JIWATARBAWI Telegram 1351
Tadabbur Diri 26

Manusia sering teruji dengan takabbur kesombongan, riya’ dan ‘ujub bila merasakan ia memiliki sesuatu.

Orang berilmu jadi tewas dengan ujian kesombongan bila terasa ada banyak ilmu dan murid serta pengikutnya.

Orang kuat beramal ibadah pula seronok dipuji dengan amalannya tapi marah bila dicela amalannya.

Ahli ibadah yang menyembunyikan amalannya dari penglihatan manusia diuji pula dengan rasa ‘ujub bangga dan senang bahkan seronok dengan melihat amalannya sendiri.

Orang kaya diuji dengan kesombongan bila ada harta, kuasa dan kekayaan.

Orang besar yang berpangkat dan berkedudukan diuji dengan kesombongan dan riya' dengan memperagakan kebaikan dan kekuasaannya.

Sedangkan semua itu : ilmu, amal, ibadah, harta kekayaan, kuasa dan kedudukan adalah semata-mata kurniaan Allah ta'ala dan milik mutlak Allah ta'ala. Pada hakikatnya seorang manusia itu tidak memilikki apa-apa bahkan tersangat berhajat faqir kepada Tuhannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴿فاطر: ١٥﴾

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

(Fathir: 15)

Imam Al Ghazali memberi 6 nasihat bagaimana melatih hati dan nafsu agar terkikis sifat takabbur sombong:

Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada mulia mereka belum banyak melakukan dosa.

Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia kerana dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia kerana mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu.

Keempat, jika melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia kerana mereka melakukan dosa dalam kejahilan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui.

Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan memandang hina padanya kerana mungkin suatu hari nanti dia akan bertaubat atas kesalahannya. Dan taubatnya pula diterima Allah ta'ala.

Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah ta'ala.

Memang sukar sekali untuk selamat melainkan mereka yang dipelihara Allah dengan rahmah kasih sayangNya kerana takabbur kesombongan, riya' dan ujub adalah penyakit hati yang berpunca dari keinginan jahat hawa nafsu.

Justeru, suluhlah nafsu dan hati mu dengan ilmu yang benar. Dan mohonlah sungguh-sungguh pemeliharaan dan rahmat kasih sayang Allah Azza wa Jalla dari bencana penyakit-penyakit itu. Percayalah agama dalam diri seorang hamba tidak akan sempurna melainkan ia dapat mendidik dan mengasuh nafsunya untuk tunduk dan patuh kepada Allah ‘azza wa jalla..

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴿يوسف: ٥٣﴾

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

(Yusuf : 53)




ABi



tgoop.com/JiwaTarbawi/1351
Create:
Last Update:

Tadabbur Diri 26

Manusia sering teruji dengan takabbur kesombongan, riya’ dan ‘ujub bila merasakan ia memiliki sesuatu.

Orang berilmu jadi tewas dengan ujian kesombongan bila terasa ada banyak ilmu dan murid serta pengikutnya.

Orang kuat beramal ibadah pula seronok dipuji dengan amalannya tapi marah bila dicela amalannya.

Ahli ibadah yang menyembunyikan amalannya dari penglihatan manusia diuji pula dengan rasa ‘ujub bangga dan senang bahkan seronok dengan melihat amalannya sendiri.

Orang kaya diuji dengan kesombongan bila ada harta, kuasa dan kekayaan.

Orang besar yang berpangkat dan berkedudukan diuji dengan kesombongan dan riya' dengan memperagakan kebaikan dan kekuasaannya.

Sedangkan semua itu : ilmu, amal, ibadah, harta kekayaan, kuasa dan kedudukan adalah semata-mata kurniaan Allah ta'ala dan milik mutlak Allah ta'ala. Pada hakikatnya seorang manusia itu tidak memilikki apa-apa bahkan tersangat berhajat faqir kepada Tuhannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴿فاطر: ١٥﴾

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

(Fathir: 15)

Imam Al Ghazali memberi 6 nasihat bagaimana melatih hati dan nafsu agar terkikis sifat takabbur sombong:

Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada mulia mereka belum banyak melakukan dosa.

Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia kerana dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia kerana mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu.

Keempat, jika melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia kerana mereka melakukan dosa dalam kejahilan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui.

Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan memandang hina padanya kerana mungkin suatu hari nanti dia akan bertaubat atas kesalahannya. Dan taubatnya pula diterima Allah ta'ala.

Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah ta'ala.

Memang sukar sekali untuk selamat melainkan mereka yang dipelihara Allah dengan rahmah kasih sayangNya kerana takabbur kesombongan, riya' dan ujub adalah penyakit hati yang berpunca dari keinginan jahat hawa nafsu.

Justeru, suluhlah nafsu dan hati mu dengan ilmu yang benar. Dan mohonlah sungguh-sungguh pemeliharaan dan rahmat kasih sayang Allah Azza wa Jalla dari bencana penyakit-penyakit itu. Percayalah agama dalam diri seorang hamba tidak akan sempurna melainkan ia dapat mendidik dan mengasuh nafsunya untuk tunduk dan patuh kepada Allah ‘azza wa jalla..

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴿يوسف: ٥٣﴾

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

(Yusuf : 53)




ABi

BY Jiwa Tarbawi


Share with your friend now:
tgoop.com/JiwaTarbawi/1351

View MORE
Open in Telegram


Telegram News

Date: |

While the character limit is 255, try to fit into 200 characters. This way, users will be able to take in your text fast and efficiently. Reveal the essence of your channel and provide contact information. For example, you can add a bot name, link to your pricing plans, etc. Earlier, crypto enthusiasts had created a self-described “meme app” dubbed “gm” app wherein users would greet each other with “gm” or “good morning” messages. However, in September 2021, the gm app was down after a hacker reportedly gained access to the user data. Select: Settings – Manage Channel – Administrators – Add administrator. From your list of subscribers, select the correct user. A new window will appear on the screen. Check the rights you’re willing to give to your administrator. Hashtags With the sharp downturn in the crypto market, yelling has become a coping mechanism for many crypto traders. This screaming therapy became popular after the surge of Goblintown Ethereum NFTs at the end of May or early June. Here, holders made incoherent groaning sounds in late-night Twitter spaces. They also role-played as urine-loving Goblin creatures.
from us


Telegram Jiwa Tarbawi
FROM American