ANAKMUDADANSALAF Telegram 1129
(274)

Sudah Cukupkah Waktumu Untuk Anak?

Dibandingkan makanan dan minuman, waktu untuk bersama tentu lebih diinginkan anak.

Jika diberi pilihan, antara pakaian dan aksesoris, tentu anak lebih memilih waktu untuk bersama.

Bahkan, akan percuma bagi anak, bila diberi mainan atau diajak ke tempat bermain, lalu orang tua nya pergi, memisahkan diri, atau malah bermain sendiri.

Waktu bersama tidak akan terulang dan tidak mungkin tergantikan. Uang bisa dicari, barang dapat diberi. Tapi, waktu bersama, apalagi di momen spesial, apakah ada yang senilai dan sebanding?

Nabi Muhammad ﷺ sangat menekankan arti waktu untuk membersamai anak!

An Nasa'i (Shahih An Nasa'i 1140) meriwayatkan dari sahabat Syaddad Al Laitsi tentang perhatian Nabi Muhammad ﷺ terhadap anak-anak.

Nabi Muhammad ﷺ keluar dari rumah untuk salat menuju masjid Nabawi sambil menggendong cucunya; kalau bukan Hasan, maka Husain.

Beliau maju menuju tempat imam. Cucunya diletakkan di lantai. Beliau takbiratul ihram dan memimpin salat berjamaah.

Di tengah-tengah salat, Beliau sujud dengan durasi waktu yang lama. Tidak seperti hari-hari biasa.

Sahabat Syaddad mengangkat kepala dari sujud. Mungkin menyangka Nabi Muhammad ﷺ sudah bangkit dari sujud, atau mengkhawatirkan sesuatu.

" Ternyata, si cucu sedang berada di atas punggung Rasulullah, padahal Beliau masih dalam kondisi sujud. Maka, saya pun kembali sujud ", kata Syaddad.

Selepas salat, para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, sungguh Anda tadi sujud di tengah-tengah salat dan Anda memanjangkan sujud. Sampai-sampai kami menyangka ada satu peristiwa telah terjadi, atau Anda sedang menerima wahyu "

Beliau menjawab:

كلُّ ذلكَ لم يكُنْ، ولكنَّ ابْني ارْتَحَلَني، فكرِهْتُ أنْ أُعْجِلَهُ حتَّى يَقضيَ حاجتَهُ.

" Bukan itu. Namun, cucuku bermain tunggang-tunggangan di punggungku. Maka, saya tidak ingin mengganggunya, sampai ia puas bermainnya "

Minimal ada 3 pelajaran penting dari hadis di atas.

Pertama : Sejak dini, anak telah dikenalkan dengan masjid. Bukan hanya tentang masjid tentunya. Anak pun dibiasakan dengan ibadah di masjid, utamanya salat.

Banyak hadis menerangkan bahwa di masa Nabi Muhammad ﷺ, anak-anak kecil dibawa ke masjid.

Tentu tidak asal dibawa! Anak mesti dikondisikan agar tidak mengganggu kekhusyukan salat, tidak membuat gaduh, dan tidak menimbulkan najis.

Jika dilatih dan dibiasakan, anak akan terbentuk untuk tenang dan tidak mengganggu salat.

Harapannya, sejak masih kecil, anak telah membangun hubungan yang baik dengan Allah Ta’ala.

Kedua : Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk kita agar memberikan waktu yang cukup dalam membersamai anak.

Dengan membersamai, anak akan tumbuh kuat dan tangguh secara fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.

Karena, kebersamaan dengan anak adalah asupan terbaik untuk tumbuh kembangnya.

Anak yang jarang diperhatikan, kurang porsi kebersamaannya dengan orang tua, tentu sedikit banyak membuat anak menjadi lemah. Lemah dalam aspek fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.



tgoop.com/anakmudadansalaf/1129
Create:
Last Update:

(274)

Sudah Cukupkah Waktumu Untuk Anak?

Dibandingkan makanan dan minuman, waktu untuk bersama tentu lebih diinginkan anak.

Jika diberi pilihan, antara pakaian dan aksesoris, tentu anak lebih memilih waktu untuk bersama.

Bahkan, akan percuma bagi anak, bila diberi mainan atau diajak ke tempat bermain, lalu orang tua nya pergi, memisahkan diri, atau malah bermain sendiri.

Waktu bersama tidak akan terulang dan tidak mungkin tergantikan. Uang bisa dicari, barang dapat diberi. Tapi, waktu bersama, apalagi di momen spesial, apakah ada yang senilai dan sebanding?

Nabi Muhammad ﷺ sangat menekankan arti waktu untuk membersamai anak!

An Nasa'i (Shahih An Nasa'i 1140) meriwayatkan dari sahabat Syaddad Al Laitsi tentang perhatian Nabi Muhammad ﷺ terhadap anak-anak.

Nabi Muhammad ﷺ keluar dari rumah untuk salat menuju masjid Nabawi sambil menggendong cucunya; kalau bukan Hasan, maka Husain.

Beliau maju menuju tempat imam. Cucunya diletakkan di lantai. Beliau takbiratul ihram dan memimpin salat berjamaah.

Di tengah-tengah salat, Beliau sujud dengan durasi waktu yang lama. Tidak seperti hari-hari biasa.

Sahabat Syaddad mengangkat kepala dari sujud. Mungkin menyangka Nabi Muhammad ﷺ sudah bangkit dari sujud, atau mengkhawatirkan sesuatu.

" Ternyata, si cucu sedang berada di atas punggung Rasulullah, padahal Beliau masih dalam kondisi sujud. Maka, saya pun kembali sujud ", kata Syaddad.

Selepas salat, para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, sungguh Anda tadi sujud di tengah-tengah salat dan Anda memanjangkan sujud. Sampai-sampai kami menyangka ada satu peristiwa telah terjadi, atau Anda sedang menerima wahyu "

Beliau menjawab:

كلُّ ذلكَ لم يكُنْ، ولكنَّ ابْني ارْتَحَلَني، فكرِهْتُ أنْ أُعْجِلَهُ حتَّى يَقضيَ حاجتَهُ.

" Bukan itu. Namun, cucuku bermain tunggang-tunggangan di punggungku. Maka, saya tidak ingin mengganggunya, sampai ia puas bermainnya "

Minimal ada 3 pelajaran penting dari hadis di atas.

Pertama : Sejak dini, anak telah dikenalkan dengan masjid. Bukan hanya tentang masjid tentunya. Anak pun dibiasakan dengan ibadah di masjid, utamanya salat.

Banyak hadis menerangkan bahwa di masa Nabi Muhammad ﷺ, anak-anak kecil dibawa ke masjid.

Tentu tidak asal dibawa! Anak mesti dikondisikan agar tidak mengganggu kekhusyukan salat, tidak membuat gaduh, dan tidak menimbulkan najis.

Jika dilatih dan dibiasakan, anak akan terbentuk untuk tenang dan tidak mengganggu salat.

Harapannya, sejak masih kecil, anak telah membangun hubungan yang baik dengan Allah Ta’ala.

Kedua : Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk kita agar memberikan waktu yang cukup dalam membersamai anak.

Dengan membersamai, anak akan tumbuh kuat dan tangguh secara fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.

Karena, kebersamaan dengan anak adalah asupan terbaik untuk tumbuh kembangnya.

Anak yang jarang diperhatikan, kurang porsi kebersamaannya dengan orang tua, tentu sedikit banyak membuat anak menjadi lemah. Lemah dalam aspek fisik, mental, sosial, dan kecerdasan.

BY Anak Muda Dan Salaf


Share with your friend now:
tgoop.com/anakmudadansalaf/1129

View MORE
Open in Telegram


Telegram News

Date: |

Find your optimal posting schedule and stick to it. The peak posting times include 8 am, 6 pm, and 8 pm on social media. Try to publish serious stuff in the morning and leave less demanding content later in the day. With Bitcoin down 30% in the past week, some crypto traders have taken to Telegram to “voice” their feelings. SUCK Channel Telegram 3How to create a Telegram channel? Don’t publish new content at nighttime. Since not all users disable notifications for the night, you risk inadvertently disturbing them.
from us


Telegram Anak Muda Dan Salaf
FROM American