Debarnya masih sangat terasa Meski raga tak lagi berada Ketika kenyataan tak sesuai asa Hanya semoga memenuhi dalam dada
Aku yang kehilangan kata-kata Karena panah kata telah melesat begitu jauh dari busurnya Meski papan target tepat di depan mata Tapi berbelok pada bilah-bilah kayu tak berpunya
Rindu ini masih saja tertuju padamu Sosok yang merenggut lelap di setiap tidurku Bahkan mampu menutupi panasnya mentari Dengan teduhnya setiap tatapan dan genggaman dalam jemari
Jika aku mampu memutar waktu Tak akan pernah memilih jalan yang kemarin Memutar arah kembali menghindari temu Tapi nyatanya aku harus melalui luka-luka dalam batin
Satu nama yang rajin kusebut dalam pinta Tak pernah luput meski derai bak anak sungai mengalir Membanjiri pelupuk hingga tak nampak baik dan buruk sebagai pembeda Biarlah angin membawa setiap harap lewat semilir
Kini, lihatlah aku yang selalu kalah dihujam rindu Kembali kuarahkan panah kata satu persatu Lagi dan lagi semua tertuju padamu Bukan lagi kehilangan kata, tapi mati membiru
Baiklah, aku menyerah Kau yang menang Jiwaku mulai lelah Ditikam rindu yang terus berulang
Debarnya masih sangat terasa Meski raga tak lagi berada Ketika kenyataan tak sesuai asa Hanya semoga memenuhi dalam dada
Aku yang kehilangan kata-kata Karena panah kata telah melesat begitu jauh dari busurnya Meski papan target tepat di depan mata Tapi berbelok pada bilah-bilah kayu tak berpunya
Rindu ini masih saja tertuju padamu Sosok yang merenggut lelap di setiap tidurku Bahkan mampu menutupi panasnya mentari Dengan teduhnya setiap tatapan dan genggaman dalam jemari
Jika aku mampu memutar waktu Tak akan pernah memilih jalan yang kemarin Memutar arah kembali menghindari temu Tapi nyatanya aku harus melalui luka-luka dalam batin
Satu nama yang rajin kusebut dalam pinta Tak pernah luput meski derai bak anak sungai mengalir Membanjiri pelupuk hingga tak nampak baik dan buruk sebagai pembeda Biarlah angin membawa setiap harap lewat semilir
Kini, lihatlah aku yang selalu kalah dihujam rindu Kembali kuarahkan panah kata satu persatu Lagi dan lagi semua tertuju padamu Bukan lagi kehilangan kata, tapi mati membiru
Baiklah, aku menyerah Kau yang menang Jiwaku mulai lelah Ditikam rindu yang terus berulang
Telegram channels enable users to broadcast messages to multiple users simultaneously. Like on social media, users need to subscribe to your channel to get access to your content published by one or more administrators. Telegram users themselves will be able to flag and report potentially false content. A few years ago, you had to use a special bot to run a poll on Telegram. Now you can easily do that yourself in two clicks. Hit the Menu icon and select “Create Poll.” Write your question and add up to 10 options. Running polls is a powerful strategy for getting feedback from your audience. If you’re considering the possibility of modifying your channel in any way, be sure to ask your subscribers’ opinions first. Just at this time, Bitcoin and the broader crypto market have dropped to new 2022 lows. The Bitcoin price has tanked 10 percent dropping to $20,000. On the other hand, the altcoin space is witnessing even more brutal correction. Bitcoin has dropped nearly 60 percent year-to-date and more than 70 percent since its all-time high in November 2021. With the sharp downturn in the crypto market, yelling has become a coping mechanism for many crypto traders. This screaming therapy became popular after the surge of Goblintown Ethereum NFTs at the end of May or early June. Here, holders made incoherent groaning sounds in late-night Twitter spaces. They also role-played as urine-loving Goblin creatures.
from us