tgoop.com/Ngaji/219
Last Update:
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-13
Awal Turunnya Wahyu
1. Di usia 40 tahun, Muhammad resmi menjadi Rasul utusan Allah. Hal ini ditandai peristiwa yang terjadi di Gua Hira, yaitu turunnya 5 ayat pertama dari QS. Al-Alaq. Kejadian besar ini terjadi pada hari Senin di bulan Ramadhan, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah:185.
2. Malaikat Jibril yang menampakkan diri dalam wujud laki-laki mendatangi Muhammad dan berkata, "Bacalah!" sambil memeluk dengan keras. Sementara itu Muhammad menjawab, "Saya tidak bisa membaca." Ini terjadi berulang sampai tiga kali. Bahkan, Muhammad sampai merasakan sesak. Akhirnya, Malaikat Jibril membacakan secara keseluruhan ayat satu sampai lima surat Al-Alaq kepada Muhammad.
3. Peristiwa fisik yang terjadi kepada Muhammad ketika menerima wahyu memiliki peran penting. Sebab, ini dapat menjadi dalil kuat untuk membantah para orientalis dan sejarawan barat yang mengklaim bahwa peristiwa turunnya wahyu tidak benar-benar terjadi. Mereka menganggap Muhammad hanya mendapat ilham atau halusinasi dalam pikirannya. Dengan adanya Hadis sahih yang menjelaskan episode penting ini, justru semakin menguatkan bukti bahwa turunnya wahyu dari Allah adalah nyata. Secara riil, Muhammad bertemu dengan seorang sosok laki-laki dan beliau pun merasakan sesak akibat dipeluk tiga kali.
4. Selain itu, perintah membaca di ayat pertama, sementara Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis; justru menguatkan bahwa Al-Quran bukan buatan Muhammad SAW seperti yang sering dituduhkan oleh musuh-musuh Islam.
5. Mengapa wahyu pertama yang turun bukan perintah beribadah atau bertauhid? tetapi justru perintah membaca. Karena proyek apapun agar dapat bertahan dalam jangka waktu panjang perlu diawali dari pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa dalam membangun proyek peradaban Islam, Allah memberikan petunjuk agar pengetahuan dijadikan sebagai pondasinya.
6. Lima ayat pertama dari QS. Al-Alaq terdapat 4 kata berikut: membaca (terulang dua kali), pena, mengajarkan, dan mengetahui. Semua hal ini merupakan elemen-elemen dalam pengetahuan/pendidikan.
7. Reaksi ibunda Khadijah ketika Rasulullah pulang dari Gua Hira memberikan pelajaran berharga bagi kaum perempuan. Istri yang baik ketika melihat suami dalam keadaan takut atau cemas, maka langkah awal yang dilakukan ialah memberikan ketenangan. Khadijah tidak mencecar pertanyaan kepada Rasulullah untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Tetapi yang dilakukan justru menyebut kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suaminya sehingga menghadirkan ketenangan. Tidak cukup hanya disitu, setelah melihat suaminya tenang, kemudian Khadijah menawarkan solusi dengan mengajak Nabi Muhammad bertemu Waraqah bin Naufal.
8. Apabila seseorang menghadapi masalah, maka sebaiknya masalah itu tidak dirahasiakan sendiri. Justru dianjurkan mencari orang lain yang dapat dipercaya untuk bisa membantu menyelesaikan masalahnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat melegakan jiwa dan mengambil pelajaran dari nasihat orang lain. Dari sini juga terdapat hikmah untuk mencari kriteria pasangan tidak hanya yang baik agamanya, baik silsilah keturunannya, dan kecantikan/ketampanannya. Namun, perlu kriteria pasangan yang menyenangkan dalam mencurahkan isi hati saat ada masalah. Seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah bercerita kepada Khadijah agar terlibat dalam memikul beban dan ikut mencari jalan keluarnya.
Wallahu'alam.
***Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-13 jika ada pertanyaan atau diskusi bisa disampaikan melalui kolom komentar.
BY Ngaji
Share with your friend now:
tgoop.com/Ngaji/219