Telegram Web
Channel name was changed to «Dakwatul Mustofa Lumajang Jawa Timur»
Channel photo updated
1. أبو بكر الكَتّاني رحمه الله:
“قُسِّمَتِ الدُّنْيا على البَلْوى وقُسِّمَتِ الجَنَّةُ على التَّقْوى.”
(الزُّهد الكبير للبَيْهقي، ص ٩٠٣)

2. ابن أبي سعدان رحمه الله:
“الصّابِرُ على رَجائِهِ ﷻ لا يَقْنَطُ مِنْ فَضْلِهِ.”
(طَبَقات الأولياء لابن المُلقِّن، ص ١٥٠)

3. أبو عمران رحمه الله:
“لا تَسِئْ بِاللهِ العَظيمِ الظَّنَّ فلا يَسْتَجيبَ دُعاءَكَ، ولا تَظْلِمِ النّاسَ فإنَّ الجَنَّةَ لم تُخْلَقْ للظّالِمين.”
(تهذيب الخرْكوشي، ص ٤٤٩)

1.
Abu Bakar al-Kattani ra
“Dunia dibagi dengan ujian,
sedangkan surga dibagi dengan ketakwaan.”
(Kitab az-Zuhd al-Kabir karya al-Baihaqi, hlm.903)

2.
Ibnu Abi Sa’dan ra
“Orang yang bersabar dengan berharap kepada Allah ﷻ tidak akan berputus asa dari karunia-Nya.”
(Kitab Thabaqat al-Awliya’ karya Ibnu al-Mulqin,hlm.150)

3.
Abu Imran ra
“Janganlah berburuk sangka kepada Allah Yang Maha Agung sehingga Dia tidak mengabulkan doamu,
dan janganlah berbuat zalim kepada manusia,
karena surga tidak diciptakan untuk orang-orang zalim.”
(Kitab Tahdzib karya al-Kharqushi,hlm. 449)
قال الإمام علي كرم الله وجهه :

“مَا خَانَكَ الْأَمِينُ، وَلَكِنْ ائْتَمَنْتَ الْخَائِنَ”

Imam Ali bin Abi Talib Kwh,
berkata
“Bukan orang yang amanah yang telah mengkhianatimu, tetapi kamu yang telah mempercayakan kepada orang yang khianat.”

Makna dari kalimat ini adalah sebuah peringatan tentang pentingnya memilih orang yang tepat untuk dipercayai.
Jika seseorang mengkhianati kepercayaan,
itu bukan berarti orang tersebut tidak amanah, tetapi lebih kepada kesalahan kita yang salah dalam memilih orang yang tepat untuk dipercaya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
📜 حديث كل يوم
٢ / ٦ - جُمَادَى الآخِرَ / ١٤٤٦
الثلاثاء ٣ / ١٢ / ٢٠٢٤

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ،
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ،
وَالْكَذِبَ رِيبَةٌ.

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ

سَنَرْحَلُ وَيَبْقَى الأَثَرُ

Bismillahirrahmanirrahim
📜 Hadis Harian
2/6 Jumadil Akhir 1446 H
Selasa, 3/12/2024 M

Diriwayatkan dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata:
Aku menghafal dari Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:

“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu, karena kejujuran membawa ketenangan, sedangkan dusta membawa keraguan.”
(HR. At-Tirmidzi)

Kita akan pergi, namun jejak akan tetap ada.
( قصيدة الجن 🔥 )
- روي أن الأعشى كان مسافرا إلى اليمن و في الطريق أظلم عليه الليل وأمطرت السماء مطراً غزيراً ،
فأراد مكانا يلوذ به عن المطر فرأى من بعيد "خباء" وهو بيت من بيوت الأعراب قديما، وحينما وصل إليه ليختبأ وجد عنده شيخا كبيرا مشوه الخلقة بلحية بيضاء كثيفة، فأدخله الشيخ الخيمة و قال له :
إلى أين تقصد ؟، فقال : أنا الأعشى وأقصد اليمن، فقال الشيخ: هل تجيد الشِعر؟، فقال الأعشى: نعم
فخاطبه الشيخ قائلا: أسمِعني من شِعرك !!
-قال الأعشى :
رحلت ( سُمية ) غدوة أجمالها
غَـضبـىَ عليك فما تقول بـدا لــها
-فقال له الشيخ: من هي سُمية ؟ فرد الأعشى: لا أعلم!
...فطلب منه الشيخ قصيدة أخرى !!
-فقال الأعشى قصيدته الشهيرة :
ودِع ( هريرة ) إن الركـب مرتحل
وهل تطـيـق وداعاً أيـها الرجـل
...عندها إستوقفه الشيخ قائلا : و من هي هريرة ؟
فقال الأعشى : لا أعلم من هي سُمية و لا أعرف من هي هريرة، ولكنها أسماء إنطلقت في روعي فقلتها!!
.....فنادى الرجل الكبير : أخرجي يا سُمية و يا هريرة !!، فخرجتا فتاتين طولهما لايتعدى خمسة أشبار، فإرتعد الأعشى خوفاً و خاطب الشيخ قائلا: من أنت ؟، فرد الشيخ: أنا هاجسك من الجنّ ومُلقي الشعر على لسانك، وهؤلاء بناتي هريرة و سُمية!!!.
#توضيح: قصيدة الأعشى ( ودع هريرة) هي واحدة من قصائد المعلقات السبع التي كتبت بماء الذهب و التي قيل أن كلماتها من عالم الجن

Kisah tentang الأعشى dan قصيدة الجن merupakan salah satu cerita yang menarik dari dunia sastra Arab klasik. Berikut inti cerita:

Dikisahkan bahwa penyair الأعشى dalam perjalanan menuju Yaman menghadapi hujan deras dan malam yang gelap. Ia mencari tempat berlindung dan menemukan sebuah خباء (kemah kecil). Di sana, ia bertemu dengan seorang lelaki tua berwajah aneh dan berjanggut putih tebal. Lelaki itu mengundangnya masuk ke dalam kemah.

Ketika mengetahui bahwa tamunya adalah seorang penyair, lelaki tua itu meminta الأعشى untuk melantunkan syair. الأعشى pun membaca bait berikut:

رحلت سمية غدوة أجمالها
غَضبَى عليك فما تقول بدا لها


Lelaki tua itu bertanya, “Siapa سمية?” الأعشى menjawab bahwa ia tidak mengenalnya, hanya sebuah nama yang muncul dalam pikirannya.

Lelaki itu kemudian meminta syair lain. Maka الأعشى melantunkan salah satu syair terkenalnya:

ودِّع هريرة إن الركب مرتحل
وهل تطيق وداعاً أيها الرجل


Lagi-lagi, lelaki tua itu bertanya, “Siapa هريرة?” dan الأعشى menjawab bahwa ia juga tidak mengenalnya. Ia mengatakan bahwa nama-nama itu hanya muncul begitu saja dalam pikirannya.

Akhirnya, lelaki tua itu memanggil, “Keluarlah, سمية dan هريرة!” Tiba-tiba, muncul dua makhluk mungil dengan tinggi sekitar lima jengkal. الأعشى gemetar ketakutan dan bertanya siapa lelaki itu sebenarnya. Lelaki itu menjawab, “Aku adalah jin yang mengilhamkan syair-syairmu, dan mereka adalah putriku, هريرة dan سمية.”

Penjelasan

ودع هريرة adalah salah satu syair terkenal dari الأعشى yang termasuk dalam المعلقات السبع, yaitu kumpulan puisi Arab pra-Islam yang ditulis dengan tinta emas dan digantung di Ka’bah.
• Kisah ini menegaskan kepercayaan orang Arab dahulu bahwa sebagian penyair mendapatkan ilham dari dunia jin, seperti شيطان الشعراء atau “setan penyair.”

Cerita ini menunjukkan keindahan legenda dan keyakinan Arab kuno tentang hubungan antara manusia, puisi, dan dunia gaib.
Channel photo updated
Channel photo updated
Channel name was changed to «Dakwatul Mustofa ( DAMU ) Lumajang Jatim»
قال الحافظُ ابنُ حجرٍ العسقلانيُّ رحمهُ اللهُ تعالى:
الغَفْلَةُ مِنْ طَبْعِ البَشَرِ؛ فَيَنْبَغِي لِلْمَرْءِ أَنْ يَتَفَقَّدَ نَفْسَهُ وَمَنْ يُحِبُّهُ بِتَذْكِيرِ الخَيْرِ وَالعَوْنِ عَلَيْهِ.
📔 فتحُ الباري (13/314)

Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqalani ra berkata:
“Kelalaian adalah sifat alami manusia;maka sudah sepatutnya seseorang memeriksa dirinya dan orang yang dicintainya dengan mengingatkan kepada kebaikan dan membantunya untuk melaksanakannya.”
📔 Fathul Bari (13/314).
قال رسول الله ﷺ:
«لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ».

قال الإمام النَّووي رحمه الله:
«أَنْ يَظُنَّ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَرْحَمُهُ وَيَرْجُو ذَلِكَ».
شرح صحيح مسلم (20/2)
حديث صحيح، رواه مسلم (2877).

Rasul Saw bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah.”

Imam An-Nawawi ra berkata:
”(Maksudnya adalah) hendaknya ia menyangka bahwa Allah Ta’ala akan merahmatinya dan berharap akan hal itu.”
(Syarh Shahih Muslim, 20/2)
Hadis ini sahih,diriwayatkan oleh Muslim (2877).
Forwarded from Umar Soleh Al Hamid (Umar Al Hamid)
قال رسول الله ﷺ:
«لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ».

قال الإمام النَّووي رحمه الله:
«أَنْ يَظُنَّ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَرْحَمُهُ وَيَرْجُو ذَلِكَ».
شرح صحيح مسلم (20/2)
حديث صحيح، رواه مسلم (2877).

Rasul Saw bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah.”

Imam An-Nawawi ra berkata:
”(Maksudnya adalah) hendaknya ia menyangka bahwa Allah Ta’ala akan merahmatinya dan berharap akan hal itu.”
(Syarh Shahih Muslim, 20/2)
Hadis ini sahih,diriwayatkan oleh Muslim (2877).
“Hikmah di Balik Ujian dan Karunia Ilahi”

Ibnu ‘Ajibah¹:

جَرَتْ عَادَةُ الحَقِّ ﷻ فِي خَلْقِهِ أَنَّهُ لَا يَأْتِي الإِمْتِنَانُ إِلَّا بَعْدَ الإِمْتِحَانِ، وَلَا يَأْتِي السُّلْوَانُ إِلَّا بَعْدَ الأَشْجَانِ، وَلَا يَأْتِي العِزُّ إِلَّا بَعْدَ الذُّلِّ، وَلَا يَأْتِي الوَجْدُ إِلَّا بَعْدَ الفَقْدِ. فَبِقَدْرِ مَا يَضِيقُ عَلَى البَشَرِيَّةِ تَتَّسِعُ مَيَادِينُ الرُّوحَانِيَّةِ.

ـــــــــــــــ
(1) Tafsirnya, 2/596.

Ibnu ‘Ajibah¹:
Sudah menjadi kebiasaan Allah ﷻ terhadap makhluk-Nya bahwa karunia tidak datang kecuali setelah ujian,
dan hiburan tidak datang kecuali setelah kesedihan,
serta kemuliaan tidak datang kecuali setelah kehinaan,
dan kebahagiaan rohani tidak datang kecuali setelah kehilangan.
Maka,
sejauh apa pun kesempitan yang dirasakan oleh manusia,
ruang-ruang spiritualitas akan semakin meluas.

ـــــــــــــــ
(1) Tafsirnya, 2/596.
“Pentingnya Sakinah dalam Ketaatan”

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا:
أَنَّهُ دَفَعَ مَعَ النَّبِيِّ ﷺ يَوْمَ عَرَفَةَ، فَسَمِعَ النَّبِيُّ ﷺ وَرَاءَهُ زَجْرًا شَدِيدًا، وَضَرْبًا، وَصَوْتًا لِلإِبِلِ، فَأَشَارَ بِسَوْطِهِ إِلَيْهِمْ، وَقَالَ:
“أَيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ، فَإِنَّ البِرَّ لَيْسَ بِالإِيضَاعِ.”
رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

(البِرُّ): الطَّاعَةُ.
و(الإِيضَاعُ): بِضَادٍ مُعْجَمَةٍ قَبْلَهَا يَاءٌ وَهَمْزَةٌ مَكْسُورَةٌ، وَهُوَ: الإِسْرَاعُ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
Bahwa ia berangkat bersama Nabi ﷺ pada hari Arafah. Lalu Nabi ﷺ mendengar suara keras di belakangnya berupa teriakan yang sangat keras, pukulan, dan suara unta. Maka beliau menunjuk ke arah mereka dengan cambuknya, lalu bersabda:
“Wahai manusia, tenangkanlah diri kalian (sakinah), karena kebaikan (ketaatan) bukanlah dengan tergesa-gesa.”
(Hadis riwayat Al-Bukhari).

(Al-Birr): Ketaatan.
(Al-Idha’): Dengan huruf “Ḍad” ber-titik sebelum huruf Ya dan Hamzah berharakat kasrah. Artinya adalah tergesa-gesa.

Hadis ini mengajarkan bahwa kebaikan tidak terletak pada kecepatan atau ketergesa-gesaan, tetapi pada sikap tenang, tunduk, khusyuk, dan penuh kepasrahan kepada Zat yang Maha Mengetahui segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi.

Kita akan pergi, tetapi jejak amal akan tetap abadi.
Doa untuk Mendatangkan Rezeki

دُعَاءٌ لِجَلْبِ الرِّزْقِ:

يَا جَبَّارُ يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِينِ،
اللَّهُمَّ اجْبُرْ قَلْبِي جَبْرًا أَنْتَ أَهْلُهُ وَوَلِيُّهُ،
اللَّهُمَّ صُبَّ عَلَيَّ الرِّزْقَ مِنْ حَيْثُ لَا أَحْتَسِبُ،
وَارْزُقْنِي رِزْقًا وَاسِعًا عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ،
اللَّهُمَّ يَا وَاسِعَ الرِّزْقِ ذِي الْفَضْلِ الْمَتِينِ،
ارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ الْوَاسِعِ مِنْ حَيْثُ لَا أَدْرِي وَلَا أَحْتَسِبُ،
وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا إِيَّاهُ.
(Dibaca 3 kali).

Ya Jabbar, ya Dzal Quwwah Al-Matin,
Ya Allah, perbaikilah hatiku dengan cara yang hanya Engkau yang pantas dan mampu melakukannya.
Ya Allah, limpahkanlah rezeki kepadaku dari arah yang tidak aku sangka-sangka.
Berikanlah aku rezeki yang luas, segera tanpa penundaan.
Ya Allah, wahai Yang Maha Luas rezeki-Nya, Yang Memiliki keutamaan dan kekuatan yang kokoh,
karuniakanlah kepadaku rezeki dari keutamaan-Mu yang luas,
dari arah yang tidak aku ketahui dan tidak aku sangka-sangka,
dan berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami.
(Dibaca 3 kali)

Semoga Allah SWT melimpahkan rezeki yang luas dan penuh berkah kepada kita. Aamiin.
Keutamaan Membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas Sebelum Tidur

إِذَا وَضَعْتَ جَنْبَكَ عَلَى الْفِرَاشِ وَقَرَأْتَ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَقَدْ أُمِنْتَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا الْمَوْتَ.
📔 الإتقان، ج ٢، ص ١٦٣

Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari hadis Anas: “Apabila engkau meletakkan tubuhmu di atas tempat tidur lalu membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas (‘Qul Huwa Allahu Ahad’),
maka engkau telah dijaga dari segala sesuatu kecuali kematian.”


📔 Al-Itqan,Juz 2,hal.163.
Keutamaan Tawadhu’ dalam Kedudukan yang Tinggi

تَعْلَمُونَ مَا الَّذِي رَأَيْنَاهُ فِيهِ وَافْتَقَدْنَاهُ فِي غَيْرِهِ؟!
أَنَّهُ كُلَّمَا ازْدَادَ جَاهًا، وَعَظُمَ مَكَانَةً، ازْدَادَ تَوَاضُعًا
وَاقْتِرَابًا مِنَ النَّاسِ.


Tahukah kalian apa yang kami lihat padanya dan tidak kami temukan pada orang lain?
Sesungguhnya,
setiap kali kedudukannya bertambah tinggi dan posisinya semakin agung,
ia justru semakin bertambah rendah hati dan semakin dekat dengan orang-orang
Doa dan Kerinduan kepada Guru Mulia

يَا رَبِّ أَقِرَّ عَيْنَ شَيْخِنَا بِنَا
الْحَبِيبِ عُمَرَ بْنِ حَفِيظٍ حَفِظَهُ اللَّهُ.


يَا مَا أَسْعَدَ الْعُيُونَ الَّتِي تَرَى وَجْهَ الْمَأْمُونِ، وَمَا أَسْعَدَ سَمْعَكَ وَبَصَرَكَ إِذَا نَادَاكَ بِاسْمِكَ وَقَالَ: يَا فُلَانُ. يَا مَا أَسْعَدَ سَمْعَكَ إِذَا سَمِعْتَ مِنْهُ ذَا النِّدَاءَ. وَفِي الْحَقِيقَةِ هُوَ نَادَانَا كَثِيرًا، الْأَخْلَاقُ الْفَاضِلَةُ كُلُّهَا هُوَ نَادَانَا إِلَيْهَا، وَأَنْتَ لَبِّ نِدَاءَهُ هُنَا، سَيُنَادِيكَ بَعْدَهَا هُنَاكَ.

Ya Rabb, bahagiakanlah hati guru kami,
Al-Habib Umar bin Hafizh,
semoga Allah menjaganya.


Betapa beruntungnya mata yang dapat memandang wajah orang yang amanah. Dan betapa bahagianya pendengaran dan penglihatanmu jika ia memanggilmu dengan namamu dan berkata: “Wahai Fulan.”
Betapa beruntungnya pendengaranmu jika mendengar panggilan itu darinya
مَنْ لَمْ يَكُنْ صَدْرُهُ مِشْكَاةَ الأَنْوَارِ الإِلَهِيَّةِ لَمْ يَفِضْ عَلَى ظَاهِرِهِ جَمَالُ الآدَابِ النَّبَوِيَّةِ.
(الإحياء ٦١١/٢)
“Barang siapa dadanya tidak menjadi lentera cahaya-cahaya ilahi,
maka tidak akan terpancar pada lahiriahnya keindahan akhlak Nabi.”
2025/02/24 21:50:53
Back to Top
HTML Embed Code: