tgoop.com/Damufm/17521
Last Update:
قالَ الإِمامُ الغَزالِيُّ رضي الله عنهُ:
وأَمَّا عُذْرُكَ؛ كَقَوْلِكَ: إِنْ أَكَلْتُ الحَرَامَ فَفُلَانٌ يَأْكُلُهُ، وَإِنْ قَبِلْتُ مَالَ السُّلْطَانِ فَفُلَانٌ يَقْبَلُهُ؛ فَهَذَا جَهْلٌ، لِأَنَّكَ تَعْتَذِرُ بِالاقْتِدَاءِ بِمَنْ لَا يَجُوزُ الاقْتِدَاءُ بِهِ، فَإِنَّ مَنْ خَالَفَ أَمْرَ اللهِ تَعَالَى، لَا يُقْتَدَى بِهِ كَائِنًا مَنْ كَانَ.
وَلَوْ دَخَلَ غَيْرُكَ النَّارَ وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَدْخُلَهَا، لَمْ تُوَافِقْهُ. وَلَوْ وَافَقْتَهُ لَسَفِهَ عَقْلُكَ.
📔 إحياءُ عُلومِ الدِّين (3/149)
Imam Al-Ghazali رضي الله عنه berkata:
“Adapun alasanmu, seperti ucapanmu: ‘Jika aku memakan yang haram, maka si fulan juga memakannya. Jika aku menerima harta dari penguasa, maka si fulan juga menerimanya,’ ini adalah sebuah kebodohan. Karena engkau beralasan dengan mengikuti orang yang tidak boleh dijadikan teladan. Sesungguhnya, siapa pun yang menyelisihi perintah Allah Ta’ala, tidak boleh diikuti, siapapun dia.
Bahkan, seandainya orang lain masuk ke dalam neraka sedangkan engkau mampu untuk tidak ikut masuk ke dalamnya, maka janganlah engkau mengikutinya. Jika engkau tetap mengikutinya, berarti engkau adalah orang yang bodoh akalnya.”
📔 Ihya Ulumiddin (3/149)
BY Umar Soleh Al Hamid
Share with your friend now:
tgoop.com/Damufm/17521