Telegram Web
قال الإمام القسطلاني رحمه الله تعالى:
“واجْعَلْهُ ﷺ أَمَامَكَ فِيمَا نَزَلَ بِكَ مِنَ النَّوَازِلِ، وَإِمَامَكَ فِيمَا تُحَاوِلُ مِنَ القُرُبِ وَالمَنَازِلِ.”
📔 «المواهب اللدنية» (3/607)

Imam Al-Qastalani رحمه الله berkata:
“Jadikanlah beliau ﷺ di depanmu dalam setiap ujian yang menimpamu, dan jadikanlah beliau sebagai pemimpinmu dalam segala usaha yang kamu lakukan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) dan meraih derajat-derajat yang tinggi.”

Kutipan ini diambil dari kitab
“المواهب اللدنية” (3/607)
karya Imam Al-Qastalani yang membahas tentang keutamaan dan pengajaran dari kehidupan Rasulullah ﷺ.
Pesan inti…
Jadikan Rasulullah ﷺ sebagai petunjuk utama dalam menghadapi segala ujian hidup dan sebagai pemimpin dalam usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meraih derajat yang lebih tinggi.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
📜 حديثٌ كلَّ يومٍ
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
١٠ / ٦ - جُمَادَى الآخِرَةِ / ١٤٤٦
الأَرْبِعَاءُ ١١ / ١٢ / ٢٠٢٤

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ،
وَقِتَالُهُ كُفْرٌ)
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

سَنَرْحَلُ وَيَبْقَى الأَثَرُ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
📜 Hadis setiap hari
Insya Allah
10/6 – Jumadal Akhirah/1446
Rabu,11/12/2024

Dari Shobata Abdullah bin Mas’ud,
semoga Allah meridainya,berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan,
dan memeranginya adalah kekufuran.”
(Hadis Muttafaq ‘Alaih – disepakati oleh Bukhari dan Muslim)

Kita akan pergi,tetapi jejak kita akan tetap ada

Hadis ini mengingatkan kita untuk menjaga lisan dari mencela sesama muslim karena hal itu termasuk dosa besar,serta menghindari permusuhan hingga peperangan di antara kaum muslimin, karena hal tersebut berbahaya bagi iman.
من وسائل السلامة من الفتن
الالتجــاء إلى اللــه

كان أكابـر الصـحابة رضي الله عـنهم
يجعلون من الدعاء والالتجاء إلى الله
أول أسباب الوقاية من الفتن المُضِلَّة
التي عاصروها وعاصروا رموزها
في الحكم والعلم

فهذا أبو هريرة رضي الله عنه
كان يكثر من قوله في دعائه:
(اللهم لا تدركني سنة ستين ولا إمارة الصبيان)

فـاستجاب الله دعاءه ومـات عـام ٥٩ هـ

✍🏻 الحـبيب العـلامة أبوبكـر المشـهور رحمه الله تعالى
📖 الإقلــيد
ط ٢ لعام ١٤٣٤هـ_٢٠١٣م صـ٢٧
بيـارق النبـوّة والأبـوّة

Di antara cara keselamatan dari fitnah
adalah berlindung kepada Allah.

Para sahabat besar radhiyallahu ’anhum
menjadikan doa dan berlindung kepada Allah
sebagai langkah pertama untuk menjaga diri
dari fitnah yang menyesatkan
yang mereka alami pada masa mereka
beserta para tokoh dalam pemerintahan dan ilmu.

Abu Hurairah ra, misalnya,
sering berdoa:
“Ya Allah,jangan biarkan aku mencapai tahun 60 dan pemerintahan anak-anak.”
Allah mengabulkan doanya,dan beliau wafat pada tahun 59 H.
✍🏻 Habib Al-’Allamah Abu Bakar Al-Masyhur rahimahullah
📖 Kitab Al-Iqlid
Cetakan ke-2, tahun 1434 H/2013 M, halaman 27

Pesan
…Berlindung kepada Allah adalah cara terbaik menghadapi fitnah. Para sahabat, seperti Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, menjadikan doa sebagai perlindungan utama. Beliau berdoa, “Ya Allah, jangan biarkan aku mencapai tahun 60 dan pemerintahan anak-anak,” lalu wafat pada tahun 59 H, sesuai doanya.
وقد كان بالوادي وبالربع والحمى رجال مصابيح
الوجود نجوم

“Di lembah,tempat tinggal,dan kawasan itu, terdapat orang-orang yang menjadi pelita keberadaan,bagaikan bintang-bintang.”
قال حبيب الجلاب : سألت ابن المبارك : ما خيرُ ما أُعطي الإنسان؟ قال : غَريزة عقل قلت : فإن لم يكن ؟ قال : حُسن أدب قلت : فإن لم يكن ؟ قال : أخٌ شفيق يستشيره قلت : فإن لم يكن ؟ قال : صمت طويل قلت : فإن لم يكن ؟ قال : موتٌ عاجل !!

📔 تاريخ دمشق لابن عساكر جـ 32 صـ : 459

Habib Al-Jallab berkata: Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak, “Apa karunia terbaik yang diberikan kepada manusia?” Ia menjawab, “Akal sehat bawaan.”
Aku bertanya lagi, “Jika tidak memilikinya?” Ia menjawab, “Adab yang baik.”
Aku bertanya, “Jika tidak memilikinya?” Ia menjawab, “Saudara yang penyayang untuk dimintai nasihat.”
Aku bertanya, “Jika tidak memilikinya?” Ia menjawab, “Diam yang panjang.”
Aku bertanya, “Jika tidak memilikinya?” Ia menjawab, “Kematian yang cepat.”

📔 Tārīkh Dimashq oleh Ibn Asakir, jilid 32, halaman 459.
Channel name was changed to «PECINTA HABAIB DAN ULAMA…»
Channel name was changed to «Dakwah Mustofa Damu Fm Lumajang»
Menuntut ilmu tetap wajib meskipun risiko riya’ ada.Fokuslah memperbaiki niat agar ikhlas,karena ilmu bermanfaat tidak boleh ditinggalkan hanya karena takut riya’.

القرافي رحمه الله:

«الاشتغالُ بالعلمِ مأمورٌ به، مع أنّ الغالبَ في النّاسِ الرّياءُ، والنّادرَ الإخلاصُ».
(الفروق 4/106)

Al-Qarafi,
semoga Allah merahmatinya,
berkata:
“Kesibukan dalam menuntut ilmu diperintahkan, meskipun kebanyakan manusia cenderung kepada riya’ (pamer), dan hanya sedikit yang ikhlas.”
(Al-Furuq, 4/106)


Buku adalah harta paling berharga, sahabat terbaik, dan sumber ilmu serta kebahagiaan yang tak tergantikan.

الخطيب البغدادي رحمه الله:
«ومعَ ما في الكُتبِ منَ المنافعِ العَظيمةِ والمفاخرِ العظيمةِ، فهي أكرمُ مالٍ، وأَنفَسُ جمالٍ، والكتابُ آمَنُ جليسٍ، وأسرُّ أنيسٍ، وأسلمُ نديمٍ، وأفصحُ كليمٍ».
(تقييد العلم، 121)

Al-Khatib al-Baghdadi, semoga Allah merahmatinya,berkata:
“Selain manfaat besar dan keutamaan mulia yang terdapat dalam buku,
buku adalah harta paling mulia dan keindahan paling berharga.Buku adalah teman duduk yang paling aman,sahabat yang paling menyenangkan, pendamping yang paling terpercaya,dan pembicara yang paling fasih.”

(Taqyid al-‘Ilm, hal. 121)


Seeking knowledge remains obligatory, even if there is a risk of showing off. Focus on purifying your intentions to be sincere, as beneficial knowledge must not be abandoned out of fear of ostentation.

Al-Qarafi, may Allah have mercy on him, said:
“Engaging in the pursuit of knowledge is commanded, even though most people tend towards showing off, and only a few are sincere.”
(Al-Furuq, 4/106)

Books are the most valuable treasure, the best companions, and an irreplaceable source of knowledge and joy.

Al-Khatib al-Baghdadi, may Allah have mercy on him, said:
“In addition to the great benefits and noble virtues found in books, they are the most honourable of possessions and the finest of beauties. A book is the safest companion, the most delightful friend, the most reliable confidant, and the most eloquent speaker.”
(Taqyid al-‘Ilm, p. 121)
ليسَ مِنَ الإنصافِ أنْ نتوقَّعَ مِمَّنْ طَالَهُ بَطْشُ الظُّلمِ الشَّديدِ وألَمُهُ وأذاهُ لوقتٍ طويلٍ أنْ يُحسِنَ النَّظَرَ فيما سوفَ يأتيهِ بعدَ مرحلةِ الظُّلمِ، حالَ سعيهِ إلى التخلُّصِ منهُ، ولا في الظُّروفِ المُحيطةِ المُؤثِّرةِ على المآلاتِ.

فمِنَ الطَّبائعِ النَّفسيةِ لدى غالِبِيَّةِ البَشَرِ أنَّهُم إذا اشتدَّ عليهِمُ الألمُ والتَّأذِّي وطَالَ أمدُهُما؛ فإنَّهُم يَتطلَّعونَ إلى الخلاصِ منهُما بغضِّ النَّظرِ عن مآلاتِهِمْ بعدَ ذلك.

وقدْ روى الطبرانيُّ في الكبيرِ عن ابنِ مسعودٍ رضي الله عنه أيضًا مرفوعًا: (إنَّ الرَّجلَ ليُلْجِمُهُ العَرَقُ يومَ القيامةِ فيقولُ: يا ربِّ أرِحْني ولوْ إلى النَّارِ).

ملاحظة: الشَّاهدُ هنا هو طبيعةُ البشرِ عندَ حصولِ الألمِ والتَّأذِّي، وإلَّا فيومُ القيامةِ هو يومُ العدلِ الإلهيِّ والاقتصاصِ للمظلومِ منَ الظَّالمِ.

يا لطيفًا بالعبادِ، لُطفَكَ نرجو، وعَفْوَكَ نسألُكَ، وفَرَجَكَ نطلبُ، يا قريبَ الفَرَجِ.

………
‏* قال الهيثميُّ في “مجمعِ الزوائدِ”: “رواهُ الطبرانيُّ مرفوعًا وموقوفًا بإسنادين .. ورجالُ الكبيرِ
رجالُ الصحيحِ”.
Berikut adalah terjemahan dari teks tersebut:

“Bukanlah suatu keadilan jika kita mengharapkan seseorang yang telah lama menderita akibat kekejaman dan penindasan yang berat, rasa sakit, dan penderitaannya, untuk dapat berpikir dengan baik tentang apa yang akan terjadi padanya setelah masa penindasan itu, atau dalam kondisi-kondisi sekitar yang memengaruhi akibat-akibatnya.”

“Karena salah satu sifat alami manusia pada umumnya adalah bahwa jika rasa sakit dan penderitaan semakin hebat dan berlangsung lama, mereka akan mencari jalan keluar dari keduanya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.”

“Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam kitab al-Kabir dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu secara marfu’ (disandarkan kepada Nabi ﷺ): (Sesungguhnya seseorang pada Hari Kiamat, keringat akan membanjiri hingga meliputi dirinya, lalu dia berkata: ‘Ya Rabb, bebaskanlah aku, meskipun itu berarti ke neraka’).”

“Catatan: Poin penting di sini adalah sifat alami manusia ketika mengalami rasa sakit dan penderitaan, sementara Hari Kiamat adalah hari keadilan ilahi dan pembalasan bagi yang terzalimi atas orang yang menzaliminya.”

“Wahai Zat yang Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya, kami memohon kelembutan-Mu, ampunan-Mu, dan pertolongan-Mu, wahai Dzat yang dekat untuk memberikan jalan keluar.”

———
Tambahan Keterangan
Catatan akhir bahwa hadis ini menunjukkan sifat manusia di dunia, yaitu cenderung tergesa-gesa mencari solusi atas penderitaan tanpa memikirkan akibat akhirnya. Namun, di Hari Kiamat, keadilan Allah akan sempurna, sehingga setiap orang mendapatkan balasan yang sesuai.
“It is not fair to expect someone who has long suffered severe oppression, pain, and harm to be able to think clearly about what might happen to them after the stage of oppression, nor about the surrounding circumstances that influence the outcomes.”

“One of the psychological traits of most humans is that when pain and suffering become intense and prolonged, they seek deliverance from them regardless of the consequences that may follow.”

“Al-Tabarani narrated in al-Kabir from Ibn Mas’ud (may Allah be pleased with him), attributed to the Prophet ﷺ: (Indeed, a person will be so overwhelmed by their sweat on the Day of Judgment that they will say: ‘O Lord, relieve me, even if it means going to Hell’).”

“Note: The point here is the natural human reaction to pain and suffering. However, the Day of Judgment is a day of divine justice and retribution for the oppressed against the oppressor.”

“O the Most Gentle with His servants, we seek Your gentleness, ask for Your forgiveness, and plead for Your relief, O the One who brings relief near.”

———
Additional Explanation
The concluding note emphasizes that this narration reflects human nature in this world, where people often act hastily to escape suffering without considering the long-term consequences. However, on the Day of Judgment, Allah’s justice will prevail, ensuring that everyone receives their due recompense.
جَاءَ فِي الأَثَرِ: مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ (فَلِلَّهِ الحَمْدُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَالَمِينَ ¤ وَلَهُ الكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ العَزِيزُ الحَكِيمُ) مَرَّةً وَاحِدَةً، ثُمَّ يَقُولُ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ ثَوَابَهَا لِوَالِدَيَّ، لَمْ يَبْقَ لِوَالِدَيْهِ حَقًّا إِلَّا أَدَّاهُ إِلَيْهِمَا.

📔 عَمَلُ اليَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، وَالتَّذْكِيرُ المُصْطَفَى


Diriwayatkan dalam sebuah atsar: Barang siapa yang membaca pada malam Jumat ayat berikut: (فَلِلَّهِ الحَمْدُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَالَمِينَ ¤ وَلَهُ الكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ العَزِيزُ الحَكِيمُ) satu kali, kemudian dia berdoa: Ya Allah, jadikanlah pahalanya untuk kedua orang tuaku, maka tidak ada satu pun hak orang tuanya yang belum ditunaikan melainkan telah ditunaikan untuk mereka.”

📔 (Amal Hari dan Malam, serta Pengingat Rasulullah)
It is narrated in a tradition: Whoever recites on the night of Friday the following verse: (فَلِلَّهِ الحَمْدُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَالَمِينَ ¤ وَلَهُ الكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ العَزِيزُ الحَكِيمُ) once, and then says: O Allah, make its reward for my parents, there will remain no right of his parents upon him except that he has fulfilled it for them.

📔 (Deeds of the Day and Night, and the Reminder of the Chosen One)
قَالَ الحَبِيبُ عَلِي بْنُ مُحَمَّدٍ الحَبْشِيُّ:

يَنْبَغِي لِلْمُرِيدِ أَنْ يُعَظِّمَ شَيْخَهُ، وَلَابُدَّ مَا {تُمْطِرُ} سَحَابَةٌ عَلَى قَلْبِ الشَّيْخِ، فَتَحْصُلَكَ مَغْرُوزًا وَسَطَ قَلْبِهِ، فَتُغَمِّرَكَ وَتُدْرِكَ شَيْئًا مَا تَنَالُهُ وَلَوْ عَمِلْتَ مَا عَمِلْتَ!

📔 المَوَائِدُ الرَّمَضَانِيَّةُ

Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habshi berkata:
“Seorang murid harus menghormati gurunya. Akan tiba suatu saat ketika awan menurunkan hujan ke atas hati sang guru, sehingga kamu menjadi tertanam di tengah hatinya. Hal ini akan melimpahimu dan memberimu sesuatu yang tidak akan pernah kamu capai meskipun kamu berusaha sekeras apa pun!”

📔 (Jamuan Ramadan)
Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habshi said:

“It is essential for the seeker (of knowledge or spirituality) to revere his teacher. There must come a time when a cloud rains upon the heart of the teacher, and you become deeply rooted in the midst of his heart. This will envelop you and grant you something you could never achieve, no matter what you did.”
Channel photo updated
Channel name was changed to «Umar Sholeh Al Hamid»
Keutamaan Puasa Sehari di Bulan Haram Setara dengan Tiga Puluh Hari di Luar Bulan Haram

فَائِدَةُ صَوْمِ يَوْمٍ فِي شَهْرٍ حَرَامٍ بِثَلَاثِينَ يَوْمًا فِي غَيْرِهِ، وَعَنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ:
“مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مُتَتَابِعَةٍ: الْخَمِيسَ وَالْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ مِنْ شَهْرٍ حَرَامٍ، بَاعَدَهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ.”
وَفِي رِوَايَةٍ: “وَكُتِبَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ عِبَادَةُ تِسْعِمِائَةِ عَامٍ.”
ذَكَرَهُ فِي “إِحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ”.
فَوَائِدُ مِنْ نَفَحَاتِ رَجَبٍ لِلْحَبِيبِ مُحَمَّدٍ الْهَدَّار.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa tiga hari berturut-turut, yaitu hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan haram, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka.”

Dan dalam riwayat lain disebutkan:
“Setiap hari (puasa tersebut) ditulis baginya pahala ibadah selama sembilan ratus tahun.”

Hal ini disebutkan dalam kitab Iḥyā’ ’Ulūm ad-Dīn.
Dikutip dari Fawā’id min Nafahāt Rajab karya al-Ḥabīb Muḥammad al-Haddār.
Channel name was changed to «Umar Soleh Al Hamid»
2025/02/23 16:21:53
Back to Top
HTML Embed Code: