kalian saya siap. Tapi kalau kerjain tugas kalian tunggu gabut dulu.
Selamat pagi dan selamat beraktivitas ☀️
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Quiet, piano music and pencil scratches.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Peningkatan hormon stres Cortisol akan mengurangi hormon serotonin dalam otak, yaitu hormon yg membuat seseorang bahagia. Penurunan hormon serotonin ini akan menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah marah, sensitif, galau, baper, dan bisa berujung pada tindakan agresi atau perilaku kekerasan. Bagian otak yang disebut amigdala sebelum kita menyadarinya. Kemudian, amigdala akan mengaktifkan bagian otak lain yaitu hipotalamus. Hipotalamus akan memberikan sinyal pada kelenjar pituari untuk melepaskan hormon pelepas kortikotropin ( corticotropin-releasing hormone atau CRH). Dari kelenjar pituari akan mengaktifkan kelenjar adrenal dengan melepas hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotropic hormone atau ACTH). Nah, kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon seperti kortisol, adrenalin, dan noradrenalin. Semua hormon tersebut yang menyebabkan rasa kita ingin marah, menonjok orang, jantung berdebar, dada sesak, dan gejala fisik lain saat sedang marah.

#Biologi
#Mentalhealth
Ketidakstabilan emosi dapat berasal dari ketidakseimbangan kimiawi di otak, seperti penurunan serotonin, dan juga naik turunnya kadar dopamin dan serotonin.

Berikut beberapa penyebab Emosi Tak Terkontrol.
1. Kurangnya istirahat yang cukup
Ketika kurang tidur, kamu lebih mudah merasa lelah, tertekan, dan cenderung mudah marah. Hal ini karena kurangnya istirahat bisa mempengaruhi keseimbangan kimia dalam otak.

Selain itu, ketika lelah, kamu juga bisa lebih mudah merasa sensitif terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar, sehingga menjadi lebih mudah tersinggung dan bereaksi secara berlebihan.

2. Konsumsi makanan yang buruk
Makanan yang tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan gula darah dan memicu perubahan suasana hati yang tak menentu. Contohnya, ketika mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak dan gula, mungkin akan merasa gembira dan energik untuk sementara waktu, tetapi dapat mengalami penurunan drastis suasana hatinya. Kamu juga bisa merasa gugup atau marah karena efek yang berasal dari makanan yang tidak sehat tersebut.

3. Kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis dapat mempengaruhi kesehatan emosional. Misalnya, orang yang menderita depresi atau kecemasan cenderung memiliki masalah dalam mengendalikan emosi mereka.

Kondisi medis lain yang mempengaruhi kesehatan emosional meliputi gangguan bipolar, sindrom pramenstruasi, dan penyakit Alzheimer.

4. Stres
Stres yang berkepanjangan dapat memicu perasaan tidak terkendali dan mudah marah. Ketika terus-menerus mengalami tekanan dari pekerjaan, keluarga, atau masalah keuangan, itu bisa membuat kamu merasa tidak bisa mengendalikan emosi. Pada beberapa kasus, stres yang berkepanjangan juga memicu kecemasan atau depresi, yang dapat membuat kamu lebih mudah marah.

5. Kurangnya dukungan sosial
Ketika merasa sendirian dan tidak memiliki orang yang bisa kamu andalkan, dapat membuat kamu lebih mudah merasa tertekan dan terisolasi. Kurangnya dukungan sosial bisa mempengaruhi kesehatan mental dan menjadi lebih mudah marah.

Sebaliknya, ketika memiliki orang-orang yang peduli dan memberikan dukungan, kamu lebih mampu mengendalikan emosi dan merasa lebih tenang.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Selamat pagi dan selamat beraktivitas.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Jangan lupa pedulikan mental diri sendiri juga reader. Jangan terlalu memaksakan diri.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Di saranin ke RSJ sama rekan-rekan kampus. Katanya udah cukup ngebadutnya🤡
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
2024/12/18 18:43:05
Back to Top
HTML Embed Code: