PUISIJUITA Telegram 786
Forwarded from Rontaan Bisu 🥀🌙
Hai. Sudah lama rasanya kita tidak berbalas sapa seperti ini.
Tidak kiralah, walau siapa sekalipun dirimu yang sedang membaca, ya warkah ini kutuju untukmu. Jika kau sudi, bacalah sambil menghayati iringan muzik di atas ini ya? ❤️‍🩹

Hei, adakah harimu ini baik-baik saja?
Sudahkah kau tersenyum.. atau adakah hal-hal indah yang buat kau tertawa?
Ada ? Syukurlah Tuhan, sungguh aku turut bergembira untukmu. 🥰

Jika tak ada? Hm.... apakah yang begitu kau risaukan, teman?
Adakah ia begitu berat mencengkam ruang perasaanmu, hingga membuatmu lupa untuk menikmati bahagia?

Adakah kau sedang lagi berduka? Sudahlah, jangan terlalu hanyut memikirkannya ya. Nanti tubuhmu sakit. Bukankah kau itu terlahir kuat? Meski kau sendiri ragu, namun aku tahu kau sememangnya kuat -- dan aku yakin itu.

Ya.. benar. Hidup ini sememangnya ada kalanya sukar. Ada saatnya kita terjatuh, bersendirian di bawah dentuman guruh dan aliran hujan. Tiada tangan yang dihulurkan, kita merasa bersendirian dan tidak dipedulikan.

Ya, memang adakalanya realiti terasa begitu pahit untuk ditelan. Ya, memang ada waktunya hidup terasa membebankan.
Namun itu tidak bermakna kita harus meratap selamanya kan?

Sama seperti langit, ada waktunya ia akan menangis. Namun bukankah ada juga harinya ia tersenyum lebar bersama hadirnya mentari, hingga hangat senyumannya tiba di jendela kamarmu?

Ya. Mungkin... hidup kita juga umpama langit itu. Ada waktunya ia muram, dan ada waktunya ia akan kembali ceria.
Janganlah terus merasa malang, kisah sedihmu ini hanya sesaat cuma. Ia takkan bertahan lama, tak lama lagi ia tetap akan sirna.

Kau juga layak untuk tersenyum, kau juga layak untuk bahagia. Janganlah terus menerus membiarkan dirimu di takuk kejatuhan itu, ya? Bukankah kita sudah pernah berjanji untuk kuat bersama?

Ya, jika kau rasa ingin menangis, menangislah. Jika kau rasa ingin kecewa, nikmatilah kekecewaanmu itu untuk malam ini sahaja, untuk yang terakhir kalinya. Dan pagi esok, bangunlah dengan semangat yang baru.

Oh, tak cukup? Kau rasa perlukan lebih masa? Baiklah. Ambillah sebanyak mana pun masa yang kau perlu ya. Tapi jangan terlalu lama ya?

Kerana masih terlalu ramai insan yang menyayangimu, masih terlalu ramai insan yang merindukan wajah manis dan canda tawamu.

Ya, bersedih lah buat seketika, namun berjanjilah padaku ; bahawa kau akan lekas kembali bahagia, ya?

-- Rontaan Bisu 🥀🌙



tgoop.com/puisijuita/786
Create:
Last Update:

Hai. Sudah lama rasanya kita tidak berbalas sapa seperti ini.
Tidak kiralah, walau siapa sekalipun dirimu yang sedang membaca, ya warkah ini kutuju untukmu. Jika kau sudi, bacalah sambil menghayati iringan muzik di atas ini ya? ❤️‍🩹

Hei, adakah harimu ini baik-baik saja?
Sudahkah kau tersenyum.. atau adakah hal-hal indah yang buat kau tertawa?
Ada ? Syukurlah Tuhan, sungguh aku turut bergembira untukmu. 🥰

Jika tak ada? Hm.... apakah yang begitu kau risaukan, teman?
Adakah ia begitu berat mencengkam ruang perasaanmu, hingga membuatmu lupa untuk menikmati bahagia?

Adakah kau sedang lagi berduka? Sudahlah, jangan terlalu hanyut memikirkannya ya. Nanti tubuhmu sakit. Bukankah kau itu terlahir kuat? Meski kau sendiri ragu, namun aku tahu kau sememangnya kuat -- dan aku yakin itu.

Ya.. benar. Hidup ini sememangnya ada kalanya sukar. Ada saatnya kita terjatuh, bersendirian di bawah dentuman guruh dan aliran hujan. Tiada tangan yang dihulurkan, kita merasa bersendirian dan tidak dipedulikan.

Ya, memang adakalanya realiti terasa begitu pahit untuk ditelan. Ya, memang ada waktunya hidup terasa membebankan.
Namun itu tidak bermakna kita harus meratap selamanya kan?

Sama seperti langit, ada waktunya ia akan menangis. Namun bukankah ada juga harinya ia tersenyum lebar bersama hadirnya mentari, hingga hangat senyumannya tiba di jendela kamarmu?

Ya. Mungkin... hidup kita juga umpama langit itu. Ada waktunya ia muram, dan ada waktunya ia akan kembali ceria.
Janganlah terus merasa malang, kisah sedihmu ini hanya sesaat cuma. Ia takkan bertahan lama, tak lama lagi ia tetap akan sirna.

Kau juga layak untuk tersenyum, kau juga layak untuk bahagia. Janganlah terus menerus membiarkan dirimu di takuk kejatuhan itu, ya? Bukankah kita sudah pernah berjanji untuk kuat bersama?

Ya, jika kau rasa ingin menangis, menangislah. Jika kau rasa ingin kecewa, nikmatilah kekecewaanmu itu untuk malam ini sahaja, untuk yang terakhir kalinya. Dan pagi esok, bangunlah dengan semangat yang baru.

Oh, tak cukup? Kau rasa perlukan lebih masa? Baiklah. Ambillah sebanyak mana pun masa yang kau perlu ya. Tapi jangan terlalu lama ya?

Kerana masih terlalu ramai insan yang menyayangimu, masih terlalu ramai insan yang merindukan wajah manis dan canda tawamu.

Ya, bersedih lah buat seketika, namun berjanjilah padaku ; bahawa kau akan lekas kembali bahagia, ya?

-- Rontaan Bisu 🥀🌙

BY Juita.


Share with your friend now:
tgoop.com/puisijuita/786

View MORE
Open in Telegram


Telegram News

Date: |

To edit your name or bio, click the Menu icon and select “Manage Channel.” Members can post their voice notes of themselves screaming. Interestingly, the group doesn’t allow to post anything else which might lead to an instant ban. As of now, there are more than 330 members in the group. The group also hosted discussions on committing arson, Judge Hui said, including setting roadblocks on fire, hurling petrol bombs at police stations and teaching people to make such weapons. The conversation linked to arson went on for two to three months, Hui said. Commenting about the court's concerns about the spread of false information related to the elections, Minister Fachin noted Brazil is "facing circumstances that could put Brazil's democracy at risk." During the meeting, the information technology secretary at the TSE, Julio Valente, put forward a list of requests the court believes will disinformation. On Tuesday, some local media outlets included Sing Tao Daily cited sources as saying the Hong Kong government was considering restricting access to Telegram. Privacy Commissioner for Personal Data Ada Chung told to the Legislative Council on Monday that government officials, police and lawmakers remain the targets of “doxxing” despite a privacy law amendment last year that criminalised the malicious disclosure of personal information.
from us


Telegram Juita.
FROM American