Sam, anggaran marketing alokasinya buat apa saja? Membaginya bagaimana?
Tentu, pendekatannya agar efektif dan efisien.
Bukankah marketing itu seperti analogi memancing? Modal umpan, dapatnya ikan, jadi pengorbanan kecil, hasilnya besar. Pokoknya prinsip ekonomi banget lah, owner dan pimpinan menyukai yang model begini, apalagi yang benar-benar dapat diukur secara akurat, dari berapa jadi berapa? Tersaji hasil dan jelas prosesnya.
Kalau globalnya, pakai perumpamaan saja ya. Misal ada anggaran marketing sebesar 1 juta rupiah.
Biar mudah, maka dibagi menjadi 3 ya :
1 Anggaran untuk produk Praktek gampangnya, misalnya bagi-bagi produk sampel, maka, produk ini tetap saja merupakan transaksi dari tim marketing, yang beli ke tim produksi, lalu dibagi bagi ke prospek yang disasar, agar mau mencoba dan merasakan produk yang dikenalkan. Bila dianggarkan 30% maka, 300.000 terserap di pos ini.
2 Anggaran untuk konten Praktek gampangnya, agar penawaran yang disusun dalam program tadi, dapat dimuat dan disampaikan pada prospek yang disasar, perlu dituangkan dalam konten. Kalau offline, ya berupa brosur, flyer, spanduk, banner, dan sejenisnya. Kalau online, ya jadi foto, poster digital, video, konten yang dibuat. Nah, pekerjaan membuat konten ini kan ada ongkosnya. Bila dianggarkan 30%, maka 300.000 terserap di pos ini.
3 Anggaran untuk publikasi Praktek gampangnya, agar penawaran mampu terekspose, dilihat dan tersampaikan pada konsumen maupun prospek, perlu anggaran publikasi. Pos ini meliputi dana iklan berbayar, paid promote, endorse, membeli ruang dan waktu publikasi dari program marketing yang Kita susun. Bila dianggarkan 40%, maka 400.000 terserap di pos ini.
Habis ya 1 juta?
Nah, Return Of Marketing Investment (ROMI) ditargetkan berapa persen dari modal itu? Misal, modal sejuta, menargetkan penjualan 50juta, maka anggaran pemasaran sebesar 2%
Menentukan ini, tentu menggunakan hitungan dari uji, ukur, dan analisis dari beberapa kali eksperimentasi, dan perlu dipahami, beda bidang industri, beda besaran kalkulasi dan alokasinya.
Okesiap, sudah paham, siap jalan dan mempraktekkan.
Sam, anggaran marketing alokasinya buat apa saja? Membaginya bagaimana?
Tentu, pendekatannya agar efektif dan efisien.
Bukankah marketing itu seperti analogi memancing? Modal umpan, dapatnya ikan, jadi pengorbanan kecil, hasilnya besar. Pokoknya prinsip ekonomi banget lah, owner dan pimpinan menyukai yang model begini, apalagi yang benar-benar dapat diukur secara akurat, dari berapa jadi berapa? Tersaji hasil dan jelas prosesnya.
Kalau globalnya, pakai perumpamaan saja ya. Misal ada anggaran marketing sebesar 1 juta rupiah.
Biar mudah, maka dibagi menjadi 3 ya :
1 Anggaran untuk produk Praktek gampangnya, misalnya bagi-bagi produk sampel, maka, produk ini tetap saja merupakan transaksi dari tim marketing, yang beli ke tim produksi, lalu dibagi bagi ke prospek yang disasar, agar mau mencoba dan merasakan produk yang dikenalkan. Bila dianggarkan 30% maka, 300.000 terserap di pos ini.
2 Anggaran untuk konten Praktek gampangnya, agar penawaran yang disusun dalam program tadi, dapat dimuat dan disampaikan pada prospek yang disasar, perlu dituangkan dalam konten. Kalau offline, ya berupa brosur, flyer, spanduk, banner, dan sejenisnya. Kalau online, ya jadi foto, poster digital, video, konten yang dibuat. Nah, pekerjaan membuat konten ini kan ada ongkosnya. Bila dianggarkan 30%, maka 300.000 terserap di pos ini.
3 Anggaran untuk publikasi Praktek gampangnya, agar penawaran mampu terekspose, dilihat dan tersampaikan pada konsumen maupun prospek, perlu anggaran publikasi. Pos ini meliputi dana iklan berbayar, paid promote, endorse, membeli ruang dan waktu publikasi dari program marketing yang Kita susun. Bila dianggarkan 40%, maka 400.000 terserap di pos ini.
Habis ya 1 juta?
Nah, Return Of Marketing Investment (ROMI) ditargetkan berapa persen dari modal itu? Misal, modal sejuta, menargetkan penjualan 50juta, maka anggaran pemasaran sebesar 2%
Menentukan ini, tentu menggunakan hitungan dari uji, ukur, dan analisis dari beberapa kali eksperimentasi, dan perlu dipahami, beda bidang industri, beda besaran kalkulasi dan alokasinya.
Okesiap, sudah paham, siap jalan dan mempraktekkan.
Other crimes that the SUCK Channel incited under Ng’s watch included using corrosive chemicals to make explosives and causing grievous bodily harm with intent. The court also found Ng responsible for calling on people to assist protesters who clashed violently with police at several universities in November 2019. Avoid compound hashtags that consist of several words. If you have a hashtag like #marketingnewsinusa, split it into smaller hashtags: “#marketing, #news, #usa. 3How to create a Telegram channel? With the administration mulling over limiting access to doxxing groups, a prominent Telegram doxxing group apparently went on a "revenge spree." How to Create a Private or Public Channel on Telegram?
from us