Warning: mkdir(): No space left on device in /var/www/tgoop/post.php on line 37
Warning: file_put_contents(aCache/aDaily/post/llbytz/--): Failed to open stream: No such file or directory in /var/www/tgoop/post.php on line 50 Yedam lovetalker.@llbytz P.185
Rhea menatap Arjuna dengan mata yang berbinar. Untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa hujan tak lagi membawa kenangan yang hilang—melainkan mengembalikan seseorang yang seharusnya tak pernah pergi.
"Ambil lah,"
Rhea tersenyum, dan menerima secarik kertas itu.
"Iya, terima kasih."
Di luar, hujan masih turun. Tapi kali ini, mereka tidak lagi merasa sendirian, tiada tangis, air mata atau kesedihan, hanya tersisa senda gurau, kebahagiaan, dan senyuman keduanya.
Rhea menatap Arjuna dengan mata yang berbinar. Untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa hujan tak lagi membawa kenangan yang hilang—melainkan mengembalikan seseorang yang seharusnya tak pernah pergi.
"Ambil lah,"
Rhea tersenyum, dan menerima secarik kertas itu.
"Iya, terima kasih."
Di luar, hujan masih turun. Tapi kali ini, mereka tidak lagi merasa sendirian, tiada tangis, air mata atau kesedihan, hanya tersisa senda gurau, kebahagiaan, dan senyuman keduanya.
So far, more than a dozen different members have contributed to the group, posting voice notes of themselves screaming, yelling, groaning, and wailing in various pitches and rhythms. Users are more open to new information on workdays rather than weekends. Healing through screaming therapy A vandalised bank during the 2019 protest. File photo: May James/HKFP. According to media reports, the privacy watchdog was considering “blacklisting” some online platforms that have repeatedly posted doxxing information, with sources saying most messages were shared on Telegram.
from us