tgoop.com/dialektikasenja/6520
Last Update:
Aku membunuh anakku pagi tadi
Ia disebut jadah
Ingin tapi enggan
Merah hangat hingga menila
Lahir dini kemudian mati balapan dengan matahari
Carut marut
Direnggut
Aku melihat aku
Pada tahi lalat di dahi yang kukoyak
Pada binar di manik mata yang kulinggis keduanya
Bahkan darahnya beraroma madu
Lantas kujadikan arak untuk kutenggak barang lima-sepuluh tahun mendatang
Mabuk biarlah mabuk
Biar mampus aku diburu bayang
Tak pernah indah setelahnya, sayang!
Dikurung dalam tempurung
Seperti haram mujur garis tanganku
Hingga saban malam yang lekang dari iman
Tak ada alamat lagi bagi doa-doaku
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Aku menusuk diriku sendiri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Si sulung mencegahku bunuh diri
Ia datang
Ia datang
Ia datang
Pada akhirnya tak ada lagi tanggul
Tak apa sayangku, kemarilah
Jangan kausimpan dendam itu
Abadilah dalam anganku
Bajingan yang tega mencabikmu
—Melpomene
BY Dialektika Senja
Share with your friend now:
tgoop.com/dialektikasenja/6520