Telegram Web
Pembicaraan di telefon :

Kataku : Tidak ada kejelekan dimata orang yang jatuh cinta.

Kau menafikan kenyataan itu.

Lalu ku tanyakan,
apa kau bahagia bersamaku?
Kau diam dan menarik nafas dalam,
lalu dengan penuh ragu kau kata "mungkin"

Kekasih,
sebenarnya di antara kita tidak ada yang mencintai.


Tidak kau, tidak juga Aku.
-


ki
cheras,selangor.

@Lucernas
M A T I

Matinya rasa seperti tak mahu lagi ada di bumi. Lebih selesa sendiri. Menatap perhati situasi. Pandang atas langit lihat bawah bumi. Nampak kaki masih pijak berdiri. Masih kuat diri. Walau dah penat dengan duniawi.

Nis
@Lucernas
Menulis pesan di bulan September.

Kita dalam perjalanan ke muara yang kita kenal sebagai "kebahagiaan" yang dapat menguntungkan dirimu dan diriku.

Dalam perjalanan itu akan ada selalu badai dan gelombang yang harus dilalui. Ego dan pentingkan diri hanya dapat merugikan dan pada akhirnya bahtera
kapal yang kita naiki karam.

Di perjalanan ini Aku adalah nakhoda dan kau adalah anak kapal. Di sini Aku akan belajar mengemudi
kerna Aku laki - laki dan kau adalah perempuan.
Bila kau di bawa pergi arus,
Aku akan menjemputmu. Bila kau di guncang gelombang, Aku akan menenangkanmu.
Bila kau di telan badai nescaya, Aku menarikmu.

Tapi yang ku minta cuma satu,
ambil dan ingatla setiap nasihat yang kuberikan.
Paling tidak untuk keselamatan kita berdua sepanjang berada di perjalanan ini. Jangnla bersikap ceroboh kelak nanti bahtera kapal yang kita naiki ini karam
dan kita terpisahkan.
Kau dibawa arus dan Aku di telan badai.
-

abdollah
cheras, selangor.

@Lucernas
APA YANG DILUAH?

Puisi itu indah
bukan hanya diluah
atau susunan kata-kata
entah apa makna dan punca
di mana bangsa ?
siapakah derhaka?
jangan sia-siakan masa
masa kita
masa semua
sangat berharga
alahai, kata di lidah
apa yang diluah?

Awan☁️
@Lucernas
TUHAN, DI MANAKAH KUNCI?

Ke mana lagi
harus kucari
di kanan kiri
tidak kutemui
jalannya berduri
menggigit kaki

Kuredah uji tali-temali
sesekali goyah semangat diri
masapun mencemburui
redhaku sujud pada ilahi

Tuhan, di manakah kunci
untuk kubuka rintangan diri
moga bebanan berlalu pergi
perjalanan ini terus kudaki
mencari cintaMu di puncak abadi.

Awan☁️
@Lucernas
setiap kali kuletakkan pandanganku pada pandanganmu, ada sebuah kecanggungan yang terkadang Aku merasa kau pun merasakannya.

Baru kali ini Aku menyusun kata yang lahir dari matamu dengan penuh hati - hati.
-

ki
cheras, selangor.

@Lucernas
1
BATU NISAN

putih bersih
tegak diam
sebagai tanda
tanda kita pernah hidup di dunia ini
itu pun tidak menjanjikan apa-apa
batu nisan akan hilang jua ditelan masa
dan dunia pun lupa akan hayat kita

Awan ☁️
@Lucernas
Jalani saja marahnya, bencinya.

Tanda Kau dan Aku sudah dewasa adalah kita tidak melampiaskan amarah dan benci lewat kata - kata kasar dan saling memburuk kan.

Belajar la bertanggungjawab atas pilihan yang Kau dan Aku buat.
Bila kau memilih untuk mencintai maka kau juga harus menerima luka dan bencinya.

Biarlah ada api dalam cintamu, untuk membakar segala kepalsuan di dalamnya.

Kita bukan anak - anak lagi.
-


abdollah
KB, Kelantan.

@Lucernas
BUNGA DI TEPI JALAN
Request by : Riz

Indah memang
Menarik dan menggoda setiap mata yang memandang
Tumbuh subur, mekar mengembang
Seolah melambai manja, berharap banyak kumbang bertandang

Ah....
Bunga di tepi Jalan
Mekar sesaat tanpa tuan

Awan☁️
@Lucernas
Forwarded from Fenmore (Ded)
PENANTIAN

Aku duduk di bangku taman
Menanti hadirnya kumbang
Sayang, tak kunjung datang
Kasihan, aku kesepian.


°Aan

@FenmoreL
Pelukis

Dia pelukis masyhur
Tatkala sunyi
Digenggam sebuah perak
Terhasil cairan merah


Alyssha
@lucernas
Lagu Cinta Kita

Matahari bertamu di kalbu
Patahnya sayap malam
Putihnya lukisan hilang
Angan-angan sekeping hati yang luka
Ku pendam sebuah duka kerna terpaksa

Hadirmu menaruh harapan
Kau aku di pintu mahligai
Manis masa bercinta di bayang awan
Sejiwa romantis

Gerimis mengundang kemelut di muara kasih
Bila resah,
Purnama merindu wajah kekasih
Seandainya masih ada cinta
Relaku pujuk
Hasrat perindu pulangkan erti hidup
Hatinya tak tahan
Kala hujan hanya di mata
Wajah elegi sepi
Ku akui
Janjiku mungkir bahagia
Cuba sampai syurga

Dan sebenarnya
Situasi masih jelas
Mencari konklusi kisah hati
Potret lelaki sejati
Jampi tergantung sepi

Kisah cinta kita gila
Lembah kesepian semalam
Tak pernah hilang di matamu
Aku yang sebenar menahan rindu
Sesetia malam pada siang

Nuri
@Lucernas
PESAN KEPADA ANGIN

oh,angin dendanglah puisiku!
ku berada di lembah sunyi
di sini nyaman dan hening
dekatnya terasa di sisi Ilahi
aku merindui belaian kasihNya

oh,angin bawalah cinta suciku!
serahkan kepada yang satu
hatiku tiada duanya
kerna Dia tempat ku meminta

oh,angin titiplah doaku!
ku tadah di lembah syahdu
bersimpuh di pinggiran kalbu
ku tempelkan dahi di hamparan
pasrah sesuci salji pergunungan
semurni embun di hujung daunan

oh,angin tiuplah khabar indah!
ku bermunajat ke hadrat Allah
angkatlah ujian musibah
pandemik Covid-19 meresah
ramai gundah hampir mengalah
berilah kami maghfirah
semoga kembali kepada fitrah.


@Lucernas
MALAYSIAKU

Jangan diungkit kisah semalam
kelak meruntuhkan penyatuan
rumah yang nenek moyang kita bina
pahatnya masih terngiang di telinga
kerana dakyah hasutan mereka
kita terbuai dalam lena
perjanjian lama diungkit semula
bagai ada yang tidak kena
cuba menjadi enau di belukar
melepaskan pucuk masing-masing
perjuangan bunga-bunga bangsa
jangan cuba dipersia
jatidiri nilai murni
mari dipupuk disirami
Raja Brooke dah lama tiada
apa perlu bersengketa
Malaysia ini negara kita
mari kita jayakan bersama
sebatang lidi mudahnya patah
seberkas penyapu penghilang debu
bulat air kerana pembetung
bulat manusia kerana muafakat

"SELAMAT HARI MALAYSIA"

@Lucernas
MALAM KELAM TANPA BINTANG


Malam ini dingin sekali,

Hujan membasahi bumi,

Sudah pastinya tiada bintang yang menyinari,

Menyinari malam yang suram,


Malam ini aku sendiri lagi,

Menghayati ertinya sepi di hati,

Aku sudah terbiasa begini,

Bagaimana dinginnya malam ini,

Begitu jualah hatiku,

Langsung tidak terusik dengan kesunyian,

Aku rela begini kerana hatiku sudah mati,

Untuk merungut jauh sekali,


Malam ini kelam tanpa bintang,

Begitu juga hatiku yang terus suram,

Dari hari ke hari terus mati,

Tidak terdetik pun rasa ragu,

Tidak terdetik pun rasa serik,

Malahan terus angkuh tanpa sedar,


Malam ini menjanjikan sepi,

Walau angin dan hujan menderu di luar,

Namun hati ini terus terkunci mati,

Untuk apa aku kisahkan?

Tiada maknanya aku endahkan,

Kerana aku akan tetap begini,

Selalu di tinggalkan sendiri,

Dan menjadikan hatiku terus mati,


Malam ini takkan pernah menjanjikan bahagia,

Biar mutiara jernih ingin mengalir,

Ku cuba menahan sekuat rasa,

Untuk apa ku  panggil ia?

Tiada siapa yang akan mengerti,

Biar ku terus ukirkan senyuman bahagia,

Walau hati di dalam menjeruk rasa,


Malam tetap kelam dan suram,

Dalam dinginnya malam hatiku terus membeku,

Jiwa pun menjadi kaku,

Untuk apa ku persembahkan hati nan walang,

Takkan ada yang terkesan,

Hanya aku saja yang bakal berterusan kecewa,

Kecewa pada rentetan kehidupan dunia
.

Awan☁️
@Lucernas
Kontra, katamu.

Kau selalu salah dalam menilai dirimu, bahkan kau sendiri juga tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya yang kau mahukan

selalu ada ketakutan yang kau sendiri tidak mahu mengakui telah begitu lama bersarang di bawah katilmu

bantal yang begitu akrab dengan airmata juga begitu banyak menyimpan rahasia

dan

dinding kamar yang selalu setia mendengar jeritan akan nama
orang - orang yang kau merasa mereka membencimu

maafkan Aku kalau aku sering bersikap songsang
aku hanya ingin mengingatkan
bukan menila bahkan begitu jauh dari menghakimi
-

tsabdollah
cheras, selangor.

@Lucernas
1
Beda itu pasti;
Menjadi pelengkap antara dua sisi,
Mana ada yang simetri,
Pasti ada cela di sana sini,
Jangan diletak titik ekspektasi,

Mungkin ada kelihatan serasi;
Tapi itu bukan cocoknya,

Mungkin dia berbeda,
Harus bersendiri mencari sisi yang menyembunyi diri.


SHe
@Lucernas
AKHIRNYA

Akhir nanti
bagaimanakah kita
sesudah habis dilurutkan
dedaun bahagia
dari ranting-ranting
di pohon kasih ini?

Seketika dahulu
kepalang akrabnya kita
bersama memaut rindu
pada tunas-tunas
di pohon kasih ini
daun-daun menjadi matang
mengiringi sinar bahagia.

Redupnya
meneduhkan dua hati
menyejukkan mimpi
bersama-sama
kita menjalin cinta
dan mencari bahagia.

Tiba-tiba
patah ranting-ranting asmara
dipukul angin sengketa
lalu gugur daun-daun bahagia
memisahkan mesra kita
lalu secara tiba-tiba
kita tidak lagi senada.

𝘈𝘪𝘮𝘢𝘯𝘏𝘢𝘳𝘪𝘵𝘩
@Lucernas
Ya, caramu.

Di luar kau sediakan dua buah kerusi,
sedang pintumu masih terkunci.

Aku kemas lalu duduk merenung kita,
sedang kau bersama mereka.

Meninggalkan Aku,
kerusi dan emosi,bertiga.
-

tsabdollah
cheras, selangor.

@Lucernas
Perempuan.

Biar beribu kali kau eja kata "tenang",
tetap saja tidak dapat menghilangkan ketakutan
yang begitu lama telah bermukim di dadanya
sejak kau memilih untuk tinggal
dan mewarnai hidupnya.

Ya, perempuan.
-

tsabdollah
cheras, selangor.

@Lucernas
👍1
2025/07/13 11:54:36
Back to Top
HTML Embed Code: