/enter the broadcast room with @stvrfcke ; wearing earphones ; turn on the camera ; turn on the mic ; start talking/
Oke, anak-anak! Istirahatnya udah cukup kan? Sekarang saatnya kita lanjutin lagi petualangan seru di MOS ini. Inget ya, tujuan kita bukan cuma buat capek-capekan, tapi juga buat jadi pribadi yang lebih baik lagi. Ayo, semangat! Sekarang saatnya kita lanjutin perang bintang! Tapi tenang aja, kali ini kita nggak bakal perang beneran kok, cuma perang ilmu dan keceriaan. Siap?
/stop talking for a moment ; looked at the script/
/enter the broadcast room with @stvrfcke ; wearing earphones ; turn on the camera ; turn on the mic ; start talking/
Oke, anak-anak! Istirahatnya udah cukup kan? Sekarang saatnya kita lanjutin lagi petualangan seru di MOS ini. Inget ya, tujuan kita bukan cuma buat capek-capekan, tapi juga buat jadi pribadi yang lebih baik lagi. Ayo, semangat! Sekarang saatnya kita lanjutin perang bintang! Tapi tenang aja, kali ini kita nggak bakal perang beneran kok, cuma perang ilmu dan keceriaan. Siap?
/stop talking for a moment ; looked at the script/
Developing social channels based on exchanging a single message isn’t exactly new, of course. Back in 2014, the “Yo” app was launched with the sole purpose of enabling users to send each other the greeting “Yo.” Image: Telegram. While the character limit is 255, try to fit into 200 characters. This way, users will be able to take in your text fast and efficiently. Reveal the essence of your channel and provide contact information. For example, you can add a bot name, link to your pricing plans, etc. "Doxxing content is forbidden on Telegram and our moderators routinely remove such content from around the world," said a spokesman for the messaging app, Remi Vaughn. A vandalised bank during the 2019 protest. File photo: May James/HKFP.
from us