This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
β β β β
β β β β β β β π¦ #π₯ππππππ’π‘π§ π¦
β β β β β’β’βββββββββββββββββββ’β’
Hello Reaners! Back with me Jexie. Pada malam hari ini saya kembali membawakan cerita horror yang berbeda dengan berjudulkan "KIRANI" pastinya untuk dibacakan kepada para pembaca setia konten horror!
Sebelum kita masuk ke ceritanya, saya akan menyebutkan tokoh - tokoh dalam cerita terlebih dahulu agar memudahkan kalian mengenali para tokoh :
β’ Kalula : pemilik cerita
β’ Nisya : sahabat Kalula
β’ Pak Karto & Bu Tita : orangtua Kalula
β’ Mbah suti : tetua desa yang mengerti tentang hal - hal ghaib
Penasaran dengan cerita yang akan saya bawakan?? Saksikan terus kelanjutan ceritanya dan tanpa basi basi langsung saja kita masuk ke cerita horrornya!
β β β β β β β π¦ #π₯ππππππ’π‘π§ π¦
β β β β β’β’βββββββββββββββββββ’β’
Hello Reaners! Back with me Jexie. Pada malam hari ini saya kembali membawakan cerita horror yang berbeda dengan berjudulkan "KIRANI" pastinya untuk dibacakan kepada para pembaca setia konten horror!
Sebelum kita masuk ke ceritanya, saya akan menyebutkan tokoh - tokoh dalam cerita terlebih dahulu agar memudahkan kalian mengenali para tokoh :
β’ Kalula : pemilik cerita
β’ Nisya : sahabat Kalula
β’ Pak Karto & Bu Tita : orangtua Kalula
β’ Mbah suti : tetua desa yang mengerti tentang hal - hal ghaib
Penasaran dengan cerita yang akan saya bawakan?? Saksikan terus kelanjutan ceritanya dan tanpa basi basi langsung saja kita masuk ke cerita horrornya!
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
ΰΌ KIRANI
Pada tahun 1992, Pak Karto dan Bu Tita memutuskan untuk menikah dan menjalani hari - hari mereka sebagai pasangan baru. Hubungan pernikahan mereka sebenarnya sangat harmonis sekali, kehidupan ekonomi mereka juga saat itu lagi melambung tinggi. Meskipun begitu, pak Karto dan bu Tita lebih memilih gaya hidup yang sederhana dan tidak berlebihan. Dukungan dari keluarga pihak pak Karto dan pihak bu Tita kala itu juga sangat baik. Tapi apakah kalian tau ujian hidup dari kedua pasangan ini? Benar, keturunan.
4 tahun penantian, banyak cara yang telah dilakukan pak Karto juga bu Tita. Baik itu secara medis, maupun secara dukun. Tapi tetap sedikitpun tidak ada tanda-tanda membuahkan hasil dari pengorbanan mereka, hingga akhirnya bu Tita sendiri yang mengatakan ke pak Karto
Kesedihan jelas ada diantara mereka berdua. Tapi secara perlahan, mereka harus belajar iklhas agar kesedihan tidak terus menerus terjadi. Pak karto dan bu Tita tetap menjalani keseharian mereka tanpa menaruh harapan berlebih terhadap keinginan mereka, 6 bulan telah terjalani.
Suatu hari, pada saat bu Tati sedang asik membersihkan rumah, ibu tiba-tiba merasa sangat lelah sekali padahal kerjaan yang ibu pegang masih menyapu rumah dan membersihkan halaman rumah karena banyak dedaunan kering berjatuhan. Ibu menyudahi pekerjaannya dan memasuki rumah untuk beristirahat di kamar.
Sebenarnya ini bukan yang pertamakalinya ibu merasakan seperti ini, melainkan sudah 4 harian. Tapi yang kali ini rasanya lebih capek dari hari sebelumnya dan disertai dengan pusing, mual seperti ingin memuntahkan sesuatu.
Latar Belakang
Pada tahun 1992, Pak Karto dan Bu Tita memutuskan untuk menikah dan menjalani hari - hari mereka sebagai pasangan baru. Hubungan pernikahan mereka sebenarnya sangat harmonis sekali, kehidupan ekonomi mereka juga saat itu lagi melambung tinggi. Meskipun begitu, pak Karto dan bu Tita lebih memilih gaya hidup yang sederhana dan tidak berlebihan. Dukungan dari keluarga pihak pak Karto dan pihak bu Tita kala itu juga sangat baik. Tapi apakah kalian tau ujian hidup dari kedua pasangan ini? Benar, keturunan.
4 tahun penantian, banyak cara yang telah dilakukan pak Karto juga bu Tita. Baik itu secara medis, maupun secara dukun. Tapi tetap sedikitpun tidak ada tanda-tanda membuahkan hasil dari pengorbanan mereka, hingga akhirnya bu Tita sendiri yang mengatakan ke pak Karto
"Pak.. kita sudahi saja usaha kita selama ini, mungkin Allah belum mengizinkan sesosok buah hati hadir ditengah-tengah kita. Kita serahkan saja semuanya sama yang di atas, pak."
"Bu, jika memang itu pilihan ibu dan ibu sudah yakin, bapak tidak akan memaksakan keputusan ibu. Ibu yang tenang ya, jangan terlalu memikirkan hal ini. Bagi bapak, yang utama itu adalah ibu dan kesehatan ibu sendiri"
Kesedihan jelas ada diantara mereka berdua. Tapi secara perlahan, mereka harus belajar iklhas agar kesedihan tidak terus menerus terjadi. Pak karto dan bu Tita tetap menjalani keseharian mereka tanpa menaruh harapan berlebih terhadap keinginan mereka, 6 bulan telah terjalani.
Suatu hari, pada saat bu Tati sedang asik membersihkan rumah, ibu tiba-tiba merasa sangat lelah sekali padahal kerjaan yang ibu pegang masih menyapu rumah dan membersihkan halaman rumah karena banyak dedaunan kering berjatuhan. Ibu menyudahi pekerjaannya dan memasuki rumah untuk beristirahat di kamar.
Sebenarnya ini bukan yang pertamakalinya ibu merasakan seperti ini, melainkan sudah 4 harian. Tapi yang kali ini rasanya lebih capek dari hari sebelumnya dan disertai dengan pusing, mual seperti ingin memuntahkan sesuatu.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Entah pikiran dari mana, ibu kepikiran untuk melakukan tes kehamilan menggunakan alat yang dulu sempat ibu stok. Menit ke menit itu menatapi alat tes kehamilan untuk menunggu hasilnya muncul, garis pertama muncul.. garis kedua juga perlahan muncul.. antara senang tapi tidak percaya, bu Tati menghubungi pak Karto melalui telepon dan meminta bapak segera pulang dari kerjaannya.
Pak Karto dan bu Tita pun memutuskan pergi ke puskesmas untuk memastikan benar atau tidaknya, sesampainya disana dan setelah melalui proses pemeriksaan ibu dinyatakan hamil. Tentunya kebahagiaan, rasa terharu kini menyelimuti keadaan keluarga ini karena penantian mereka akhirnya terwujud.
Selama kehamilan, tidak terjadi apapun hal yang membahayakan ibu. Hingga lahirlah sang buah hati yang bernama "Kiran", kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga ini dan tidak terpikirkan sekalipun oleh bapak dan ibu akan terjadi hal-hal yang membahayakan kepada putri kecil mereka.
Semenjak kiran memasuki usia 8 bulan, setiap pukul jam 1 sampai jam 3 tengah malam. Ibu dan bapak, hampir setiap hari mendapati kiran terbangun dari tidurnya dan mengoceh serta tertawa sendiri seperti ada yang sedang mengajak ia bermain.
Pak Karto dan bu Tita pun memutuskan pergi ke puskesmas untuk memastikan benar atau tidaknya, sesampainya disana dan setelah melalui proses pemeriksaan ibu dinyatakan hamil. Tentunya kebahagiaan, rasa terharu kini menyelimuti keadaan keluarga ini karena penantian mereka akhirnya terwujud.
Selama kehamilan, tidak terjadi apapun hal yang membahayakan ibu. Hingga lahirlah sang buah hati yang bernama "Kiran", kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga ini dan tidak terpikirkan sekalipun oleh bapak dan ibu akan terjadi hal-hal yang membahayakan kepada putri kecil mereka.
Inti Cerita
Semenjak kiran memasuki usia 8 bulan, setiap pukul jam 1 sampai jam 3 tengah malam. Ibu dan bapak, hampir setiap hari mendapati kiran terbangun dari tidurnya dan mengoceh serta tertawa sendiri seperti ada yang sedang mengajak ia bermain.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
"Kiran anak ibu kenapa bangun sayang? Bobo lagi ya nak, belum waktunya buat bangun cantik"
Ibu berusaha untuk kembali menidurkan kiran dengan menggendong dan menepuk-nepuk pelan, tapi semakin ibu berusaha untuk membuat kiran tertidur semakin histeris kiran menangis sampai membuat bapak terbangun dari tidurnya.
"Kiran kenapa bu? Terbangun lagi seperti sebelum - sebelumnya?"
"Iya pak.. kiran juga tidak mau di tidurkan."
"Bapak coba buatkan susunya ya, bu. Mungkin kali ini kirannya lapar."
Susu sudah selesai dibuat dan sudah coba diberikan ke kiran, tapi kiran tidak mau meminum susunya dan terus menangis. Bergantian ibu dan bapak mencoba untuk menenangkan kiran tapi hasilnya nihil, namun ketika ibu kembali meletakkan kiran ke tempat tidurnya kiran berhenti dari tangisnya dan tidak berlangsung lama kiran kembali tertawa senang benar - benar seperti ada yang mengajaknya bermain.
Bapak dan ibu saling beradu tatap, seakan-akan saling bertanya satu sama lain setelah menyaksikan anaknya yang kembali bersikap sama kayak sebelumnya. Pak Karto mulai menyadari ada hal yang tidak beres dari anaknya, namun ia tidak memilih untuk berbicara ke ibu karena khawatir ibu akan panik nantinya.
Bapak mendekati tempat tidur kiran, menutup mata anaknya dengan 1 tangan dan berkata
"Sudah dulu ya.. kirannya harus bobo, kiran masih terlalu kecil untuk diajak main. Nanti saja mainnya, kalau kiran sudah sekolah"
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Setelah bapak mengucapkan kalimat tersebut, tidak membutuhkan waktu lama untuk bapak membuat kiran tertidur. Keesokan harinya bapak memilih tidak bekerja dan mengajak ibu serta anaknya kiran ke tempat tetua desa yang bernama mbah tuti, sesampainya dirumah mbah tuti bapak langsung menceritakan apa yang terjadi ke anaknya selama memasuki usia 8 bulan.
"Di rumahmu itu, ada sesosok anak kecil kisaran usia 6 - 7 tahun. Dia telah menandai anakmu sebagai temannya sejak pertamakali anakmu hadir di kandungan istrimu, sosok ini juga sebenarnya baik karena selama istrimu mengandung anakmu, dialah yang menjaga istrimu agar anakmu tidak kenapa - kenapa dan dapat lahir dengan aman."
"Tapi.., dia juga bisa menjadi sesosok yang membahayakan anakmu dan orang orang terdekat anakmu nantinya karena sesosok ini adalah sosok yang pencemburu."
"Lalu bagaimana mbah? Saya tidak mau sosok tersebut dapat melukai anak kami nantinya" tanya bu Tita.
"Untuk sekarang ini yang bisa mbah lakukan hanya memagari anakmu, agar sesosok tersebut tidak lagi menganggu anakmu. Tapi kalau untuk mengusir sosok tersebut dari rumahmu, itu terlalu beresiko dan bisa membahayakan anakmu"
"Lakukan pilihan yang terbaik aja mbah buat anak saya" ucap pak Karto.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Mbah suti meminta kiran diletakkan pada tempat tidur yang terbuat dari kayu dan mengolesi minyak dibeberapa titik bagian tubuhnya seperti kening, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki. Mbah juga terlihat seperti membacakan sesuatu kepada kiran, setelah selesai dipagari mbah suti mengembalikan kiran ke gendongan ibunya.
"Anakmu sudah aman untuk saat ini. Jika suatu saat nanti anakmu terlihat seperti sedang bermain dengan seseorang tapi yang terlihat oleh kalian dia hanya bermain sendiri, bawa kembali kesini"
Singkat cerita, pak Karto mendapatkan jabatan yang lebih bagus di lain tempat dan membuat ia beserta keluarga kecilnya harus pindah keluar kota. Bertahun - tahun lamanya menjalani kehidupan dirumah baru, kini kiran menginjak usia 5 tahun dan memasuki masa Taman Kanak - Kanak (TK). Selama di sekolah, tidak ada yang aneh dengan pertumbuhan kiran, dia bermain, berlari, melompat, belajar seperti pada anak umumnya.
Namun, ketika ia sudah pulang kerumah ia selalu mengurung diri di kamarnya dan terkadang bu Tita juga suka mendengar ia seperti berbicara dan tertawa dengan seseorang di kamarnya.
Tapi anehnya, ketika ibu ingin memastikan dengan siapa anaknya bermain, ibu hanya mendapati anaknya bermain sendirian. Hari ini sepulang sekolah, kiran kembali melakukan hal yang sama dan ibu juga mendengar hal yang sama seperti di hari-hari sebelumnya.
Namun, ketika ia sudah pulang kerumah ia selalu mengurung diri di kamarnya dan terkadang bu Tita juga suka mendengar ia seperti berbicara dan tertawa dengan seseorang di kamarnya.
Tapi anehnya, ketika ibu ingin memastikan dengan siapa anaknya bermain, ibu hanya mendapati anaknya bermain sendirian. Hari ini sepulang sekolah, kiran kembali melakukan hal yang sama dan ibu juga mendengar hal yang sama seperti di hari-hari sebelumnya.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
"Kiran.., anak ibu main sama siapa nak?"
"Kiran main sama kirani bu, ada temen - temennya kirani juga disini"
Deg!
Jantung bu Tita serasa berhenti sejenak, ia syok karena apa yang ia lihat tidaklah sesuai dengan perkataan anaknya, tapi tidak mungkin juga kan anak sekecil kiran sudah bisa berbohong? Meskipun merasa aneh, ibu hanya tersenyum ke kiran sebagai tanda mengiyakan kemudian menutup kembali pintu kamar anaknya dan ibu segera menghubungi pak Karto untuk mengabari hal ini
"Bapak belum yakin bisa meninggalkan pekerjaan bapak untuk sekarang ini bu, untuk sementara selagi belum ada hal yang membahayakan anak kita, kita tahan dulu saja untuk menemui mbah suti"
Bertambahnya tahun, bu Tita dan pak Karto baru bisa balik ke desa saat kiran sudah menginjak kelas 4 SD. Tapi sangat disayangkan orang yang harus mereka temui, mbah suti sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
"Jika bapak dan ibu memang membutuhkan bantuan sesegera mungkin, di desa ini masih ada kakung. Beliau juga salah satu tetua desa yang paham akan hal seperti itu" ucap penduduk desa.Sesampainya dirumah kakung, tanpa dijelaskan oleh pak Karto ataupun bu Tita, kakung sudah mengerti maksud tujuan dari kedatangan mereka.
"Boleh tolong antarkan kami pak? Kami tidak mengetahui dimana tempat kakung berada" pinta bu Tita.
"Tentu, mari saya antarkan"
"Pakaikan gelang ini ditangan anakmu, gelang ini bisa jadi penangkal untuk mereka yang sudah beda alamnya dengan kita"
Bapak dan ibu pun hanya bisa menuruti perintah kakung. Tanpa mereka sadari, hal ini malah membuat anak mereka dalam bahaya.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Disaat kiran sedang berada di sekolah dan menikmati jam istirahatnya bersama nisya, nisya secara tiba-tiba terbatuk dan merasa lehernya seperti sedang tercekik, membuat kinan panik.
Kaki nisya yang awalnya masih bisa napak oleh tanah, kini perlahan tubuhnya terangkat dan membuat ia seperti melayang di udara dengan keadaan leher yang masih terasa tercekik
Teriakan kinan berhasil mengundang perhatian para guru dan murid lainnya, guru agama nisya yang langsung paham dengan apa yang terjadi segera membantu nisya terlepas dari gangguan tak kasat mata. Sepanjang waktu guru menangani nisya, disisi lain kinan dapat melihat sesosok yang sedang menganggu nisya yaitu kirani. Kinan memang masih dapat melihat kirani, tapi kirani dan temannya tidak akan pernah bisa mendekati kinan lagi.
"Sya, sya kamu kenapa sya? Leher kamu kenapa? Kenapa kamu pegangin leher kamu?!"
"To-tolong.. ak-ku nan.. ssa-kitt"
Kaki nisya yang awalnya masih bisa napak oleh tanah, kini perlahan tubuhnya terangkat dan membuat ia seperti melayang di udara dengan keadaan leher yang masih terasa tercekik
"Tolong! Tolong nisya! Pak guru, bu guru! Tolongin nisyaa!!"
Teriakan kinan berhasil mengundang perhatian para guru dan murid lainnya, guru agama nisya yang langsung paham dengan apa yang terjadi segera membantu nisya terlepas dari gangguan tak kasat mata. Sepanjang waktu guru menangani nisya, disisi lain kinan dapat melihat sesosok yang sedang menganggu nisya yaitu kirani. Kinan memang masih dapat melihat kirani, tapi kirani dan temannya tidak akan pernah bisa mendekati kinan lagi.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
"Jangan kirani, aku tau kamu baik. Jangan sakitin nisya" batin kiran sambil menggelengkan kepalanya dan melihat kearah kirani.
Tidak lama setelahnya, nisya berhasil terselamatkan dari gangguan kirani. Nisya dibawa ke uks oleh salah satu guru untuk diobati terlebih dahulu karena terdapat luka bekas cekikan pada lehernya, setelah itu orangtua nisya dikabari dan nisya diizinkan pulang lebih awal.
Selama kelanjutan proses pembelajaran, kiran tau kalau kiran masih selalu dipantau oleh kirani dari jauh. Jam pulang sekolah tiba, sesampainya dirumah kiran tidak menceritakan kejadian disekolah kepada ibu ataupun bapaknya, tapi kiran tau kalau dia harus menjauhi nisya agar nisya tidak lagi dalam bahaya karena dirinya.
2 hari kiran tidak melihat kehadiran nisya karena izin tidak masuk sekolah, jujur kiran khawatir. Namun, setelah nisya kembali masuk sekolah pun kiran tetap tidak bisa mendekati nisya. Setiap kali nisya mendekati kiran, kiran pasti berusaha menjauh. Selama 2 tahun kiran harus menahan diri untuk tidak berteman dengan siapapun
Memasuki kelas 6 SD, sekolah kiran sempat mengadakan camping wajib khusus murid kelas 6. Tempat camp yang dipilih pihak sekolah memang khusus untuk kegiatan camp yang sisi kanan kirinya masih berbentuk hutan, mereka berkumpul disekolah dan berangkat menggunakan bus tepat pukul 19.00 dan menempuh perjalanan sejam lamanya
Setibanya disana, para murid diarahin untuk membangun tendanya masing-masing dan meletakkan barang bawaan sesuai perkelompoknya. Kiran sekelompok dengan nisya, yang membuat kiran mau ga mau harus tetap selalu berdekatan dengan nisya.
Setelah meletakkan barang masing-masing, para murid diarahkan ketengah lahan camp untuk melanjutkan kegiatan merek yaitu tentang pembagian materi mengenai alam dan hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan.