tgoop.com/tausiyah/14
Last Update:
📢 @Tausiyah
📖 Unik Namun Dibenci?
Allah Ta’ala telah menciptakan manusia dalam dua jenis, pria dan wanita. Dan sebagaimana telah dimaklumi pula bahwa kaum pria pasti membutuhkan kepada kaum wanita, tidaklah sempurna kepriaan/kejantananan kaum pria kecuali dengan adanya wanita yang menjadi pasangan hidupnya. Begitu pula kaum wanita, pasti butuh kepada kaum pria, dan tidaklah kewanitaannya akan sempurna kecuali dengan adanya seorang pria yang menjadi pasangan hidupnya.
Maha suci Allah yang telah menjadikan kelemahan masing-masing jenis sebagai simbol kesempurnaannya bagi pasangannya. Kaum pria dengan kelemahannya, seperti tidak bisa hamil, kurang sabar mengatur rumah, kurang sabar merawat anak, kurang bisa berdandan, kurang bisa lemah lembut, dll, akan tetapi kekurangan-kekurangannya ini merupakan kesempurnaan bagi wanita yang menjadi pasangannya. Begitu juga sebaliknya, kaum wanita dengan kelemahannya seperti tidak perkasa, kurang bisa tegas, mudah takut, selalu datang bulan, kurang gesit, dll. Akan tetapi berbagai kekurangannya ini merupakan kesempurnaan bagi pria yang menjadi pasangannya.
Namun keunikan secara individu dan kesempurnaan secara pasangan ini juga membuka celah bagi yang tidak berjiwa besar, bahkan menjadi corong masalah yang besar ketika rumah tangga tidak dilandasi dengan keimanan. Saling menghina kelemahan masing masing dan meremehkan kekurangan masing masing merupakan hal yang biasa terjadi pada suami istri yang “kering” akan ilmu.
Diantara syari’at Al Qur’an yang mengajarkan tentang metode hubungan suami istri yang baik ialah yang disebutkan dalam hadits berikut:
لا يفرك مؤمن مؤمنة إن كره منها خلقا رضى منها آخر. رواه مسلم
“Janganlah seorang lelaki mukmin membenci seorang mukminah (istrinya), bila ia membenci suatu perangai padanya, niscaya ia menyukai perangainya yang lain.” Shahih Muslim (II/1091, no. 469).
Imam An Nawawi dalam syarahnya menjelaskan hadits ini dengan contoh nyata, beliau berkata: “Tidaklah layak bagi seorang suami yang beriman untuk membenci seorang istrinya yang beriman, bila ia mendapatkan padanya suatu perangai yang ia benci, niscaya ia mendapatkan padanya perangai lainnya yang ia sukai, misalnya bila istrinya tesebut pemarah, akan tetapi mungkin saja ia adalah wanita yang taat beragama, atau cantik, atau pandai menjaga kehormatan dirinya, atau sayang kepadanya atau yang serupa dengan itu.”
(Syarah Muslim Oleh Imam An Nawawi 10/58).
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📣 Telegram Channel :
Tlgrm.me/Tausiyah
BY Tausiyah
Share with your friend now:
tgoop.com/tausiyah/14