Kita sering saling mengirim surat kepada purnama, mengharapkan dipantulkan kembali antara kita berdua. Aku adalah penyair dan pujangga, pereka takhta sebuah percintaan antara samsara dengan nirvana. Mereka seindah kamu, memeluk erat ibarat zulmat malam menyelimuti bumi. Meneroka asmaraloka, sedang semesta terus bersajak, liar kita mula jinak, bersanding di pelamin antara lautan dan tanah. Satu dan satu akhirnya menjadi satu, bukan dua. Maka menarilah penduduk bumi dan langit penuh cinta seakan mereka juga sama seperti kita.
Kita sering saling mengirim surat kepada purnama, mengharapkan dipantulkan kembali antara kita berdua. Aku adalah penyair dan pujangga, pereka takhta sebuah percintaan antara samsara dengan nirvana. Mereka seindah kamu, memeluk erat ibarat zulmat malam menyelimuti bumi. Meneroka asmaraloka, sedang semesta terus bersajak, liar kita mula jinak, bersanding di pelamin antara lautan dan tanah. Satu dan satu akhirnya menjadi satu, bukan dua. Maka menarilah penduduk bumi dan langit penuh cinta seakan mereka juga sama seperti kita.
Done! Now you’re the proud owner of a Telegram channel. The next step is to set up and customize your channel. Your posting frequency depends on the topic of your channel. If you have a news channel, it’s OK to publish new content every day (or even every hour). For other industries, stick with 2-3 large posts a week. Telegram channels fall into two types: How to Create a Private or Public Channel on Telegram? Joined by Telegram's representative in Brazil, Alan Campos, Perekopsky noted the platform was unable to cater to some of the TSE requests due to the company's operational setup. But Perekopsky added that these requests could be studied for future implementation.
from us