tgoop.com/dialektikasenja/6527
Last Update:
Biar selalu menjadi rahasia.
Betapa dalamnya aku terjatuh pada kabar-kabar tak tertanya. Bagaimana pipiku menghangat setiap kali mata kita beradu lantas aku berkilah. Pun kupu-kupu yang menguasai rongga dadaku sekali waktu jemarimu bersentuhan dengan kepunyaanku.
Telah kulalui, Kasih.
Dua puluh empat purnama yang tak pernah menjanjikan.
Kau takkan tahu.
Hingga masa berganti asa, hingga ‘aku’ dan ‘kau’ tak lagi jadi perihal.
Barangkali di sanalah tempatnya—hal-hal yang luput kaubaca.
Ketika rembulan naik takhta, binatang-binatang malam menjadi serdadu, sedang semilir angin malam menjadi anak panah.
Namun, bibirku tak kelu, ia masih mampu merapalkan namamu.
Tak pernah ada keraguan di situ.
Aku
menemukan
kekuatan.
—Melpomene
BY Dialektika Senja
Share with your friend now:
tgoop.com/dialektikasenja/6527